TALI ASIH
Tali asih erat disimpulkan
Angin tak kuasa memburai
Senyum itu tulus
– tak
Seperti senyum penipu
Menanam padi di meja berAc
Tali asih tak direka
Seperti yang dititahNya
Erat di arasy tuhan
getkupi, 07 Pebruari 2023
K U R S I
Sikut menyikut marak
Kampungku disuguhi roti
Kebohongan di meja rapi
Musim penipu meracik akal
-duduk’
Bertahta di genangi air mata
Jelata
06 Februari 2023
TANGKAI MALAM
Pada tangkai malam
Ranum kutitipkan rasa
Tuhan maha pengasih
Penyayang hambanya
Tancapkan ke jiwaku
02 Pebruari 2023
AKU
Garis merah di ujung buritan
Entah isyarat apa
Ketika camar laut bergegas mengemas lukanya
AH
Hidup seperti sinetron kejar tayang.
Jalan Nasional, 2018
MENARILAH TANPA KARPET MIRAH
Kadang badai amat kencang
mematahkan tiang pancang
Padahal tuhan berkata:
Hiduplah dengan caramu
Tetap di koridor, yang termahtub
Menarilah tanpa karpet mirah
Bila nanti kau di depan
Gandeng tangan letih mereka
Mereka yang kau kasihi
Bersama cintanya
Peluh yang mengalir,ladang amal kita
Bila satu saat kita pulang
Generasi kan bangga
Bahwa mereka ada di langkah kita
Yang menulis di sejarah negeri
01 Pebruari 2023
MATA SEMBAB
Linangan air meruah
Di kolam mata
Ia yang menyematkan nasib
Ah pemulung suaramu
Ia teukhem di kantin kapitalisme
Linangan air meruah ke jalan
Tiada jua melerai
Hujung, Januari 2023
KISRUH DI NEGERI MULIA
Ada kisruh di negeriku
Rakyat resah mengepung
Kemiskinan melata di tanah mulia
Di rumah rakyat itu
Aura janji disebarkan,merayu
Diksi kebaikan semu diracik
Ada kisruh di negeri pusaka
Rakyat menghidu keserakahan
Napi dimuliakan’
Rakyat mengasah kenyalian
hujung Januari 2023
Mustiar Ar , penyair kelahiran Meulaboh. Karya pertamanya termuat di media SKM Taruna Baru, Medan, berjudul Kutambat Kapal Di Dermagamu (1987), lantas berturun-turun puisinya dimuat di Buletin, baik di daerah pun di tingkat nasional dan internasional. Karyanya diterbitkan bersama dalam Antologi Puisi Seulawah, Sekilas Pintas, Nuansa Dari Pantai Barat Aceh, Putro Pahang, Ziarah Ombak, Eklopedi Aceh, Adat Hikayat dan Sastra Aceh 2008. Antologi Puisi Hitam Putih ialah karya puisi tunggalnya yang masih stensilan yang dikuratori Haji Teuku Ahmad Dadek (1982), tapi buku tersebut hilang dalam pusaran Tsunami yang melanda Aceh dan Nias 26 dtesember 2004. Selain menulis puisi, juga berkutat di teater kolosal tahun 1995 pada event “Adat Perkawinan Aceh Barat dan Tewasnya Teuku Umar”.
E-mail: armustiar@gmail.com