Oleh Arini Ulfa Satira
“Kesempatan itu akan selalu ada, semua itu tergantung kita, mau mengambilnya atau membiarkannya”. Kata Fadli dalam salah satu unggahan di Instagram.
M. Fadli atau dengan nama lengkap Muhammad Fadli Immammuddin, dan dikenal di tingkat internasional sebagai Fadli Immammudin, adalah mantan pembalap sepeda motor asal Indonesia yang setelah mengalami kecelakaan membuat kaki kirinya terluka parah hingga mengharuskannya untuk di amputasi. Walaupun dengan keterbatasan yang ia miliki tetapi tidak membuat Fadli menyerah dan berusaha bangkit dari keterpurukan hingga menjadikan dirinya yang sekarang yaitu sebagai atlet paralimpik cabang sepeda.
Pada tahun 2016 Fadli berusaha untuk pemulihan dan mengembalikan kondisi fisiknya dengan mencoba bersepeda untuk menjaga staminanya. Apalagi, dia juga harus membiasakan diri beraktivitas dengan kaki palsunya tersebut. Tahun 2017 Fadli mendapatkan tawaran dari
untuk mengikuti kejuaraan Asia Para Cycling di Bahrain. Jiwa kompetisi yang masih menyala, Fadli tidak menyia-nyiakan
kesempatan tersebut, ajakan itu langsung diterima dan ia fokus pada pelatihannya.
Perjalanan Fadli di lintasan baru tak semudah membalikkan telapak tangan. Namun berkat mental dan kegigihan, dia berhasil membuktikan semangat dan jati diri juara. Dalam debutnya di kompetisi balap sepeda Asian Cycling Championships 2017, ketika itu, dia finis urutan keempat untuk kelas time-trial C4. Pencapaian luar biasa bagi seorang debutan yang memiliki keterbatasan.
Tak lama setelah debutnya itu, dia mewakili Indonesia dalam ASEAN Para Games Kuala Lumpur 2017 dan menyumbang dua perak dan perunggu. Fadli kemudian bergabung dengan keluarga besar NPC Indonesia awal 2018 dengan masuk formasi Pelatnas Asian Para Games 2018 di Jakarta.
Dengan kegigihannya, dia kembali membuat Indonesia bangga dengan menyumbang satu emas, satu perak, dan satu perunggu. Sejak saat itu pula, pundi-pundi medali dia persembahkan untuk Merah Putih dari berbagai ajang internasional. Hal ini terwujud berkat ketekunan dan usaha kerasnya selama ini.
Berdasarkan data UCI, pada 2019, Fadli sukses di sejumlah ajang seperti Track Asian Cycling-Paracycling Championship 2019 di Jincheon, Korea Selatan dia menjadi juara pada dua nomor 1 km Time Trial C4 dan Individual Pursuit C4. Masih di Thailand, dia juga sukses menjuarai lima nomor di Thailand Para Cycling Cup Track dan Road 2019. Kemudian juga menjadi yang terdepan dalam Asian Championship 2019 Road dan Track di Tashkent, Uzbekistan, untuk nomor Individual Time Trial C4 dan Individual Pursuit C4.
Beberapa prestasi dan gelar yang diraih oleh Fadli adalah sebagai berikut: Asian Para Games 2018 (satu emas, dua perak, satu perunggu), ASEAN Para Games 2017 (dua perak, dua perunggu), Thailand Para Cycling Cup (Road) 2019 di Suphanburi, Malaysian Para Track I 2019,Juara klasifikasi umum – Men Elite – Individual Time Trial – C4, Juara klasifikasi umum – Men Elite – Individual Road Race – C4, Juara klasifikasi umum – Men Elite – Combined Classification – C4, Malaysian Para Track II 2019, Asian Championship 2019 (Road) di Tashkent, Juara klasifikasi umum – Men Elite – Individual Time Trial – C4, Asian Para Cycling
Ketua Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI), Raja Sapta Oktohari,
menawarinya untuk menjadi atlet Paralympic cabang sepeda
Championships 2019 (Track), Juara klasifikasi umum – Men Elite – Individual Pursuit – C4, Malaysian Para Cycling Track Championship (Track) 2020, dan masih banyak lagi gelar yang diraihnya.
Kini Muhammad Fadli Imammuddin menatap kejuaraan Paralympic Tokyo 2020. Paralympic adalah pesta olahraga terbesar di dunia yang diadakan empat tahun sekali bagi penyandang disabilitas. Fadli akan memulai perjuangannya di Paralympic Tokyo 2020 pada Kamis, 26 Agustus 2021 di IZU Velodrome, Tokyo. Namun sayangnya atlet balap sepeda Muhammad Fadli Imammuddin gagal menyumbangkan medali Paralimpiade Tokyo setelah terhenti lebih awal pada babak kualifikasi nomor C4 4000m individual pursuit di Izu Velodrome, Fadli harus puas berada di posisi keenam dengan catatan waktu 4 menit 50,393 detik. Fadli bersiap masuk Pelatnas karena akan persiapan menuju Kualifikasi Paralympic 2024, dan persiapan paling dekat adalah Kejurnas ICF dan di awal 2023 sampai setahun itu banyak kejuaraan single event dan multievent.
Dengan segudang prestasi tersebut, Fadli membuktikan tak ada batasan merengkuh prestasi dan mengharumkan Merah Putih di pentas dunia. Sebagai seorang yang merasakan pahitnya kehidupan, Fadli kerap membagikan kisah inspiratifnya dalam beberapa kesempatan, termasuk dalam Instagram. Dia selalu membagikan semangat positif bagi pengikutnya. Bukan hanya sekadar bualan, tapi Fadli telah membuktikan bahwa tak ada alasan dan batasan untuk meraih prestasi.
“Ketika kekurangan adalah peluang untuk menjadi kelebihan yang tidak dimiliki orang kebanyakan. Orang lain boleh meremehkan kita, itu hak mereka, tetapi kita tidak boleh meremehkan diri kita sendiri. Salam semangat buat teman-teman sesama disabilitas,” kata Fadli dalam salah satu unggahan dalam Instagram.
Selain aktif sebagai atlet para balap sepeda, Fadli juga masih aktif dalam dunia balap sepeda motor dengan menjadi instruktur Astra Honda Racing School dan juga 43 Racing school sekolah balap khusus untuk pembalap berbakat berusia 20 tahun.
Semangat dan mental juara Fadli untuk bangkit dari keterpurukan bisa dijadikan inspirasi untuk generasi muda Indonesia. Sikap itu bisa diterapkan pada berbagai bidang seperti, bekerja, berbisnis, atau mengejar cita-cita lainnya. Seperti Fadli, sempat terpuruk akibat kecelakaan parah, dia tidak takut kembali ke arena balap. Malah, dia mampu berprestasi untuk negeri di arena yang pernah melukainya tersebut.
Kisah Muhammad Fadli Imammuddin tentu mengajarkan kita agar tidak menyerah meskipun berada dalam keterbatasan. Keterbatasan bukan berarti menjadi hambatan, tetapi bisa menjadi batu loncatan untuk berjuang meraih sukses dengan cara berbeda. Untuk itu, dibutuhkan mental juara dan semangat juang tinggi agar mampu melewati batas.
Bionarasi Penulis :
Arini Ulfa Satira, anak pertama dari dua bersaudara, Lahir di Aceh Besar pada 13 Juni 2001, dan sekarang menetap di Aceh Besar tepatnya di Samahani Gampong Reuleung Geulumpang kec. Kuta Malaka. Menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN Reuleung Geulumpang pada tahun 2007-2013, dan melanjutkan pendidikan di SMPN Unggul 1 Sukamakmur pada tahun 2013-2016, dan melanjutkan pendidikan di MAN 1 Aceh Besar pada tahun 2016-2019. Dan sekarang sedang menempuh pendidikan S1 di Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh mengambil Program Studi Komunikasi dan penyiaran Islam di Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Ingin menguasai banyak bahasa, penyuka musik Korea, suka makan, suka nonton, suka jalan-jalan.
Ig : aireenasdr