Oleh Zulkifli Abdy
Senja semakin genit menjelang
mentari pamit di kaki langit
Aku menyambangi Sarinah
yang bukan lagi wanita seperti
dalam kisah sejarah
Dia kini hanya sekedar tempat
istirahat seraya melepas penat
Semampai dan gemulai di tengah
kota metropolitan yang ramai
Wahana berbagi suka dan duka
dikala hidup terkadang terasa
hampa
Aku tak akan membiarkan senja
ini pergi tanpa tinggalkan tawa
dan canda
Sarinah yang ramah bagaikan
berkisah bahwa hidup tak boleh
susah
Ah.., kopi hangat itu pun terasa
semakin nikmat
Cerita pun melambung dari bumi
para pemulung ke langit yang
sedang mendung
Sarinah oh Sarinah
Dia pun sumringah di tengah
kota yang tak lagi ramah.
(Z.A -Jakarta, medio September 2018)