• *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • Gepeng Yang Diamankan Satpol PPWH Banda Aceh Pakai Sabu Sebelum Beraksi
  • Home 1
    • Air Mata Mata Air
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Memilih Pendidikan, Memilih Masa Depan
  • Redaksi
  • Telaga Sastra Cinta “Savitri J”
Thursday, October 5, 2023
No Result
View All Result
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Cerbung

Ratapan Anak Pinggir Sungai

Bagian Ke dua

admin by admin
June 1, 2023
in Cerbung
0
Ratapan Anak Pinggir Sungai
0
SHARES
2
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Bagian dua 

 

Oleh Munawir Abdullah

AKU baru saja pulang dari sekolah. Kebiasaanku, setiap hari Sabtu pulang dari sekolah, aku tidak langsung pulang ke rumah. Aku bersama teman-teman selalu pergi ke Kulam Cet Tambi. Di sana kami bisa menikmati indahnya suasana alam, sambil bermain lompat-lompatan di dalam air.

Ikan mujair, ikan gabus, dan ikan belut, Itu titipan tuhan secara alami untuk kami. Hanya bermodalkan tangkul (jaring/alat penangkap ikan), ikan itu sudah bisa kami bawa pulang ke rumah. Aku bersama teman-teman, menangkap ikan itu sambil tertawa ria.

Seingatku, Kulam Cet Tambi itu tidak pernah kering. Sawah ratusan haktar di sekitarnya selalu mendapatkan suntikan air segar dari kolam itu. Kulam Cet Tambi itu, bagaikan keajaiban tuhan untuk menjaga kebutuhan hidup orang kampungku. Mereka bertani, baik di kala hujun, maupun di saat kemarau, dengan serba kecukupan.

Pukul 04 sore, aku sudah di rumah dengan menjinjing ikan di tangan. Seperti biasa, mamakku langsung mangambil ikan itu sambil mengomel. Omelan mamak dengan gerakan tangan mangambil ikan, nyaris tidak ada spasi. Aku menikmati saja omelan itu sambil mengganti baju sekolah.

Mamakku sebenarnya sangat lembut dan penyayang. Dia tidak segan-segan membeliku baju baru dan kue-keu enak. Aku sangat sering memakan kue pulet, timphan, dan bolu bawaan mamak dari sekolah.

Kebetulan, profesi mamakku seorang guru. Dia telah banyak melahirkan tokoh cerdas dan hebat di bangsa ini. Kue-kue yang dibeli di sekolah waktu istirahat, selalu mamak bawa pulang ke rumah. Aku dan ayah tidak pernah alpa untuk menikmatinya.

Kata Ibu Ros,  kawan dekat mamak di sekolah, mamak jarang makan untuk sendiri kuenya. Mamak selalu bilang “kue ini saya bawa pulang saja, saya makan di rumah nanti bersama si Gam (sebutan untuk anak laki-laki dalam bahasa Aceh)”.

Ayah sering mencandainya “besok ditambah lagi kuenya, sekalian teh-tehnya”. Aku hanya mendengar candaan mereka, sambil tersipu malu. “Teh, semua perlangkapannya sudah ada di dapur, racik sendirilah” timpaan mamak membalas candaan ayah sambil melemparkan senyum tercantiknya.

Oa, aku hampir lupa, itu masalah keluargaku, ranah privasi tidak mungkin aku vulgarkan di sini.

**

Petaka itu tiba, di saat pabrik galian c itu berdiri megah di samping kolam itu. Di awal-awal pendirian, kondisi persawahan orang kampungku masih normal-normal saja. Selang waktu beberapa tahun, kemurkaannya sudah mulai muncul.

Dulunya itu tempat yang sangat menyenangkan, sekarang berubah menjadi tempat yang bising dan berdebu.

Sebenarnya orang kampungku tidak pernah setuju pabrik itu berdiri, tetapi Bupati yang pernah diajarkan huruf dan angka oleh mamakku itu, tetap nekat untuk mengeluarkan izin pendiriannya. Petaka itu tidak diprediksikannya dengan baik.

Saat itu. Kulam Cet Tambi tidak lagi menjadi keajaiban tuhan untuk orang kampungku. Kemurkaanya sudah mulai nampak. Seakan-akan ia ingin berpesan “selamatkan aku dari kaum bejat yang menghancurkan tubuhku”. Ikan yang dulu bertaburan, sekarang sudah tidak ada lagi.

Pernah suatu ketika, ratusan hektar persawahah itu gagal panen. Orang kampungku tidak lagi mendapatkan air yang cukup untuk bertani. Sepertinya; kemakmuran itu, tidak mau berjabat tangan dengan sang predator alam yang sangat beringas itu. Tidak lebih dari tiga tahun keberadaan pabrik itu, telah mengusir kemakmuran yang ada di kampungku.

Bersambung

Related

Previous Post

Disdik Gayo Lues Selenggarakan Sosialisasi Penulisan Blangko Ijazah SD dan SMP

Next Post

Alissia, Anak Yatim dari Simeulue Sabet Medali Emas di FLS2N Wakili Aceh ke Nasional

admin

admin

Next Post
Alissia, Anak Yatim dari Simeulue Sabet Medali Emas di FLS2N Wakili Aceh ke Nasional

Alissia, Anak Yatim dari Simeulue Sabet Medali Emas di FLS2N Wakili Aceh ke Nasional

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Profesor Agung Pranoto Mengapresiasikan Buku Sajak Secangkir Air Mata,  Karya Hamdani Mulya

Profesor Agung Pranoto Mengapresiasikan Buku Sajak Secangkir Air Mata, Karya Hamdani Mulya

7 hours ago
Kajian Millenial RTA Aceh Utara Kembali Hadir di Geureudong Kupi Bulan Ini, Bahas Ilmu Parenting

Kajian Millenial RTA Aceh Utara Kembali Hadir di Geureudong Kupi Bulan Ini, Bahas Ilmu Parenting

8 hours ago

Trending

Amplop Tua Itu

Amplop Tua Itu

1 day ago
Pembelajaran Bermakna dengan Memanfaatkan Aplikasi Digital

Pembelajaran Bermakna dengan Memanfaatkan Aplikasi Digital

1 year ago

Popular

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

1 year ago
Mewaspadai Cyberbullying Pada Anak

Melihat Sisi Lain Kaum Remaja

2 weeks ago
Nasib Perempuan di Lokasi Tambang Blang Nisam

Nasib Perempuan di Lokasi Tambang Blang Nisam

1 month ago
Pembelajaran Bermakna dengan Memanfaatkan Aplikasi Digital

Pembelajaran Bermakna dengan Memanfaatkan Aplikasi Digital

1 year ago
Amplop Tua Itu

Amplop Tua Itu

1 day ago

Spam Blocked

22,522 spam blocked by Akismet

Follow Us

  • Redaksi
  • Feed

Copyright © 2022, potretonline.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Potret Utama
  • Sorotan
  • Bingkai
  • Bingkai Sekolah
  • Frame
  • Tips Kita
  • News
  • Sehati
  • English Article
  • Wisata
  • Blitz
  • Sastra
  • Sketsa
  • Peace Corner
  • Kronis
  • Lensa

Copyright © 2022, potretonline.com

Go to mobile version