Oleh : SYIFATURRAHMAH
Siswi Kelas XI-1 SMAN 1 Jeunieb, Kabupaten Bireuen
Hidupku terasa sunyi, sepi, dan hampa setelah aku kehilangan seorang wanita paruh baya . Wanita itu yang mengandungku, melahirkanku, mengurusku, membesarkanku dari bayi hingga Aku remaja. Dia adalah sosok seorang ibu yang sangat aku cintai. Dialah harta yang paling berharga, dan dialah cahaya yang selalu menerangiku. Dia seperti matahari yang selalu menyinari duniaku, dan dia adalah bidadari yang selalu menyemangati hari-hariku, melindungiku, dan memberikan kehangatan dan kelembutannya kepadaku. Bagiku dia adalah syurgaku.
Rasanya kehilangan seorang ibu sama seperti aku kehilangan separuh nyawa, dunia dan impianku. Ibuku pernah berkata “ Nak, jika kamu sedang berada dalam kesusahan, kesenangan, bahkan ditimpa banyak masalah, jangan pernah kamu melupakan salatmu, karena dengan salat dan berdoa kepada Allahlah, hati dan pikiran kamu menjadi tenang, adem, dan insyaallah, Allah akan selalu mengabulkan segala .
Pesan kedua, juga harus sering bersedekah. Jangan pernah menghina orang lain, dan perbanyaklah bersabar,” Begitulah nasihat ibu kepadaku. Nasihat itu akan selalu kuingat seumur hidupku.
Biasanya setiap pulang sekolah, ibuku selalu menyambutku dengan senyumannya dan dengan hidangan makanan kesukaanku yang selalu ibuku masak. Tapi.., berbeda dengan sekarang, setiap aku pulang sekolah, rumah terasa sepi, sunyi, dan gak ada sambutan, senyuman dan hidangan kesukaan, dan sekarang semua yang pernah kulakukan dengan ibuku dulu. Sekarang hanyalah tinggal kenangan dan bayangan. Aku hanya bisa berdoa kepada Allah “Semoga Allah menerima amal ibadahnya dan ditetapkan di dalam syurga-Nya Allah, dan diampuni segala dosanya, Aamiin ”
Kehilangan adalah suatu ujian dan kekuatan. Jika kita kehilangan seseorang, kita hanya butuh kesabaran dan keiklasan karena, waktu tidak bisa kita putarkan kembali, dan kita hanya bisa berusaha untuk melupakan bukan menghapus kenangan.
Dua hari sebelum mama meninggal , beliau sempat menitipkan pesan. Pada Rabu yang cerah matahari bersinar ,disambut dengan suara merdu sang ayam. Terdengar suara lembut dari seorang wanita paruh baya” Syifa… Syifa… ayo bangun nak, ga sekolah kamu hari ini?” suara lembut mama membangunkanku.
“ gak maa, males sekolah hari ini , aku pengen ada di pelukan mama aja”. Sahutku kepada mama dengan suara agak lemas, karena aku masih ngantuk.
Lalu ibu berkata sambil mengelus-elus kepalaku “Syifa, bila suatu saat mama sudah gak ada, kamu lah yang menggantikan posisi mama sayang. Kamu yang harus mengurus keluarga, mengurus pekerjaan rumah, dan segala urusan yang lainnya” Kata mama kepadaku.
“Iya maa, sudah lah maa. Mama jangan ngomong tentang itu. Pokoknya mama sekarang masih ada dalam pelukan aku” sahutku kepada mama sambil tidur di atas pahanya dan memeluknya.
Dan aku bertanya kepada mama “mama sudah makan? ” “Belum nak “ jawab mama
“Ya sudah mama makan dulu. Habis tu mama minum obat. Biar aku saja yang masak” kataku kepada mama.
Terus mama tersenyum sambil menjawab “ iya nak , ya sudah kamu cuci muka dulu, biar mama saja yang rapikan tempat tidur”
“ Baik ma “ sahutku sambil tersenyum
Dan aku pun langsung bergegas ke kamar mandi, terus ke dapur buat masak untuk mama, ayah, dan adikku yang suka jahil.
Selesai masak aku pun memberikan makanan kepada mamaku. Selesai makan aku pun memberikan obat kepadanya seperti biasanya. Setelah selesai aku pun lanjut membersihkan rumah dan setelah itu, aku pun bermain di halaman rumah bersama teman-teman.
Tanpa kusadari hari pun menjalang sore , aku bergegas ke kamar mandi untuk mandi. Setelah itu, seperti biasanya aku menyiapkan masakan kepada keluarga kecilku, lalu aku menyuapi mama makan, dan memberi obat kepadanya. Kemudian akupun langsung pergi ngaji dan sholat berjamaah di sana. Sepulang ngaji aku langsung bergegas balik ke rumah.
Sesampainya di rumah aku langsung tidur di sebelah mamaku sambil memeluknya dengan erat, karena kondisinya juga lagi sejuk, dan badannya panas banget, jadi aku tidurnya sambil memeluk mamaku. Karena kehangatan seorang ibu saya langsung merasa nyaman dan tertidur sambil memeluknya.
Pagi pun tiba, di hari Kamis seperti biasanya mamaku membangunkanku dengan suara lembutnya, “nak bangun udah pagi, mandi dan sholat dulu habis itu berangkat sekolah” kata mama dengan suara lembut nya
“Iya maaa “ jawabku dengan nada lemas karena kondisi masih sangat ngantuk.
Akupun langsung ke kamar mandi, lalu salat dan menghangatkan makanan yang sudah saya masak kemarin sore. Seperti biasanya sebelum berangkat saya nyiapkan makanan dan obat untuk mamaku terlebih dahulu, setelah itu baru berangkat ke sekolah.
“ maa aku berangkat dulu aku, nasinya di habiskan ya maa obat nya jangan lupa di minum “ kata aku sambil bersalaman dengan mama.
“Iya nak, hati hati sekolahnya, yang rajin belajar ya nak”. kata mama sambil mengusap kepalaku.
“Iya maaa, assalamu’alaikum maa” salam ku kepada mama.
“Wa’alaikumus salam “ sahut mama sambil tersenyum.
Dan di sekolah aku bertemu dengan teman-teman yang baik hati dan ramah kepada ku. Kakak kelas yang baik kadang juga sedikit nakal kepadaku, tapi aku senang mereka bisa diajak bicara dan saling membantu walaupun abang kelas masih sering bolos ketika jam pelajaran, hehehe.
Di sekolah aku mempunyai dua sahabat, yaitu Husna, dan Maisyarah. Mereka adalah teman curhatku dan juga sering membantuku bila aku lagi sedang menghadapi banyak masalah, dan sepulang dari sekolah aku pun langsung pulang ke rumah.
Sesampainya aku di rumah, aku langsung salam sama mama, dan bertanya, “mama udah makan , udah minum obatnya” tanyaku kepada mama.
“ belum nak, mama gak selera makan” jawab mama.
“Yaudah mama, gimana kalau aku masak bubur aja? Mama pasti mau kan? ”.Tanya aku kepada mama.
“Iya nak kamu cobak masak aja siapa tahu nanti mama mau makannya” jawab mama.
Aku langsung mengganti pakaian dan langsung memasak bubur untuk mama, setelah buburnya matang, aku langsung berikan ke mama dan memberikan obat kepadanya. Setelah itu aku membereskan rumah dan setelah semuanya selesai, tiba tiba mama berkata “ nak kayaknya keadaan mama semakin hari semakin lemas deh dan setiap minum obat tidak terlihat adanya kemajuan” Ucap mama kepadaku.
Aku pun merasa sedih mendengarnya dan aku menjawab “maa, mama tenang saja insyaallah , Allah akan memberikan kesembuhan kepada mama” . Aku pun menjawab dengan air mata yang berlinang.
Mama berkata kepadaku “Syifa kamu kan perempuan yang tinggal di rumah, Kedua kakakmu juga sudah punya keluarga masing-masing jadi jika suatu saat mama sudah tidak ada, kamu jaga diri baik- baik ya sayaang. Jaga adik kamu, ajarin dia dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Kamu juga jangan sering bertengkar dengan adik kamu. Kamu tu harus jadi contoh yang baik untuk adik kamu, jangan sering keluar malam. Ingat , kamu itu anak perempuan mama. Jangan pernah kamu mempermalukan keluarga. Sering-seringlah duduk di rumah. Kamu harus jadi anak perempuan mama yang kuat, sabar, pemberani, dan baik hati. Salat 5 waktu jangan pernah lupa, ingat jika ada sesuatu yang terjadi ingatlah Allah. Allah yang maha pengasih dan yang maha penyayang,” Begitu nasihat mama kepadaku.
Aku pun sambil menahan air mata, berkata “ mama jangan bilang seperti itu, insyaallah aku akan mengingat semua nasehat mama, tapi mama harus yakin bahwa mama pasti bisa sembuh” aku berkata sambil menyeka air mataku.
Tanpa kusadari hari pun menjalang sore, aku langsung bergegas mandi, lalu menyiapkan masakan untuk keluarga. Setelah selesai masak, aku ambil wudhu dan salat. Di sela-sela doaku aku menyelipkan doa kepada mamaku agar diberi kesembuhan kepadanya. Selesai salat aku pun membaca surah yaasin dyn Al-Waqi’ah sambil duduk di dekat mamaku. Kami membaca Al Quran bertiga, aku, mama, dan adik laki-lakiku yang bungsu.
Selesai membaca Al-Quran mamaku dibawa oleh ayah dan abangku ke rumah sakit. Aku bersama adik dan abangku yang pertama pun tinggal di rumah bertiga. Adik dan abangku sudah tertidur lelap , tinggallah aku seorang diri yang belum tidur. Setelah itu tiba-tiba di dalam rumahku ada sepasang burung entah burung apa, aku tidak mengetahuinya burung itu mengelilingi rumahku, dan mejerit-jerit. Setelah itu terbang lagi dan mengelilingi di dalam rumahku lagi. Burung itu seperti memberi isyarat atau pertanda. Aku mulai kepikiran yang aneh-aneh, tapi aku tetap berpikiran yang positif agar tidak menjadi overthinking, karena perasaanku mulai kurang enak. Aku langsung mengambil wudhu dan salat. Selesai salat aku berdoa lagi kepada Allah supaya menyembuhkan penyakit mamaku. Selesai salat, mama, abang dan ayahku pun pulang, Aku langsung mendekati mereka dan bertanya kepada ayah “ lho kok tumben pulangnya cepat ?”.
“ iya soalnya rumah sakitnya gak terbuka, ayah lupa bahwa malam ini malam jum’at” jawab ayah. “oh iya ya, malam ini kan malam jumat”. Lanjutku
Kemudian aku berkata kepada ayah “ayah coba lihat ke atas ada burung berpasangan berterbangan di dalam rumah, dia sudah dari tadi mengelilingi rumah dan menrjerit-jerit”.
“Mungkin cuma burung yang sedang terbang bebas, dan barangkali gak sengaja masuk ke rumah kita” jawab ayahku .
Karena malam pun sudah terlalu larut , kami pun tidur.
Sekitar jam 2 malam mama membangunkanku, katanya, “ nak bangun, kaki mama perih dan panas sekali seperti terkena air cabe, tolong kompresin kaki mama sebentar” Pinta mama kepadaku.
“ iya mama” jawabku kepada mama dengan mata yang masih sulit untuk dibuka.
Setelah kukompresi kakinya, sekitar 10 menit kemudian aku disuruh tidur lagi oleh mama. Akupun melanjutkan tidurku begitu saja sambil memeluknya dan tiba-tiba jam 3 malam aku terbangun karena melihat mama seperti mencari sesuatu.
“ maa, mama lagi apa, kok kaya orang mencari sesuatu?” tanyaku kepada mama. “ iya nak, mama lagi mencari tutup air obat mama yang jatuh “ jawab mama .
Gak lama kemudian aku pun menemukan tutup itu dan langung aku tutup air biar obatnya tidak tumpah.
“ lah dah basah baju mama kena air, kayaknya barusan ada tumpah ya saat mama minum? Yaudah mama tidur aja kan udah ketemu tutup nya” Ujarku pada mama.
“Gak papa kamu tidur duluan aja, mama mau duduk dulu sebentar, lagian kan kamu besok sekolah kan nak “ kata mama kepadaku dengan suara lembutnya.
“ iy maa” Jawab sayaa sambil tidur dan memeluk pahanya.
Terus sekitar jam 5 terbangun lagi karena melihat mama mau bangun untuk duduk, dan aku langsung bangun untuk membantu mama duduk .
“ maaa, kenapa mama gak bangunkan aku, kan aku bisa bantu mama buat dudukkan,“ Ujar aku pada mama.
“ iya nak, mama gak mau bangunin kamu karena takut besok terlambat bangun dan gak sekolah” jawab mama.
“ ya kan gak papa ma” jawab ku kepada mama.
“ yaudah tidur lagi sana udh jam berapa sekarang, udah hampir subuh juga” Kata mama.
“ iya maa ni aku tidur, kalau mama butuh apa apa bangunin ya maa” Ujar ku sambil menarik selimut.
“ iya anak ku” jawab mama.
Paginya mama pun bangunkan aku dengan suara lembut dan penuh kasih sayang, “nak bangun, mandi, salat, dan sekolah” Kata mama dengan suara lembut dan penuh kasih sayang.
“ iy maa, mama aku gak sekolah hari ini ya maa,”
“ kenapa gak sekolah ?” tanya mama.
“ gak enak badan maa” jawabku.
“ udah pokoknya hari ini kamu harus sekolah “ Kata mama. “ iya deh maa iyaa” Jawabku kepada mama.
Setelah selesai mandi dan salat aku memanaskan bubur dan makanan lainnya. Kemudian aku langsung mengganti pakaian. Ketika aku keluar dari kamar kumelihat, ternyata ayahku sedang menyuapi mamaku makanan dan memberikan obat kepada mama. Setelah itu aku pun salam sama mama dan ayah . Lalu, pamit pergi sekolah. Sesampainya aku di sekolah, perasaanku terasa tidak enak.
Seperti biasanya pada hari Jumat, setelah membaca yasin bersama di sekolah, aku dan 2 sahabatku pergi ke kantin. Tiba-tiba Pak Muntasir memanggilku lalu berkata “nak syifa… ke sini sebentar, ikut bapak ke sini ada hal penting yang ingin bapak bicarakan” Kata Pak Muntasir dengan wajah serius.
“Iya Pak bentar ni lagi jalan, memangnya ada apa ya pak? kok bapak memanggilku?” Jawabku dengan penuh keheranan.
“ ni ada yang mencarimu “ Kata Pak Muntasir.
Aku melihat ada tetanggaku di depan pintu pagar sekolah. Lalu, aku bertanya kepadanya “ada apa ya buk tiba-tiba mencari ku?” tanyaku kepada tetanggaku.
“nak ayo kita pulang sebentar” ajak tetanggaku.
“ emang ada apa? Kok aku di ajak pulang buk?”
“ nak mamamu sudah makin pabuk keadaannya” jawab tetanggaku.
Di situlah aku mulai overthinking dan aku pun mulai tidak bisa menahan air mata yang terus mengalir membasahi pipiku. Sambil menahan rasa sedih aku berdoa semoga tidak terjadi apa apa dengan ibundaku tercinta. Sesampainya di kampung tempat kutinggal, aku melihat semua kios pada tutup dan di situlah aku mulai tak bisa menahan lagi air mata. Rasanya jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya, jantungku seperti ditusuk tusuk jarum.
Aku mulai merasa sesak nafas ketika sampai di rumahku. Aku berjalan dengan air mata yang berlinang yang tidak bisa aku tahan. Aku melihat banyak orang berkunjung ke rumahku dan mama terbaring di atas kasur dengan tubuh yang pucat dan dingin.Mukanya tertutup selendang putih dan aku terjatuh di depan pintu dengan pandangan yang gelap. Rasanya pada hari itu seperti aku kehilangan matahari yang selalu menyinariku, dan kedua kakakku pun langsung memelukku, mereka membawaku ke kamar , lalu memberiku air terlebih dahulu dan mengipasiku. Aku pun merasa hilang kesadaran selama satu jam.
Di hari jumat itulah hariku seperti mimpi yang sangat buruk bagiku.
?????? ????? ???? ??? ?????? ?????? ?ang ?????? ??? ?????? ?? ??? ?????? ????? ?ang ?????? ????????, ????? A???? ??????? ??an ??? ??? ????? ?????? ??????? ??????????? ????☺
By : Sy??? ????????? ????? 29 – 30 ????????