Oleh Fauza, S.Si, M.Pd
Pendidikan merupakan salah satu aspek kunci dalam pembentukan karakter dan masa depan generasi muda. Di era saat ini, tuntutan akan guru yang tidak hanya kompeten secara akademis tetapi juga mampu mendidik sepenuh cinta dan mengajar sepenuh rasa semakin mendesak. Pandangan ini sejalan dengan visi Ki Hajar Dewantara (KHD), pendiri Taman Siswa dan pelopor Kurikulum Merdeka di Indonesia. Artikel ini akan membahas konsep mendidik sepenuh cinta, mengajar sepenuh rasa, mengaitkannya dengan pandangan pendidikan menurut KHD, dan menjelaskan bagaimana menjadi guru hebat di era sekarang.
Mendidik sepenuh cinta dan mengajar sepenuh rasa adalah gagasan yang mencerminkan pentingnya pendidikan yang berfokus pada nilai-nilai, empati, dan komitmen. Cinta merupakan sihir yang melenyapkan perasaan negatif dalam pembelajaran. Dalam konteks ini, mendidik sepenuh cinta berarti melibatkan diri secara emosional dengan murid-murid, memberikan perhatian penuh, dan peduli terhadap perkembangan mereka. Mengajar sepenuh rasa, di sisi lain, berarti memberikan materi pelajaran dengan penuh gairah, kreativitas, dan semangat, sehingga pembelajaran menjadi pengalaman yang berarti.
KHD memiliki pandangan yang sangat progresif tentang pendidikan. Pendidikan sebagai sarana untuk menciptakan warga negara yang merdeka, mandiri, dan berakhlak mulia. Pendidikan dianggap sebagai alat untuk membebaskan pikiran dan mengembangkan karakter yang kuat. Ia menginginkan pendidikan yang menekankan perkembangan individu secara holistik, bukan sekadar mengisi kepala murid dengan pengetahuan. KHD menganjurkan pendidikan yang menghargai keunikan setiap murid. Ia percaya bahwa guru harus memahami kebutuhan individual setiap anak dan memberikan perhatian khusus terhadap perkembangan mereka. Ini adalah wujud dari mendidik sepenuh cinta, di mana guru bersedia terlibat secara emosional dengan murid-muridnya dan membantu mereka tumbuh sebagai individu yang lebih baik. Dalam mengajar sepenuh rasa, KHD menekankan bahwa proses pembelajaran harus melibatkan murid secara aktif. Guru harus menggunakan metode yang kreatif dan relevan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga materi pelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna bagi murid. Sesuatu yang berbeda akan menimbulkan ketertarikan dan rasa ingin tahu murid. Itulah pintu gerbang belajar. Hal ini mencerminkan semangat mengajar sepenuh rasa, di mana guru memberikan materi dengan gairah dan semangat untuk menginspirasi murid.
Menjadi guru hebat di era sekarang mengharuskan pendidik untuk memadukan pandangan KHD dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Seorang guru hebat harus memiliki kemampuan teknis yang kuat, seperti menguasai teknologi pendidikan, tetapi juga memiliki kualitas emosional yang mendalam. Berikut adalah beberapa langkah untuk menjadi guru hebat:
Mengenal Murid Secara Individual: Setiap murid memiliki kebutuhan dan potensi yang berbeda. Guru harus berusaha memahami setiap murid secara individual, termasuk latar belakang, minat, dan kemampuan mereka.
Menggunakan Teknologi Secara Bijak: Guru hebat tidak hanya mengajar dengan buku pelajaran tradisional, tetapi juga memanfaatkan teknologi pendidikan untuk memperkaya pembelajaran. Ini mencerminkan adaptasi terhadap perkembangan zaman.
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Inklusif: Guru harus menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan mendukung kesejahteraan emosional murid. Ini mencerminkan prinsip mendidik sepenuh cinta.
Menanamkan Nilai dan Etika: Selain mengajarkan pengetahuan, guru juga harus berperan dalam mendidik karakter dan moral murid. Mereka harus memberikan teladan tentang nilai-nilai etika dan keadilan.
Menginspirasi dan Merangsang Mimpi: Guru harus menjadi sumber inspirasi bagi murid dan membantu mereka menemukan hasrat serta meraih impian mereka. Hal ini mencerminkan semangat mengajar sepenuh rasa.
Mendidik sepenuh cinta dan mengajar sepenuh rasa adalah gagasan yang memandang pendidikan sebagai lebih dari sekadar transfer pengetahuan yang mengutamakan pendidikan yang merdeka, inklusif, dan berfokus pada pembentukan karakter. Mendidik merupakan kegiatan intergratif olah piker (literasi dan numerasi), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik) Mengajar dengan perasaan bahagia meningkatkan motivasi dan semangat guru dalam melaksanakan tugasnya. Menjadi guru hebat di era sekarang mengharuskan kombinasi prinsip pendidikan dengan adaptasi terhadap perkembangan zaman dan teknologi.
Dengan mengintegrasikan cinta, semangat, dan pengetahuan, guru dapat membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan. Inilah yang seharusnya menjadi panduan bagi para pendidik dalam membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan.
Penting untuk memeriksa dan membersihkan niat kita secara berkala. Apakah kita mengajar hanya untuk imbalan materi, pujian, atau pengakuan semata, atau apakah kita benar-benar mengajar dengan niat ikhlas untuk memberikan yang terbaik kepada murid-murid kita?. Guru yang ikhlas, memainkan peran penting dalam membentuk masa depan generasi muda. Kemauan untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui pekerjaan sebagai pendidik adalah langkah yang mulia. Selalu berupaya untuk menjadi guru yang lebih baik dan mendedikasikan diri sepenuhnya untuk murid-murid dengan niat yang tulus adalah tindakan mulia yang akan mendatangkan keberkahan dan pahala berlipat ganda dari Allah swt.