• *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • Gepeng Yang Diamankan Satpol PPWH Banda Aceh Pakai Sabu Sebelum Beraksi
  • Home 1
    • Air Mata Mata Air
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Memilih Pendidikan, Memilih Masa Depan
  • Redaksi
  • Telaga Sastra Cinta “Savitri J”
Thursday, June 1, 2023
No Result
View All Result
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Banda Aceh

Bersama Redaktur Majalah Potret Bercerita di Remang Lampu Kota

admin by admin
March 28, 2023
in Banda Aceh, Catatan Perjalanan
0
Bersama Redaktur Majalah Potret Bercerita di Remang Lampu Kota
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

 

Oleh Hamdani Mulya

Perjalanan panjang yang hampir memakan waktu 7 jam dari Geudong, Kabupaten Aceh Utara menuju Kota Banda Aceh seakan tidak membuat tubuh saya lelah. Perjalanan saya bersama isteri dan anak-anak yang hampir seharian itu begitu asyik. Sekitar jam 09.00 WIB pagi hari saya berangkat dari Geudong dan tiba di Pango, Kecamatan Ule Kareng, Banda Aceh menjelang magrib. Banyak mobil melaju beriringan di jalan Medan-Banda Aceh. Saya harus mengemudi sendiri dengan sangat hati hati.
Menjelang magrib hari itu, Senin 20 Maret 2023 saya tiba di Banda Aceh melewati jembatan layang Pango. Jembatan itu mirip seperti jalan tol, terlihat indah dan rapi tertata dengan bunga-bunga di pinggir jalan.

Setelah mencari-cari alamat akhirnya kami pun bertemu dengan rumah saudara di Pango, lalu kami menginap di rumah itu selama 2 malam.

Alamat menuju rumah itu persis di lorong samping Potret Galeri, di situlah alamat redaksi sebuah majalah yang sering memuat karya-karya yang saya tulis. Potret Galeri dipimpin oleh Bapak Tabrani Yunis seorang pensiunan guru, jurnalis, pengusaha barang-barang kerajinan tangan, dan seorang relawan kemanusiaan.

Sekretariat redaksi Potret Galeri rupanya juga merupakan sebuah toko besar yang menyediakan berbagai barang antik dan klasik. Di toko ini mengoleksi berbagai cenderamata dan sauvenir tradisional khas Aceh dan barang antik yang terbuat dari rotan yang dikirim dari Jawa. Jika kita masuk ke dalam toko, kita dapat melihat topi, pot bunga, alat-alat rumah tangga, aksesoris ruang tamu, dan benda karya seni ukir lainnya.

Setelah saya bertemu sejenak menjelang magrib itu, kami menentukan jadwal bahwa nanti malam kami akan duduk silaturrahmi.

Saat yang saya tunggu pun tiba. Malam itu remang-remang lampu kota gemilang Kota Banda Aceh menemani malam saya bersama pak Tabrani. Kami bercerita tentang awal pertemanan kami melalui media sosial. Yang pada akhirnya tulisan-tulisan yang saya kirim kepada Pak Tabrani secara daring beliau muat di majalah Potret online. Sehingga pertemanan kami pun semakin akrab.

Perteman kami melalui media online yang sudah berlangsung beberapa tahun, akhirnya berlangsung baik dan kami dapat bertemu empat mata malam itu.
Pak Tabrani berbagi pengalamannya saat menjadi guru, relawan berbagi sepeda untuk anak yang kurang mampu, bahkan beliau membagi cerita tentang karier kepenulisannya menjadi penulis opini pendidikan di harian Serambi Indonesia. Pengalaman berharga itu semoga menjadi pelajaran bagi saya untuk lebih maju dalam mengarungi kehidupan.

Tak terasa malam pun semakin larut, namun hiruk-pikuk kota besar belum pun surut. Saya dan anak-anak kembali ke rumah saudara untuk menginap.

Lawatan saya hari itu ke Banda Aceh sebenarnya untuk mengantar isteri saya untuk suatu keperluan yang penting di ibukota provinsi Aceh itu.
Namu moment itu juga saya gunakan untuk bertemu silaturrahmi dengan teman- teman penulis buku dan teman-teman alumni Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Syiah Kuala. Bahkan saya juga sempat berkunjung ke Perpustakaan Aceh dan diberikan 10 eks buku berjudul Pengantin Tsunami oleh pihak perpustakaan. Buku yang saya tulis tersebut diterbitkan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh tahun 2022.

Banda Aceh sudah banyak kemajuan. Sangat berbeda dengan masa tsunami dulu. Hampir 19 tahun masa rekonstruksi pasca tsunami, Aceh kembali bangkit. Setelah dihentak gempa dan tsunami pada 26 Desember 2004 lalu. Kini Banda Aceh kembali gemilang, sudah banyak bangunan dan jalan baru. Itu semua berkat usaha pemerintah diiringi doa rakyat. Namun kita jangan pernah melupakan bencana dunia itu. Sebagai pelajaran bagi manusia dalam mengarungi kehidupan ini.

Saya juga sempat bertemu dengan penulis Herman RN membicarakan buku yang saya tulis. Agar Pak Herman membantu menyunting sebuah buku yang sedang saya rampungkan. Pertemuan singkat itu berlangsung di kantor Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, USK.

Saya juga sempat bertukar cenderamata buku dengan cerpenis Farizal Sikumbang di sebuah warung di sudut kota Banda Aceh.

Setelah silaturrahmi dengan berbagai kalangan. Kami pun bertolak pulang ke Geudong, Aceh Utara. Pengalaman pertama menjalani hari “mak meugang” dalam perjalanan. Keesokan harinya kami menjalankan ibadah puasa.

Demikianlah catatan singkat ini. Semoga bermanfaat. “Menulis adalah mengukir sejarah dalam kenangan wajah zaman.”

Ditulis menjelang berbuka puasa di Aceh Utara, 27 Maret 2023 M/ 5 Ramadhan 1444 H

Hamdani Mulya adalah penulis buku Pengantin Tsunami (2022), pegiat literasi, dan guru SMAN 1 Lhokseumawe.

Related

Previous Post

Mengulik Melemahnya Gerakan Sipil dan “Student Movement”

Next Post

LITERASI DAN SIKAP KITA

admin

admin

Next Post
LITERASI DAN SIKAP KITA

LITERASI DAN SIKAP KITA

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Ratapan Anak Pinggir Sungai

Ratapan Anak Pinggir Sungai

12 hours ago
Disdik Gayo Lues Selenggarakan Sosialisasi Penulisan Blangko Ijazah SD dan SMP

Disdik Gayo Lues Selenggarakan Sosialisasi Penulisan Blangko Ijazah SD dan SMP

13 hours ago

Trending

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

1 year ago
Perbedaan

Perbedaan

4 days ago

Popular

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

1 year ago
Satupena Aceh Bedah Buku “Kulukis Namamu di Awan”

Satupena Aceh Bedah Buku “Kulukis Namamu di Awan”

12 months ago
PELATIHAN HIDROPONIK SEDERHANA DALAM UPAYA PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT DI DUSUN TIMUR GAMPONG KOPELMA DARUSSALAM OLEH MAHASISWA PPG USK

PELATIHAN HIDROPONIK SEDERHANA DALAM UPAYA PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT DI DUSUN TIMUR GAMPONG KOPELMA DARUSSALAM OLEH MAHASISWA PPG USK

1 week ago
Hujan Pagi ini

Hujan Pagi ini

2 weeks ago

Lembaga Panglima Laot Aceh Mau Dibawa Ke Mana?

2 weeks ago

Spam Blocked

16,303 spam blocked by Akismet

Follow Us

  • Redaksi
  • Feed

Copyright © 2022, potretonline.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Potret Utama
  • Sorotan
  • Bingkai
  • Bingkai Sekolah
  • Frame
  • Tips Kita
  • News
  • Sehati
  • English Article
  • Wisata
  • Blitz
  • Sastra
  • Sketsa
  • Peace Corner
  • Kronis
  • Lensa

Copyright © 2022, potretonline.com

Go to mobile version