FATAMORGANA
Berapa banyak istana yang kita bangun
dengan pikiran-pikiran kita
bidadari yang menari-nari di kepala
buah-buahan yang tinggal dinikmati sarinya
kamar mandi, kolan renang, ruang tamu,
hingga taman yang bermekaran bunga-bunga
berapa jauh kita berjalan menapaki dunia
dengan pikiran-pikiran kita
mengahrungi samudera demi samudera
mendiami benua dari afrika hingga kutup utara
menjelajah hutan dan laut tak bernama
menetap di kota hingga kampung yang sepi di tepi rimba
ya, berapa jauh kita menjelajah daratan
lautan, dan angkasa raya
berapa hebat jabatan yang kita punya
dengan pikiran-pikiran kita
camat, bupati, gubernur, wakil rakyat, menteri
hingga kepala negara
tapi bermaknakah untuk rakyat dan kaum duafa
jangan-jangan laksana buih
yang mengembang di samudera
laksana gelombang yang pecah di pantai raya
tak henti-hentinya kita membangun fatamorgana
ketika waktu berhenti
semua sirna
dan pikiran-pikiran kita hanya tinggal ilusi belaka
mengais-ngais harapan di haribaan Tuhan semesta.
Kotafajar, 1 Maret 2023
KUNFAYAKUN
tak ada adalah ada
seperti ada adalah tiada
maka semua adalah khayalan
seperti semua adalah kenyataan
semua khayalan dan kenyataan
kembali kepada Tuhan
yang senantiasa ada
tanpa kejadian
Kotafajar, 1 Maret 2023
KULLUNAFSIN ZAAIKATUL MAUT
Seperti daun-daun yang gugur
putik-putik yang luruh
kembali ke bumi
begitulah kita
pada akhirnya
pulang kembali kepada-Nya.
Kotafajar, 1 Maret 2023
BIODATA PENULIS
Penulis berdomisili di kota kecil, Kotafajar Kecamatan Kluet Utara Aceh Selatan. Berkhitmat sebagai Guru Bahasa dan Sastra Indonesia sejak 1992. Menjelang pensiun, penulis sehari-hari beraktivitas sebagai pekebun dan peternak kecil-kecilan, sambil tak henti-hentinya mengampanyekan gemar membaca di kalangan siswa. Suka membaca, menulis puisi dan cerpen sudah sejak lama untuk menyalurkan hobi di dunia sastra. Kini baru menghasilkan empat buku tunggal; dua kumpulan cerpen dan dua kumpulan puisi. Sementara itu, mempunyai satu kumpulan cerpen bersama dan beberapa kumpulan puisi bersama. ***