Pemimpin Teladan

Oleh Riza Saputra 

Warga Sipil dan Owner Seduh Alam


Seorang ibu kewalahan dalam menasehati anaknya agar tidak mengonsumsi garam karena penyakit yang diderita oleh si anak. Karena telah kehabisan cara, sang ibu dan si anak akhirnya menjumpai seorang guru yang bijak, di mana perkataannya ini selalu didengar dan diikuti oleh banyak orang.

Si ibu berkata “wahai guru bantulah saya menasihati anak saya ini agar tidak mengonsumsi garam, karena saya khawatir akan kesehatan anak saya ini.”

Guru tersebut menjawab pertanyaan si ibu “saya belum bisa menasihatinya sekarang, tunggu 2 minggu lagi kalian berdua kembali ke mari .”

Setelah tepat 2 minggu si ibu dan si anak kembali menjumpai guru dimaksud dan meminta si guru untuk menasihati anaknya.

Setelah dinasihati oleh guru tersebut si anak akhirnya tidak pernah lagi mau mengonsumsi garam.

Si Ibu jadi penasaran dan bertanya-tanya apa yang dikatakan guru itu sehingga anaknya tidak lagi makan garam. Padahal ia sudah lakukan berbagai cara menasihati anaknya dan tidak berhasil, sedangkan guru yang dijumpainya itu hanya sekali menasihati anaknya dan berhasil.

Ibu itu kembali menjumpai guru dimaksud dan bertanya “wahai guru apa yang engkau katakan kepada anak saya sehingga anak saya sekarang tidak lagi mau memakan garam?”

Guru itu hanya berkata “Nak, jangan lagi engkau mengonsumsi garam.”

“Jadi kenapa saya harus menunggu sampai 2 minggu, kalau hanya itu yang engkau katakan?” tanya si ibu lagi.

Sambil tersenyum si guru menjawab “karena pada waktu kalian datang pertama, saya masih mengonsumsi garam, sehingga saya belum bisa menasehati anakmu. Makanya saya minta waktu 2 minggu agar saya bisa berhenti mengonsumsi garam.”

Dari kisah ini kita bisa belajar bahwa, jika perkataan kita ingin didengar dan diimplementasikan serta menjadi pedoman oleh yang mendegar, maka kita harus memiliki sikap moral yang kuat dan konsisten dengan apa yang keluar dari lisan kita selaras dengan tindakan dan prilaku kita.

Jika kita menjumpai saat ini banyak pemimpin yang berkata kepada bawahannya, kamu jangan melakukan pelanggaran, jangan korupsi, jangan melakukan perbuatan-perbuatan asusila, gaya hidupmu jangan hedon dan sebagainya. Namun perkataan itu tidak didengar dan diimplementasikan bahkan di anggap hanya sebagai dogeng sebelum tidur. Kemungkinan ada yang salah dengan Pemimpin tersebut. Wallahu’alam bishawab.

Tetap terus berusaha jadi lebih baik dan jangan lupa ngopi ?

Exit mobile version