• *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • Gepeng Yang Diamankan Satpol PPWH Banda Aceh Pakai Sabu Sebelum Beraksi
  • Home 1
    • Air Mata Mata Air
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Memilih Pendidikan, Memilih Masa Depan
  • Redaksi
  • Telaga Sastra Cinta “Savitri J”
Thursday, March 30, 2023
No Result
View All Result
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Artikel

KITA CUMA PUNYA POOR DAD!

GENERASI MUDA HARUS SADAR, Kita hanya punya POOR DAD!

admin by admin
February 5, 2023
in Artikel, POTRET Budaya
0
KITA CUMA PUNYA POOR DAD!
0
SHARES
1
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Melda Amelina Febriani
Mahasiswa Prodi Bahasa Inggris, FKIP Universitas Syiah Kuala, Darusalam, Banda Aceh

 

Sebelum masuk kepada pembahasan, ada beberapa pertanyaan yang  harus dijawab. Pertama, bicara tentang financial, apa yang pertama terlintas di pikiran anda?  Kedua, adakah sosok dekat dan nyata yang mengajari anda tentang financial freedom? Terakhir, ibu dan ayah anda merupakan generasi ke berapa yang hidup seperti saat ini? Lalu, usia berapa generasi muda harus melakukan action mengelola keuanganya? Apakah usia 17 tahun terlalu dini? Atau 20 masih belum punya tanggung jawab? Atau anda tim yang berfikr belum hal-hal semacam itu tidak perlu dimanage?

Nah, bicara tentang financial, kebanyakan masyarakat kita merasa hal tersebut terlalu perfesional atau baku. Orang semacam kita sepertinya dapat mencukupi kebutuhan sehai-hari saja sudah lebih dari cukup. Setuju? Ini masalah kita, generasi keluarga yang hidup terus begitu-begitu saja. Kalau dibuat grafik, garisnya hampir membentuk lurus atau mungkin bahkan lurus. Mari kita ilutrasikan, kakek dan nenek anda hidup sederhana dan bahagia, lalu lahir anak yang katakan anaknya adalah ibu anda . Kemudian ibu bertemu dengan ayah dan menikah, lalu anda ada dan sekarang sedang membaca tulisan ini, apakah ibu dan ayah anda hidup dengan financial freedom hari ini? Bukan hidup lebih baik dari kehidupan kakek nenek anda ya, sebab ukuranya akan timpang, masa dan zaman ibu dan kakek nenek anda hidup jelas berbeda. Kalau jawabnya iya,  ibu dan ayah anda berhasil mengelola financialdengan tepat. 

Masalah di atas simple ya, tapi terlihat jelas betapa kita sudah lama sekali jalan di tempat. Bekerja untuk menunggu awal bulan dan selalu mencari cara agar bisa tetap makan dan mencukupi kehidupan sehari-hari. Jadi maksudnya apakah harus hidup bermilang harga? Bukan itu,  sedihnya tidak ada yang mengajari kita tentang hal ini sehingga kita belajarnya meraba-raba, motivasinya hilang tumbuh. Kita bukan tumbuh dari lingkungan keluarga dengan background education finansial yang baik, beda sekali dengan mereka yang sudah financial freedom dari benih. Antara mindset mereka dan kita tuh ya jauh sekali berbeda. Sadar kah mereka yang sudah aman secara financial mempunyai kemungkinan besar menghasilkan generasi yang serupa dan akan terus seperti itu. Sedangkan kita yang terus merasa aman dengan kehidupan yang serba cukup-cukupan ini, berputar di situ-situ saja dan dipaksa siap menjadi sanwich generation selanjutnya. Ya bagaimana, hidup terus berjalan, semua harus dilalui walaupun tercekik terus-menerus sampai menghilangkan kesejahteraan hidup, kesempatan dan peluang, tidur nyenyak, serta dalam jangka waktu tertentu berdampak kepada kesehatan. Dan ya, dapat dipastikan keadaan tersebut akan menambah coast yang tidak terduga-duga.

Tampaknya pasrah dan putus asa merupakan peluang pasti yang ditunggu-tunggu generasi Indonesia. Lebih sedihnya, kebanyakan peluang golongan MERDEKA yang baca, sedangkan kita? Tahukah bahwa hari ini ada banyak sekali buku yang menjelaskan perbedaan mindset dan perilaku dua golongan ini? Cukup miris!  Kalau digambarkan, hampir semua peluang dan bagian-bagian TOP diisi oleh golongan mereka, sedangkan kita? Seperti tidak ada bagian yang dapat diisi, kecuali bagian yang golongan mereka enggan mengisinya.

Faktanya, mereka yang sejahtera secara financial justru mereka pula yang paling berusaha dan terus berinovasi sehingga menghasilkan beberapa cabang pemasukan. Sedangkan kalau difikir-fikir mereka tidak perlu susah payah melakukanya. Bukankah seharusnya justru kita yang harus demikian, kenapa terbalik ya? terjawab kia-kira ya, paradikma masyarakat tentang pernyataan yang mengatakan “yang kaya semakin kaya dan yang miskin tetap miskin”.

Menyalahkan keadaan sama sekali tidak ada gunanya, kesadaran penuh generasi muda sangat dibutuhkan. Mengatakan orang lain punya privilege terhadap penyacapian yang dimiliki,  sedangkan kita tidak. Dapat dipastiakn hal tersebut tidak merubah kondisi apapun, justru hanya membuat kita merasa aman dengan kondisi tersebut, bukan malah belajar. Kalaupun memang benar demikian, selamat kepada mereka. URGENT! kita disuruh secepatnya bergerak atau tidak akan pernah bergerak sama sekali. Anda pasti tahu, pergerakan era di mana kita hidup saat ini berkembang begitu cepat. Kalau ternyata fakta mengatakan kita tidak tumbuh pada lingkungan yang mampu membentuk kita dapat seperti mereka, yang mengajari tentang peluang, menjamin kesejahteraan keturunan, dan sekarang waktunya kita yang harus membentuk lingkungan itu sendiri. Paling tidak, suatu hari nanti keturunan kita kelak dapat menikmati dampak yang kita sebut privilege itu. Jangan merasa kalah, tangan kaki kita masih cukup kuat kok. 

Akhirnya sebagai penutup kata, anda harus tahu 80% orang Amerika yang jadi miliarder adalah orang kaya generasi pertama dikeluarganya. So,Good Luck! Terus bertahan ya, still alive!

Related

Previous Post

Guru SMKN 1 Tapaktuan Penyandang Difabel Kembali Tulis Buku, Asa Tak Bertepi

Next Post

Tebak-Tebak Buah Manggis untuk Vonis Sambo

admin

admin

Next Post
Tebak-Tebak Buah Manggis untuk Vonis Sambo

Tebak-Tebak Buah Manggis untuk Vonis Sambo

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

I am Dreaming  to Make  A Book

I am Dreaming to Make A Book

7 hours ago
HABIBIE, TEKNOLOGI DAN CINTA SEJATI, Kenangan Yang Tak Terlupa

HABIBIE, TEKNOLOGI DAN CINTA SEJATI, Kenangan Yang Tak Terlupa

11 hours ago

Trending

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

11 months ago
Mengulik Melemahnya Gerakan Sipil dan “Student Movement”

Mengulik Melemahnya Gerakan Sipil dan “Student Movement”

4 days ago

Popular

Belajar Bersepeda pada Belanda dalam Mengatasi Polusi dan Kematian Lalu Lintas pada Remaja.

Belajar Bersepeda pada Belanda dalam Mengatasi Polusi dan Kematian Lalu Lintas pada Remaja.

1 month ago
MAKNA SEPEDA DALAM KEHIDUPAN

MAKNA SEPEDA DALAM KEHIDUPAN

1 month ago

5 Sepeda untuk Program 1000 Sepeda

6 years ago

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

11 months ago
Menumbuhkan Budaya Literasi Sejak Dini

Menumbuhkan Budaya Literasi Sejak Dini

2 weeks ago

Spam Blocked

12,614 spam blocked by Akismet

Follow Us

  • Redaksi
  • Feed

Copyright © 2022, potretonline.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Potret Utama
  • Sorotan
  • Bingkai
  • Bingkai Sekolah
  • Frame
  • Tips Kita
  • News
  • Sehati
  • English Article
  • Wisata
  • Blitz
  • Sastra
  • Sketsa
  • Peace Corner
  • Kronis
  • Lensa

Copyright © 2022, potretonline.com

Go to mobile version