Indah Mayasari
Bener Meriah, Aceh
Kadang ketika lelah mendera dan kulihat indahnya bunga
Kukatakan, mengapa aku tak jadi bunga saja?
Yang mengikuti fitrahnya dengan indah menghadap ke langit cerah
Hingga penciptanya berkata tugasnya telah paripurna
Kurenungkan hidup sebatang pohon
Ia tegak berdiri di sana  hingga beribu tahun
Tanpa mengeluh dan protes akan takdirnya
Yang ia tahu hanya berdzikir dan memberi manfaat saja
Kupandang gunung yang tinggi menjulang
Begitu agung jua mampu menahan bumi agar tak berguncang
Kubergumam mengapa ia juga tak sanggup memikul beban?
Memerintah seisi bumi untuk tunduk taat pada pemilik alam
Apakah begitu dahsyatnya penciptaan manusia?
Berani mengambil amanah yang gunung langit juga bumi menolaknya
Melawan kezdaliman dan kebodohan diri agar mampu berdakwah
Menyeru sesamanya bahwa tugas hidup hanya amal ibadah
Semangatpun kembali membara
Bahwa aku dan penciptaanku adalah istimewa
Bebanku juga sesuai bekal yang kuterima
Jadi mengapa aku harus gusar dan merana?
Berbahagialah sebagaimana bunga pohon gunung langit bumi dan seisinya
Terus berdzikir dalam tiap masa walau bagaimanapun kondisinya
Karena Allah tetap bersamamu sahaja
Menaungi memelihara menjaga menyayangi dan menguatkan sepanjang napas masih dalam raga
Rabu, Ba’da Subuh
Uning Bersah, 07 Juni 2023