Oleh Mahmudi Hanafiah
Sepeda pernah menjadi kendaraan mewah pada masanya. Yaitu, pada suatu masa, di mana lingkungan sekitar masih segar dan udaranya belum terkontaminasi dengan berbagai polusi. Pada masa itu, kendaraan yang mengeluarkan sisa bahan bakar berupagumpalan asap yang membuat udara tercemar belum diproduksi. Saat itulah sepeda merupakan satu-satunya kendaraan bagiberbagai kalangan elit, mulai dari konglomerat sampai aparat. Masyarakat sipil dan rakyat jelata sangat sukar untuk memilikikendaraan tersebut karena harganya yang tinggi.
Walaupun perjalanan waktu terus berputar, sehinggamenciptakan revolusi besar bagi umat manusia, keberadaankendaraan yang bernama sepeda itu tidak pernah ditinggalkan. Memang sepeda tidak lagi menjadi kendaraan hebat, sebagaimana pernah dipakai oleh konglomerat tempo dulu. Sepeda tidak lagi menjadi kendaraan terhormat yang dipakaioleh aparat pada masa lalu. Sepeda tidak lagi menjadi kendaraanbergengsi yang pernah dipakai oleh pak polisi pada masa silam. Sepeda juga tidak lagi menjadi kendaraan sejati tempat para muda-mudi menabur mimpi untuk masa depan. Akan tetapi, sepeda terus difungsikan dalam berbagai lini kehidupan.
Selain itu, sepeda juga hadir dengan berbagai penampilan yang tidak kalah dengan perkembangan dan kemajuan zaman, sehingga sepeda selalu menimbulkan daya tarik bagi setiapkalangan sesuai dengan keperluan. Para pengusaha yang melakukan perjalanan bisnis dengan mengendarai mobil mewahmemerlukan sepeda untuk melakukan jalan santai sambilmenikmati pemandangan-pemandangan hijau di sudut kota, serta melatih gerakan otot agar kesehatan tetap terjaga. Sepedajuga digunakan dalam lomba balap di berbagai tingkatan. Para pelajar juga sangat mengidamkan sepeda untuk menempuhjaraknya perjalanan dari rumah ke sekolah. Para pejuangkeluarga juga menggunakan kendaraan yang satu ini untukmengais rezki di berbagai penjuru kota. Begitu juga segenapmasyarakat dengan berbagai profesi lainnya. Intinya, sepedasenantiasa difungsikan dan diminati oleh berbagai kalanganuntuk keperluan masing-masing.
Kehadiran Program 1000 Sepeda dan Kursi Roda yang digagasoleh Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh dan Majalah POTRET, merupakanprogram yang sangat bermanfaat bagi masyarakat dengan tarafekonomi menengah ke bawah. Mengapa demikian? Program tersebut mencerminkan rasa kepedulian terhadap pentingnyapendidikan. Program tersebut memandang bahwa pendidikanmerupakan hak universal yang perlu dimiliki dan terpenuhi bagisemua kalangan. Keterbatasan finansial keluarga tidak bolehmenghalangi anak-anak dalam memperoleh hak yang satu ini. Program tersebut yang dirancang untuk membantu anak-anakdari masyarakat miskin dan disabilitas dalam mengakses sekolahsangat sesuai dengan harapan masyarakat. Sepeda merupakankendaraan paling rendah yang diharapkan oleh masyarakatmiskin untuk memenuhi kebutuhan anak mereka dalammenempuh perjalanan ke sekolah. Walaupun harganya tidakterlalu mahal bila dibandinhkan dengan kendaraan jenis lain, namun tidak semua kalangan mampu memlikinya. Merekalahyang dibantu oleh CCDE dan Majalah POTRET melaluiprogram tersebut.
Pemilihan sepeda sebagai objek yang digalakkan dalam program tersebut sangat sesuai dengan nilai folosofisnya dalamkehidupan. Sepeda yang lajunya sangat bergantung pada adanyaorang yang selalu mengayuh mengajarkan kita akan perlunyakehidupan ini untuk terus digerakkan dan jangan pernahberhenti. Berhenti dari mengayuh sepeda berartimemberhentikannya dari bergerak. Berhenti dari bergerak dalamkehidupan sama dengan ingin berhenti untuk hidup.
Sumber gerakan dari sebuah sepeda untuk bisa berpindah darisatu tempat ke tempat lain, mengantarkan kita ke tempat tujuan,adalah putaran kedua rodanya. Kedua roda sepeda berputardengan adanya pendayung yang terus mengayuh. Semakin cepatia mendayung, semakin kencang laju sepeda. Ketika ia berhentimendayung, sepeda hanya akan melaju dengan sisa kekuatan, atau melaju karena jalannya menurun, kemudian menungguuntuk berhenti. Dalam menjalani proses perputaran roda sepeda, tentunya berbagai macam medan akan dilewati. Jalan yang dilalui adakalanya rata atau berlubang, juga tidak luput dari jalanyang menurun atau tanjakan. Orang yang hati-hati dan lihaidalam mendayung sepeda akan melewati berbagai macammedan tersebut dan selamat sampai tujuan. Sedangkan orang yang mendayung sepeda dengan kemampuan yang terbatas atauketidakhati-hatian kerab kali akan mengalami kecelakaan dan kadang-kadang tidak sampai tujuan.
Begitu juga halnya dengan kehidupan. Kehidupan di dunia iniadalah suatu persinggahan untuk meraih kesuksesan di masa depan, baik kesuksesan selama masih hidup di dunia denganmemperoleh kehidupan yang layak, maupun kesuksesan di akhirat dengan memperoleh surga. Keinginan untuk terusmenjalani hidup dan selamat sampai tujuan dengan memperolehkesuksesan merupakan suatu kemestian untuk terus bergerak. Bergerak untuk apa? Bergerak untuk menghadapi berbagairintangan hidup, tidak hidup pasif dengan duduk berpangkutangan. Bergerak adalah berjuang. Berhenti bergerak, berartiberhenti berjuang dan otomatis harus rela menerima kegagalan.
Orang yang terus bergerak mempunyai dua kemungkinan, yaitusukses atau gagal. Apapun yang didapat, itu adalah buah daripergerakan yang dilakukan. Sukses, diterima dengan syukur. Gagal, minimal tidak menyesal, karena sudah berusaha denganmaksimal. Adapun orang yang tidak bergerak, hanya satu yang didapat, yaitu kegagalan.
Bergerak, yang merupakan bagian dari berjuang dalammemperoleh kesuksesan, bukan berarti tidak menerima ataumelawan takdir. Bahkan, perjuangan yang dilakukan itu sendiripada dasarnya merupakan takdir. Berjuang menghadapi berbagaimacam rintangan dalam menjalani kehidupan berarti sudahmelakukan suatu kewajiban yang dibebankan oleh Allah kepadakita, yaitu berusaha. Semua gerak-gerik yang kita lakukanmerupakan cipataan Allah, tapi Allah memberikan pilihankepada kita dalam menentukan jalan yang ingin kita tempuh. Kita tidak dibolehkan pasrah dengan mengatasnamakan takdir. Kita wajib berusaha, walaupun perbuatan kita tidak memberipengaruh apapun, melainkan semuanya berjalan sesuai dengankehendak Allah.
Mengenai hal itu, Syeikh Ibrahim al-Laqani menegaskan dalamsatu bait syair yang artinya:
“Dan menurut kita (ahlussunnah wal jama’ah), hamba itumemliki usaha yang dibebankan kepadanya.
Akan tetapi, usaha itu tidak memberi bekas, maka pahamilah.”
Sepeda menuntun kita untuk terus bergerak, berjuangmenghadapi rintangan hidup demi mencapai kesuksesan. Sepedamengingatkan kita bahwa, hidup hanya sekali, maka hiduplahyang berarti. Maksudnya, kita terus menjalani kehidupan dan berusaha untuk terus hidup agar terus bisa berjuang dalammeraih kesuksesan.
Sekuat apapun sepeda didayung, suatu saat ia akan berhenti. Usahakanlah ia berhenti ketika kita sudah diantar sampai ketempat tujuan. Sekeras apapun kita berjuang dalam menjalanikehidupan, suatu saat perjuangan akan berakhir, hembusan nafasterakhir adalah gerakan perjuangan yang terakhir. Usahakanlahagar perjuangan tidak berakhir sebelum kita memperolehkesuksesan.