Oleh Mukramati
Mahasiswa Universitas Al Muslim, Bireun, Aceh
Sepeda telah menawarkan berbagai kebaikan bagi manusia maupun lingkungan. Menjadi pilihan gaya hidup sehat, bebas polusi, sarana olahraga, ramah lingkungan, dan masih banyak manfaat baik lainnya yang diperoleh dengan mengaplikasikan sepeda sebagai alat transportasi. Banyak negara-negara maju yang sudah menerapkan sepeda sebagai alat transpotasi utama mereka seperti Kanada, Belanda, inggris, Jepang dan masih banyak lagi . Menariknya, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan 3 Juni sebagai peringatan hari sepeda Dunia. Hal tersebut merupakan pesan simbolik untuk mendorong konsumsi dan partisipasi manusia menghasilkan kesadaran dan sinergi untuk menjadikan sepeda sebagai transportasi berkelanjutan yang berdampak baik bagi kelestarian lingkungan. Dengan alasan yang sama, Indonesia turut serta dalam mengatur dan menggalakkan penggunaan transportasi sepeda. Bahkan penggunaan sepeda di Indonesia melambung tinggi sejak masa pandemi Covid- 19 hingga saat ini. Disisi yang berbeda, sepeda juga mempunyai keterkaitan yang erat dengan pendidikan. Bagaimana tidak, karena sepeda merupakan alat transportasi yang ideal untuk anak- anak mulai dari bangku SD hingga SMP pada umumnya. Tidak memerlukan bahan bakar, sehingga lebih hemat biaya dan pastinya tidak memerlukan surat izin khusus mengemudi.
Ingin mengantongi berbagai manfaat dari penggunaan sepeda tersebut, Aceh sebagai provinsi paling barat Indonesia turut mengadopsi penggunaa sepeda dalam kehidupan sehari- hari. Di Aceh, penggunaan sepeda didominasi oleh anak-anak dan beberapa penggemar sepeda. Sebagai orang Aceh saya juga turut dalam menggunakan sepeda. Tapi itu dulu saat saya masih sekolah, kini saya sudah tidak konsisten lagi dalam menggunakannya. Bukan karena tidak ingin meminimalisisr polusi dan menjaga kelestarian lingkungan . Akan tetapi kendaraan roda dua berpedal itu dirasa sudah kurang efektif digunakan oleh seorang mahasiswa lemah seperti saya, yang memiliki jarak tempuh cukup jauh menuju ke Kampus tempat saya menimba ilmu. Tungkai saya belum cukup perkasa untuk menggowes pedal sepeda dengan jarak berkilo-kilo meter setiap hari. Walau demikian, saya juga masih menggunakannya sesekali untuk menyusutkan beberapa gram lemak di perut saya.
Sepeda telah menjadi kebutuhan yang cukup berharga bagi mayoritas anak-anak sebagai akses mobilitas mereka menuju sekolah. Setiap hari mereka akan menggowes sepeda agar bisa sampai ke sekolah masing-masing. Namun, pada kenyataannya harga seonggok sepeda tidaklah murah bagi mereka yang kurang mampu. Orang tua tentunya ingin membantu kebutuhan sang anak, namun kebutuhan rumah tangga tentunya lebih memaksa. Disamping itu kendala lain muncul bagi anak-anak kurang mampu yang tinggal di daerah-daerah pedalaman yang jauh jaraknya dengan sekolah mereka, Lantas anak-anak itu harus berjuang lebih keras untuk bisa sampai kesekolah hingga rela berjalan kaki dengan sangat jauh. Tidak sedikit dari mereka yang memilih menyerah dan putus sekolah. Anak-anak itu pada dasarnya punya semangat yang tinggi untuk belajar, mereka ingin tetap bisa sekolah. Anak-anak hebat seperti mereka perlu mendapatkan perhatian khusus, mereka butuh uluran tangan serta kepeduliaan orang-orang baik yang bisa memudahkan kebutuhan akses transportasi mereka kesekolah.
Hal itu mengingatkan saya pada salah satu program sepeda yang terkenal dan sempat viral di Indonesa. Tak lain adalah pemberian hadiah sepeda oleh pak Presiden Joko Widodo kepada para pelajar kurang mampu dan masyarakat yang membutuhkan di berbagai daerah di Indonesia. Banyak masyarakat yang mendukung, bahagia dan merasa tertolong dengan program luhur beliau. Sama halnya dengan program bagi-bagi sepeda oleh Pak Jokowi, Center For Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh ,Majalah POTRET dan majalah anak cerdas juga telah menggagas program 1000 sepeda untuk anak-anak kurang mampu dan yatim piatu. Program tersebut merupakan bentuk kepedulian sosial terhadap anak-anak kurang mampu, dan yatim piatu di Aceh yang memiliki keterbatasan alat transportasi menuju kesekolah. Pusat pengembangan masyarakat dan pendidikan tersebut telah membangun sebuah komitmen dan hingga kini tetap konsisten mendonasikan 1000 sepeda untuk anak yatim piatu dan kurang mampu di seluruh Aceh. Terwujudnya program ini didukung dan diapresiasi oleh para donator yang berbaik hati menyumbangkan sebagian rezekinya karena peduli terhadap keberlanjutan pendidikan anak-anak di Aceh. Direktur CCDE bapak Tabrani Yunis mengungkapkan bahwa uluran donasi yang di peroleh datang dari mana-mana saja, pribadi, Komunitas hingga luar negeri yaitu dari warga Denmark. Tidak hanya sepeda, CCDE juga mendistribusikan sejumlah kursi roda untuk menyandang disabilitas dan menyediakan perlengkapan alat tulis belajar bagi siswa miskin di seluruh Aceh. Sebuah program kemanusiaan yang patut di apresiasi dan patut di contoh untuk setiap kalangan.
Menjaga lingkungan serta menjaga kesehatan tubuh merupakan sebuah kewajiban kita sebagai manusia. Salah satu yang bisa dilakukan untuk mewujudkan kepedulian itu adalah dengan bersepeda. Disamping itu pendidikan adalah hal yang tak kalah penting dari lingkungan dan kesehatan. Kerena tanpa pendidikan bagaimana bisa seseorang mengerti apalagi peduli terhadap lingkungan. Pendidikan berperan penting dalam membentuk moral dan sikap bertanggung jawab seseorang terhadap lingkungan. Di samping negara ini membutuhkan bangsa yang cerdas untuk mewujudkan kemajuan. Untuk bisa menciptakan pendidikan yang baik bagi setiap individu dibutuhkan sebuah solusi dan sinergi untuk mempermudah berbagai keperluan dalam meraih kebutuhan akan pendidikan tersebut. Diantaranya dengan membantu menyediakan kebutuhan akan akses transportasi bagi mereka yang membutuhkan. Transportasi yang hemat biaya dan efisien pastinya sehingga tidak muncul problema baru. Lagi-lagi sepeda menjadi jawaban yang tepat tentunya. Melalui gerakan 1000 sepeda oleh CCDE problema kesulitan akses tranportasi Di Aceh mulai teratasi. Anak-anak bisa tersenyum gembira karena tak perlu susah payah menempuh perjalanan menuju sekolah. Mereka bisa lebih semangat dalam belajar, menjadi anak-anak yang cerdas dan bisa menggapai cita-cita mereka serta berkontribusi bagi kemajuan bangsa
Biodata Penulis
Nama : Mukramati
Tempat Tanggal Lahir : Pente Ranup, 15 Mei 2000
Alamat Rumah : Lueng Daneun, kecamatan Jangka, Kabupeten Bireuen Profesi saat ini : Mahasiswa Universitas Al Muslim Bireuen
Email : mukramati997@gmail.com