Oleh Rahmiana
Siswa Kelas: XI IPA SMA Negeri 1 Simpang Kanan, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh
Sepeda. Apa yang terlintas dibenakmu ketika mendengar kata ‘sepeda’? Ya, tentu saja kamu langsung membayangkan sepeda milikmu yang ada dirumah. Atau mungkin kamu teringat masa dimana kamu sering bersepeda bersama teman-temanmu. Atau bahkan kamu membayangkan sepeda milik tetanggamu? Ya! Tentu itu bisa terjadi, karena benda yang sering kita lihat kapan saja dapat muncul dipikiran kita saat pembicaraan menyangkut benda tersebut. Tetapi bagaimana jika yang terlintas dibenakmu itu adalah sepeda rusak sudah berdebu yang ada digudangmu? Ya, Itu yang sekarang ada dibenak ku. Sepedaku sudah lama rusak, kedua rodanya kempes dan rantainya berkarat. Sudah lama aku ingin memperbaikinya tetapi, aku tidak memiliki cukup uang. Meminta kepada orangtua? Oh tentu tidak, karena aku sudah pernah mencobanya dan orangtuaku langsung berkata “Jika sudah diperbaiki paling jarang digunakan lagi. Apalagi kamu kan sudah punya sepeda motor. Sepeda motor juga lebih canggih daripada sepeda”. Aku terdiam dalam hatiku berkata “Iya juga ya, sepeda motor jauh lebih mudah digunakan dan tidak menguras tenaga dibandingkan dengan sepeda”.
Setelah kupikirkan ternyata sepeda lebih bermanfaat terhadap kesehatan tubuh. Karena sepeda bukan hanya sekedar alat transportasi, tetapi juga merupakan salah satu alat untuk berolahraga yang sering digunakan. Dengan sepeda kita dapat meningkatkan kekuatan otot, karena saat bersepeda kita akan mengayuh pedal agar tetap seimbang dan tidak jatuh, dapat mengontrol berat badan, menjaga kesehatan jantung, menurunkan risiko depresi, serta dapat meningkatkan sistem imun tubuh.
Selain bermanfaat untuk kesehatan, bersepeda juga membantu kita dalam memahami kehidupan ini. Kamu tahu tidak filosofi bersepeda dengan kehidupan?. Baik, akan aku jelaskan. Saat kita bersepeda kita akan mengayuh pedal agar sampai ke tujuan. Kadangkala kita terjatuh dan bangkit lagi agar sampai ke tujuan tersebut. Tujuan bagaikan cita-cita dan mimpi kita. Kita berlari untuk mengejar impian, jika terjatuh kita bangkit lagi. Lima kali kita jatuh, lima kali juga kita bangkit. Sebelas kali kita jatuh, sebelas kali juga kita bangkit. Ketika berada ditanjakan disitulah kita menguras tenaga untuk mengayuh pedal. Tanjakan tersebut sama seperti cobaan dalam hidup, disitulah kita menguras tenaga agar bisa melewati cobaan. Begitu juga dengan menjaga keseimbangan saat bersepeda. Hidup bisa terus berjalan dengan baik jika kita dapat menjaga keseimbangan dalam hidup. Kita juga mengatur kecepatan saat bersepeda yang sama halnya dengan mengatur waktu di kehidupan. Jika kamu tidak jago dalam hal membagi waktu, maka hidup mu bisa berantakan.
Perlu diketahui juga mengapa kebanyakan anak kecil mengendarai sepeda roda tiga dan orang dewasa mengendarai sepeda roda dua. Karena, satu dari tiga roda sepeda anak kecil seolah-olah adalah orangtuanya yang selalu melindungi anaknya agar tidak terjatuh. Ketika sudah dewasa anak tersebut akan mulai mengendarai sepeda roda dua dalam arti satu dari tiga roda sepedanya dilepaskan. Begitu juga dengan orangtua dan anak. orangtua melepas anaknya untuk mandiri. Melepas bukan berarti tidak sayang, tetapi untuk membuat anaknya belajar hidup tanpa orangtua. Saat kita sudah mulai mengendarai sepeda roda dua, disitulah kita mengerti arti kehidupan yang sesungguhnya. Kita mulai tidak bergantung lagi pada orangtua maupun orang disekitar. Kita paham akan kejamnya dunia jika tidak berpihak pada kita. Lalu, tahukah kamu mengapa banyak orang hati-hati dalam memilih merek sepeda? Ya, Supaya sepeda yang mereka kendarai itu aman dan baik. Begitupun dengan hidup, kita harus pandai memilih jalan yang benar agar hidup kita tertata dengan baik. Kita terlebih dahulu mencari tahu apa saja yang akan kita jumpai saat memilih jalan tersebut. Kita memastikan agar diri kita tetap aman dan sehat.
Banyak sekali variasi merek sepeda yang kita temui seperti Sepeda Gunung Wimcycle, Sepeda Gunung Polygon, Sepeda Gunung UnitedPolygon, Urbano 3, Dahon, SUV D6, dan masih banyak lainnya. Tentu saja harga sesuai dengan barang. Jika kita membeli sepeda dengan harga yang murah, sudah pasti kualitas sepedanya pun rendah. Begitu juga sebaliknya. Dalam kehidupan jenis atau merek itu tergantung bagaimana kita mengolahnya. Bisa saja merek bawahan jika diolah dan di percantik akan menjadi sepeda atasan.
Jadi berhati-hatilah saat bersepeda. Pahamilah kekurangan dan kelebihan sepedamu. Jaga keseimbangan dan atur kecepatan saat mengendarainya. Jika bertemu pengendara sepeda lain, kurangi kecepatanmu. Agar menghindari tabrakan. Ada pepatah mengatakan “berjalan sekarang atau berlari besok” mana yang akan kamu pilih? Berjalan atau berlari? Orang bijak memilih untuk berjalan dari sekarang dari pada ngos-ngosan saat berlari. Maksudku, jika kamu merasa tujuanmu itu lumayan jauh kamu bisa mengayuh sepedamu dari sekarang. Atau jika kamu ingin masih santai, siap siap mengejar ketertinggalanmu. Orang-orang hampir sudah sampai finis, sedangkan kamu?. Ya, itu tergantung kamu sendiri.