Oleh: Novitasari,S.Pd
Guru SMPN4 Bandar Baru, Pidie Jaya
Hari Minggu, tanggal 12 Maret 2023 perjalanan saya ke museum Pidie jaya dalam rangka mengantar siswa saya mengikuti pelatihan menulis cerpen yang mentori oleh pak Tabrani Yunis dan pak Mashadi. Ini adalah perjalanan pertama saya mengunjungi museum Pidie Jaya.
Selama ini saya hanya melihat museum Pidie Jaya di medsos dari postingan teman-teman. Mungkin Masih banyak orang yang umumnya warga Pidie Jaya yang belum mengunjunginya karena tidak tahu di mana letak museum Pidie Jaya. Museum Pidie Jaya ada di belakang komplek perkantoran Bupati Pidie jaya.
Melihat museum Pidie Jaya, saya membayangkan makna museum bagi kita. Ya, museum adalah tempat yang tidak hanya berisikan informasi sejarah dan budaya saja, tetapi juga saksi hidup pembangunan bangsa melalui berbagai benda peninggalan di dalamnya. Maka, begitu pula lah eksistensi museum Pidie Jaya seharusnya. Museum yang dibangun di tengah Taman kota yang sekalian menjadi kawasan wisata di ibu kota Pidie Jaya itu.
Mungkin banyak yang belum tahu di mana letak museum Pidie Jaya tersebut. Maka, perlu diinformasikan dalam tulisan ini. Untuk sampai ke museum Pidie Jaya kita tidak harus berjalan jauh. Museum itu ada di Taman kota yang tidak jauh dari kantor Bupati Pidie Jaya. Ya, hanya melewati jalan kaki kurang lebih 20 meter dari tempat parkiran sepeda motor atau mobil di belakang kantor bupati.
Setiba di Taman kota, sambil berjalan kaki kita bisa menikmati pemandangan alam yang indah,rumput yang hijau dan danaunya. Kita juga bisa menikmati angin sepoi-sepoi, .karena musuemnya terletak di tengah-tengah pulau kecil, dengan menggunakan rakit kecil atau sering disebut getek untuk menyebrang ke museum itu.
Bagi saya , seumur hidup mungkin ini pengalaman pertama naik rakit atau getek kayu itu. Sehingga, kesan ini adalah pertama yang akan jadi kenangan atau cerita untuk anak saya di rumah.
Nah, ketika tiba di museum Pidie Jaya, ada banyak kesan menarik dan bahkan unik. Pertama, Sebelum masuk ke museum, ada pengalaman menarik naik rakit. Jaraknya hanya beberapa meter saja. Kedua, pengunjung bisa melakukan registrasi mandiri dengan menggunakan barkot yang tinggal scan saja. Ini menarik, karena ini perjalanan pertama saya mengunjungi museum Pidie Jaya.
Kedua, musuem Pidie Jaya merupakan sebuah rumah adat atau lebih dikenal dengan sebutan “Rumoh Aceh”. Rumah adat Aceh ini bertipe rumah panggung yang terdiri dari 3 bagian. Tiga bagian utama dari rumah Aceh adalah seramoe keu,seramoe teugoh dan seuramoe likot. Ciri khas lainnya, rumah adat Aceh terbuat dari kayu dengan atap daun rumbia dan dengan ukiran arsitektuk yang unik.
Ketiga, selain itu ciri khas lainnya dari rumoh adat Aceh adalah memiliki anak tangga yang ganjil. Tidak percaya? Silakan datang dan hitung sendiri. Ke empat, rumoh Aceh tidak dibangun menggunakan paku atau besi yang bisa memberatkan beban rumah. Setiap kayu dan tiang disatukan pasak yang saling mengunci satu sama lain. Konstruksi semacam ini justru lebih tahan gempa dibanding rumah modern dari beton.
Ke Lima, di dalam museum Pidie Jaya saya melihat banyak sekali peninggalan sejarah Islam dan barang-barang antik masa dahulu yang digunakan oleh orang tua pada zaman dahulu yang tidak lagi kita jumpai di masa sekarang ini. Di bagian bawah rumah atau medium ini kita temukan jengki(alat yang di gunakan untuk menumbuk padi),bubei(alat untuk menangkap ikan) dan masih banyak barang lainnya.Mungkin kalau ditanya oleh anak-Anak zaman sekarang, ada yang tidak tahu namanya.
Ketika saya masuk ke dalam museum, saya melihat bubei. Saya jadi mengingat masa-masa kecil. Saya sering diajak pergi ke sungai untuk mencari ikan oleh almarhum kakek saya. Kemudian, ketika melihat uang 500 rupiah, saya ingat saat SD dikasih uang segitu oleh ayah. Saya merasa sangat bahagia. Sedikit banyak, hal yang saya alami di masa saya kecil ada di dalam museum Pidie Jaya.
Setelah melihat-lihat di dalam museum saya dan guru-guru lain turun dan kami duduk di bawah rumoh Aceh dengan suasana yang tenang dan angin yang sejuk. Kami menikmati pemandangan yang indah sambil bercerita.
Dengan adanya museum Pidie Jaya,saya bisa mengingat kembali kenangan tentang benda-benda yang dahulu pernah saya lihat di rumah kakek nenek saya di kampung dan umumnya bagi warga Pidie Jaya bisa mengenalkan peninggalan sejarah atau barang-barang yang digunakan zaman orang tua kita dahulu kepada generasi mendatang.
Selain itu museum Pidie Jaya juga bisa jadi referensi tempat wisata keluarga. Sambil jalan-jalan, kita bisa menggenalkan sejarah kepada anak-Anak kita, maka dari itu kita harus menjaga dan melestarikan rumoh Aceh dan peninggalan-Peninggalan sejarah untuk generasi berikutnya.