• *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • Gepeng Yang Diamankan Satpol PPWH Banda Aceh Pakai Sabu Sebelum Beraksi
  • Home 1
    • Air Mata Mata Air
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Memilih Pendidikan, Memilih Masa Depan
  • Redaksi
  • Telaga Sastra Cinta “Savitri J”
Thursday, October 5, 2023
No Result
View All Result
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Aceh

Sepeda di Mata Anak-Anak

Tulisan Irawati, kategori umum yang ikut Lomba Menulis Essai Majalah POTRET yang diselenggarakan oleh CCDE, POTRET Gallery, Majalah POTRET dan majalah Anak Cerdas dengan dukungan dari Toko Serikat Bikes dan Jasaroda. Tulisan ditampilkan tanpa edit dari Panitia atau editor POTRET. Silakan nilai dan berikan like atau komentar terhadap tulisan ini

admin by admin
February 20, 2023
in Aceh, Anak Cerdas, Artikel, Essai, Essay, Lomba Menulis POTRET, Pendidikan, Program 1000 sepeda dan kursi Roda
0
0
SHARES
4
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Irawati

 

7EAE3AC7-358F-401E-A0E2-555162079A0D.jpg

Ilustrasi: Anak Bersepeda Bersama Teman (Dokumen Irawati)

 

Pernahkah Anda naik sepeda? Pada usia berapa Anda belajar naik sepeda? Tentu, kebanyakan dari kita pasti sudah akrab dengan moda transportasi satu ini. Moda transportasi yang bebas polusi dan tentu saja menyehatkan. Kita belajar naik sepeda rata-rata pada usia kanak-kanak. Apalagi melihat teman yang sudah mahir naik sepeda, terbit juga keinginan untuk belajar naik sepeda. Bahkan, beberapa dari kita dulu pernah mengharapkan mendapatkan hadiah sepeda dari kedua orangtua kita usai pembagian rapor; karena berhasil meraih juara kelas, naik kelas atau prestasi lainnya yang membanggakan orangtua. Atau pun dengan cara rajin menabung untuk bisa membeli sepeda. Sungguh itu menjadi suatu momen yang membahagiakan dan tak terlupakan.

Sekarang pun, anak-anak yang di hidup di zaman digital ini juga masih sama antusiasnya dengan yang namanya sepeda. Sepeda adalah benda yang istimewa di mata anak-anak. Kenapa? Menurut  laman anakku.id, anak-anak menyukai mainan beroda sejak kecil, termasuk sepeda. Mereka mulai tertarik untuk menguasai ketrampilan bermain sepeda di usia prasekolah. Dan momen yang paling membanggakan bagi seorang anak adalah ketika ia bisa mengayuh sepeda sendiri, karena ketrampilan ini butuh latihan dan keberanian.

Pada usia berapa sebaiknya anak-anak diajarkan naik sepeda? Pada usia 4 – 6 tahun, anak-anak sangat dianjurkan untuk banyak bergerak, agar persendiannya bisa bekerja lebih baik ketika dewasa. Demikian tulis laman liputan6.com. Oleh karena itu, orangtua memiliki peranan dalam mendukung kegemaran anak pada sepeda demi tumbuh kembang anak. Orangtua sebaiknya memiliki waktu dan kesabaran khusus untuk mengajari anak bersepeda. Dengan usaha orangtua mengajari anak bersepeda, selain orangtua berhasil menjadikan anak mahir mengendarai sepeda, hal itu juga bisa mempererat hubungan emosional antara orangtua dengan anak. Anak-anak akan merasa dekat dengan orangtuanya.

Ketika anak sudah pandai mengendarai sepeda, ia akan bersemangat menghabiskan waktu dengan naik sepeda. Ia akan main sepeda dengan teman seusianya. Berlomba-lomba mengayuh sepeda. Dan ada kesenangan tersendiri ketika ia bisa mengungguli teman-temannya. Anak yang belum bisa naik sepeda biasanya dibonceng oleh temannya. Mereka terkadang berkeliling dari satu kampung ke kampung lainnya. Atau hanya berkeliling di sekitar jalan kampungnya sambil menikmati kebersamaan dengan teman.

Bermain sepeda bersama teman untuk anak-anak memiliki beragam manfaat. Diungkapkan dari dr. Luh Karunia Wahyuni SpKFR(K) dari Rumah Sakit Bunda Jakarta pada laman healthdetik.com, bermain sepeda secara tidak langsung anak akan melakukan beragam hal yang bermanfaat untuk tumbuh kembangnya. Saat bermain sepeda, anak akan berusaha mengontrol postur tubuhnya agar seimbang. Ia juga mengatakan bahwa dengan bersepeda bersama teman, anak juga sudah melakukan komunikasi dan sosialisasi. Persepsi arah, jarak, ruang dan kecepatan juga bisa dipelajari anak ketika bersepeda.

Bersepeda juga melatih kekuatan otot, keseimbangan, dan reaksi proteksi, fleksibilitas sendi, serta ketahanan jantung dan paru anak. Ketahanan jantung dan paru anak terkait dengan pasokan oksigen di tubuh termasuk otak, yang berpengaruh pada metabolisme serta kerja sistem tubuh yang baik, begitu jelas dr. Luh Karunia Wahyuni SpKFR(K).

Ternyata bersepeda bukan hanya memiliki segudang manfaat, tetapi juga bersepeda adalah suatu cara berkendara yang murah. Ya, sepeda tidak memerlukan biaya untuk mengisi bahan bakar Anak-anak yang sudah mahir bersepeda akan memilih berangkat ke sekolah dengan naik sepeda. Apa yang mereka lakukan itu selain mereka bisa memperoleh kesenangan naik sepeda, menghemat biaya, dan menyehatkkan, juga secara tidak langsung telah ikut mengurangi polusi udara. Lalu, bagaimana dengan anak-anak yang terlahir dan tumbuh di lingkungan keluarga tidak mampu, miskin, yatim piatu yang tidak memiliki sepeda? Jika dihadapkan dengan akses jalan yang sulit; angkutan umum tidak akan masuk ke jalan tersebut. Mereka yang tidak memiliki sepeda dengan terpaksa akan berjalan kaki. Untuk akses jalan yang baik, beruntungnya mereka bisa naik angkutan umum. Namun, tentu saja hal itu memerlukan biaya.

Miris melihat anak-anak bersekolah jalan kaki menembus jarak yang tidak dekat demi menimba ilmu. Kemudian membayangkan mereka pulang siang, bersetapak di bawah teriknya matahari, bukan hanya lelah tetapi juga bisa menghabiskan waktu lebih lama untuk tiba kembali ke rumah. Energi dan waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk hal bermanfaat lainnya terkuras di perjalanan yang lama. Selain jarak dan moda transportasi, kendala akses jalan yang buruk juga menambah deretan permasalahan tersebut.

Melihat kenyataan itu, alhamdulillah ada pihak yang tergerak hatinya untuk meringankan permasalahan kesulitan transportasi bagi anak-anak sekolah yang kurang mampu, miskin, yatim piatu, dan disabilitas melalui program 1000 sepeda. Program 1000 sepeda ini digagas oleh Center for Community Development and Education (CCDE). Program sosial ini berinisiatif membantu mereka dengan cara memberikan satu unit sepeda atau kursi roda untuk digunakan sebagai moda transportasi ke sekolah. Anak-anak yang mendapat bantuan sepeda atau kursi roda akan sangat terbantu dengan adanya program ini.

Lalu, bagaimana program ini bisa berjalan dengan baik?  Di laman potretonline.com dikatakan bahwa sumber dana program 1000 sepeda ini berasal dari keikhlasan para donatur yang menyumbang sebesar kemampuan yang mereka miliki. Pihak CCDE akan menyalurkan bantuan tersebut dalam bentuk sepeda atau kursi roda. Tahap penyaluran sepeda akan diawali dengan menerima permohonan dari pihak-pihak yang mengetahui program 1000 sepeda ini. Kemudian permohonan itu diidentifikasi dan diverifikasi untuk mempelajari tingkat kelayakan dan menjamin ketepatsasaran seluruh donasi tersebut.

Bantuan sepeda atau kursi roda ini sedikit banyak sudah membuat anak-anak miskin, yatim piatu, dan disabilitas itu bisa tersenyum lebih lebar dalam menimba ilmu. Dengan mengayuh sepeda, mereka bisa memperkecil jarak dan menghemat waktu untuk sampai ke sekolah. Bersepeda juga membuat mereka sehat dan bersemangat. Bayangkan, berapa banyak pahala yang didapatkan para donatur dan CCDE karena sudah meringankan beban kesulitan transportasi mereka. Semoga program 1000 sepeda membawa keberkahan untuk anak-anak yang mendapatkan bantuan sepeda, Center for Community Development and Education, donatur dan pihak-pihak yang ikut andil dalam program ini. Aamiin.

 

 

Referensi:

https://www.anakku.id/tips/ajarkan-anak-naik-sepeda-1032. Tanggal akses: 5 Februari 2023

https://health.detik.com/ibu-dan-anak/d-3504528/beragam-manfaat-main-sepeda-bareng-teman-untuk-anak-anak. Tanggal akses: 6 Februari 2023

https://www.liputan6.com/hot/read/4250374/7-manfaat-bersepeda-bagi-tumbuh-kembang-anak-latih-konsentrasi. Tanggal akses 6 Februari 2023

https://potretonline.com/2017/08/5-sepeda-untuk-program-1000-sepeda/?amp=1. Tanggal akses:   8 Februari 2023

 

 BIODATA

 

Irawati  dilahirkan di Pante Kulu, Kabupaten Pidie tahun 1983. Ia adalah sarjana jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala. Ia menyukai menulis, lukisan, fotografi. Kesukaannya pada menulis pernah mengantarkannya menjadi juara lomba menulis short story yang diadakan oleh Majalah Annida tahun 2009. 

Related

Previous Post

1000 Sepeda untuk Masyarakat Aceh : Pentingkah?

Next Post

Belum ada Judul

admin

admin

Next Post

Belum ada Judul

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Profesor Agung Pranoto Mengapresiasikan Buku Sajak Secangkir Air Mata,  Karya Hamdani Mulya

Profesor Agung Pranoto Mengapresiasikan Buku Sajak Secangkir Air Mata, Karya Hamdani Mulya

9 hours ago
Kajian Millenial RTA Aceh Utara Kembali Hadir di Geureudong Kupi Bulan Ini, Bahas Ilmu Parenting

Kajian Millenial RTA Aceh Utara Kembali Hadir di Geureudong Kupi Bulan Ini, Bahas Ilmu Parenting

10 hours ago

Trending

Amplop Tua Itu

Amplop Tua Itu

1 day ago
Pembelajaran Bermakna dengan Memanfaatkan Aplikasi Digital

Pembelajaran Bermakna dengan Memanfaatkan Aplikasi Digital

1 year ago

Popular

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

1 year ago
Mewaspadai Cyberbullying Pada Anak

Melihat Sisi Lain Kaum Remaja

2 weeks ago
Nasib Perempuan di Lokasi Tambang Blang Nisam

Nasib Perempuan di Lokasi Tambang Blang Nisam

1 month ago
Pembelajaran Bermakna dengan Memanfaatkan Aplikasi Digital

Pembelajaran Bermakna dengan Memanfaatkan Aplikasi Digital

1 year ago
Amplop Tua Itu

Amplop Tua Itu

1 day ago

Spam Blocked

22,523 spam blocked by Akismet

Follow Us

  • Redaksi
  • Feed

Copyright © 2022, potretonline.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Potret Utama
  • Sorotan
  • Bingkai
  • Bingkai Sekolah
  • Frame
  • Tips Kita
  • News
  • Sehati
  • English Article
  • Wisata
  • Blitz
  • Sastra
  • Sketsa
  • Peace Corner
  • Kronis
  • Lensa

Copyright © 2022, potretonline.com

Go to mobile version