• *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • Gepeng Yang Diamankan Satpol PPWH Banda Aceh Pakai Sabu Sebelum Beraksi
  • Home 1
    • Air Mata Mata Air
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Memilih Pendidikan, Memilih Masa Depan
  • Redaksi
  • Telaga Sastra Cinta “Savitri J”
Sunday, March 26, 2023
No Result
View All Result
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home POTRET Budaya

Puisi -Puisi Syarifuddin Aliza

admin by admin
February 1, 2023
in POTRET Budaya, Puisi, Sastra
0
Puisi -Puisi Syarifuddin Aliza
0
SHARES
4
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Syarifuddin Aliza:

LINTAS UTARA

Di ujung temaram

Aku dan sunyi melindap Juga sejurus lagi

Dikurung kurun musim gagu

Imaji gigil selinu tungkai

Jauhpun tak terharap

Aron-Kruengpanjoe, 18 April 2016

 

Syarifuddin Aliza:

ETITUDE

Memasuki musim yang lain

Aroma asing dan tengik hari

Meresapi setiap jengkal asimilasi

Menyesaki akuisasi formalitas

Dengan asumsi fluktuatif

Dan aku didiamkan

Dalam sumpek waktu yang panjang

Bahwa sekian aku berdada besi

Menjegal kata di perempatan

Memasuki musim yang lain

Ada saja yang memasami raut muka

Pada saban perhelatan rasa terbuang

Sia payah memating harap

Karsa terkapar seketika: mati kutu

29 januari 2023

 

Syarifuddin Aliza:

PHOBIA HALUSINASI

Seperti cengkeraman rasa

Rindingan pias dari pucuk fikir

Menepis setiap kisi raga

Lalu siapa terpaksa meyakini ketiadaan

Di ranah yang mati musim

Angkerisasi lacur setiap jengkal

Siapa linglung menyambungi senyuman

Utas demi utas terkudung tatacara

Seperti cengkeraman rasa

Lunglai dipungkur bayang sendiri

Siapa semakin lalai lagha Enggan sekali berzikir

Beurawang, 25 Mei 2021

Syarifuddin Aliza:
AMBASADOR (3)

Siapa bersetia menadah perahan peluh
Di sela gundukan afiliasi segambar kerucut-kerucut
Menyengati bau busuk dan pesing
Pencari nafas dan peri hidup berduyun
Mengantri kepayahan sebelum punah

Siapa doyan menontoni lakon faktual
Lelangkah keram di tanah pedih, tanah sendiri
Sebagai lelucon harian dengan senyum ritmis

Siapa menggebuki canang fluktuasi
Mendebut frustrasi dan saling mencarut
Siapa mengaku siapa
Siapa mendelik siapa

20 Desember 2022

Related

Previous Post

Perlunya Edukasi Politik untuk Memahami Asas Pemilu

Next Post

WALHI: BPMA dan DLHK Aceh Jangan Jadi Humas Medco

admin

admin

Next Post
WALHI: BPMA dan DLHK Aceh Jangan Jadi Humas Medco

WALHI: BPMA dan DLHK Aceh Jangan Jadi Humas Medco

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

TADARUS NYANYIAN QURANI

TADARUS NYANYIAN QURANI

4 hours ago
Museum Pijay

Museum Pijay

5 hours ago

Trending

MAKNA SEPEDA DALAM KEHIDUPAN

MAKNA SEPEDA DALAM KEHIDUPAN

1 month ago
Mewaspadai Cyberbullying Pada Anak

Kenakalan Remaja dan Peran Pendidikan Keluarga

4 days ago

Popular

Belajar Bersepeda pada Belanda dalam Mengatasi Polusi dan Kematian Lalu Lintas pada Remaja.

Belajar Bersepeda pada Belanda dalam Mengatasi Polusi dan Kematian Lalu Lintas pada Remaja.

1 month ago
MAKNA SEPEDA DALAM KEHIDUPAN

MAKNA SEPEDA DALAM KEHIDUPAN

1 month ago

5 Sepeda untuk Program 1000 Sepeda

6 years ago
Menumbuhkan Budaya Literasi Sejak Dini

Menumbuhkan Budaya Literasi Sejak Dini

1 week ago

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

11 months ago

Spam Blocked

9,722 spam blocked by Akismet

Follow Us

  • Redaksi
  • Feed

Copyright © 2022, potretonline.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Potret Utama
  • Sorotan
  • Bingkai
  • Bingkai Sekolah
  • Frame
  • Tips Kita
  • News
  • Sehati
  • English Article
  • Wisata
  • Blitz
  • Sastra
  • Sketsa
  • Peace Corner
  • Kronis
  • Lensa

Copyright © 2022, potretonline.com

Go to mobile version