Oleh Misniarwati
Saya Misniarwati dan biasanya dipanggil Cut Kayla pelaminan. Saya tinggal di ring satu blok A PT Medco. Sebagaimana kita ketahui PT. Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi dan kegiatan energi lainnya, pengeboran darat dan lepas pantai, dan investasi (langsung dan tidak langsung) pada anak perusahaan, di daerah domisili saya, tepatnya di desa Blang Nisam, kecamatan Indra Makmu, Aceh Timur:
Sebagai penduduk di kawasan ini, tentu banyak cerita sebenarnya yang bisa saya tulis dan bagikan. Salah satunya adalah tentang bau yang bukan hanya menjadi masalah bagi saya, tetapi juga masyarakat sekitar perusahaan itu.
Ada bau yang sangat menyengat yang dikeluarkan oleh PT. Medco dan membuat kesehatan terganggu. Ya, ikut pula mengganggu kegiatan lainnya seperti mencari rezeki sehari – hari. Karena bau itu kalau baunya terlalu lama bisa membuat sesak, sakit kepala, mual dan muntah. Apalagi kalau ada yang mengidap penyakit rentan seperti saya ada sinusitis, sangat cepat sekali terasa bahkan banyak juga korban yang masuk Puskesmas dan dirujuk ke rumah sakit besar. Kondisi ini sudah lumayan lama berlangsung. Sayangnya pihak Medco dan perangkat desa kurang merespon kondisi buruk ini.
Nah dari situlah saya berpikir, makin lama dibiarkan bau itu sangat meresahkan. Apalagi pihak Medco menganggap bau itu tidak berbahaya dan masih di bawah ambang batas, ditambah lagi perangkat desa yang tidak peduli sama sekali terhadap masalah ini. Maka dari sinilah saya coba bangkit dan peduli untuk masa depan anak-anak generasi bangsa kita selaku generasi penerus bangsa.
Bisa dibayangkan kalau anaknya selalu sakit, bagaimana nantinya jadi penerus bangsa? Akan sangat buruk bukan? Oleh sebab itu, berangkat dari keprihatinan dan kepedulian terhadap masalah dan kondisi masyarakat di daerah saya tinggal, maka kawan-kawan yang senasib membentuk komunitas perempuan peduli lingkungan.
Dengan komunitas ini kami melakukan upaya penyadaran masyarakat dan menyikapi masalah yang dihadapi masyarakat. Kami, lewat komunitas ini telah mengadukan hal ini ke DPRK, DPRA, BPMA, DLHK, LHK, bahkan dewan yang di DPRI pun sudah tahu permasalahan kami di desa. Namun, perjuangan memang tidak mudah, tidak seperti membalik telapak tangan. Membalikan telapak tangan saja tidak bisa, bila stamina kita kurang. Apalagi masalah pelik seperti ini. Dikatakan demikian, karena kenyataannya belum ada tanggapan yang serius dari pihak yang memiliki wewenang atau otoritas. Mungkin karena kami rakyat kecil dan hanya perempuan.
Kendati demikian, lelah, capek dan berbahaya, itu adalah risiko. Kami akan tetap bersuara memperjuangkan hak-hak kami menghirup udara sehat. Apalagi kami merasa tidak ada untung apa pun yang diperoleh dari PT. Medco tersebut.
Mungkin saja ada yang diberikan ke desa, tapi kami tidak merasakan apa-apa. Tidak ada artinya dibandingkan dengan bau yang dikeluarkan oleh pabrik. Kami merasa tidak nyaman lagi tinggal di sini. Oleh sebab itu, kami terus berjuang dan mencari jalan terbaik untuk berjuang. Karena usaha lewat komunitas itu belum membuahkan hasil. Saya harus berusaha mencari jalan lain.
Saya bangkit menerobos jalan politik. Saat ini saya masuk menjadi Caleg dengan harapan terpilih nantinya untuk masuk ke ruang pemerintahan. Bila saja terpilih kelak, apa yang ada permasalahan di masyarakat saya Insya Allah akan bisa disuarakan dan ditanggapi dengan baik. Sehingga masyarakat seperti kami tidak dipermainkan. Apalagi caleg perempuan tidak mau dibilang caleg sebagai pelengkap.
Perempuan harus maju. Perempuan tidsk boleh disepelekan. Perempuan harus bangkit. Percayalah hati nurani perempuan lebih peka terhadap masyarakatnya.
Insya Allah dengan dukungan para pemilih yang cerdas, perempuan -perempuan di daerah pemilihan saya, niat untuk menyuarakan masalah rakyat akan bisa dilakukan secara intensif. Kita sudah melihat sendiri bahwa masalah bau dari PT Medco ini, tidak ada yang mau dan serius membantu. Oleh sebab itu, kita harus masuk ke kawanan pembuat kebijakan. Untuk itu, bantuan masyarakat kelak, saya berharap dapat dukungan yang tulus dari masyarakat hingga selalu amanah dan bisa jadi wakil rakyat yang setia kepada masyarakat dengan membawa aspirasi yang ada ke pusat.
Jadi, jujur saya katakan bahwa awal mulanya saya tidak tertarik yang namanya jadi caleg dan duduk jadi dewan nantinya kalau terpilih. Namun karena hati nurani saya dah mulai terpanggil untuk rakyat dan masyarakat di sekitar saya, saat ini saya maju ke ranah politik dengan mengikuti pencalonan sebagai caleg.