Oleh: Harmon, S.Pd.,Gr.
Guru SMAN 1 Simpang Kanan. Singkil
Jujur, saya terkejut sekaligus kagum dengan program yang dirancang oleh CCDE (Center for Community Development and Education). Bagaimana tidak, di tengah hiruk pikuk kehidupan manusia yang semakin jauh dari perwujudan makhluk sosial dan semakin dekat dan rapat dengan makhluk sosial media, CCDE justru menghadirkan sisi lain. Penasaran, dari poster lomba menulis essai se-Aceh yang diperuntukkan untuk siswa SMP, SMA, Mahasiswa dan umum, saya mencoba menelisik lebih jauh apa sebenarnya CCDE itu sendiri?.
Ternyata luar biasa, memang Saya yang baru tahu program ini bahkan sudah berdiri sejak 30 November 1993 yang dipimpin oleh Bapak Tabrani Yunis dengan visi terwujudnya tatanan masyarakat madani yang sejahtera dengan menganut nilai-nilai demokratis keadilan, kesejahteraan, kebersamaan, keterbukaan, partisipatif, kritis, edukatif, dan bertanggung jawab.
Beranjak dari latar belakang kepedulian dan keprihatinan yang mendalam serta keinginan yang besar untuk berbuat sesuatu yang dapat membantu rakyat kecil, terutama kaum perempuan maka berdirilah lembaga ini. Jaringan dan mitra yang terbangun cukup luas, tidak hanya di Aceh tetapi beberapa Wilayah di Indonesia.
Sudah sangat banyak program yang telah dicanangkan dan dijalankan oleh CCDE ini dan yang teranyar adalah program Gerakan berbagi Sepeda bagi fakir miskin di Aceh. CCDE menghimpun dana dari masyarakat baik dari individu kemudian dari analisis keperluan prioritas mereka yang membutuhkan maka CCDE akan langsung menghantarkan ke tujuan dan dipastikan sampai di tangan mereka yang berhak menerima. Dengan keseriusan dan amanah yang dipegang oleh CCDE membuat masyarakat semakin yakin untuk bersama-sama dengan CCDE membantu mereka yang ternyata secara finansial sangat jauh dari kita.
Pilihan CCDE dengan slogan gerakan berbagi 1000 sepeda dari mereka yang mampu untuk mereka yang membutuhkanadalah pilihan yang tepat. Ternyata pada zaman sekarang, walau telah banyak tersedia berbagai transportasi mesin, kenyataannya masih banyak mereka nun di pelosok sana bahkan yang di tengah kota sekalipun hanya mengandalkan kaki mereka untuk bepergian yang terkadang sangat jauh bahkan di tengah teriknya matahari yang menusuk ubun-ubun.
Mereka itulah yang secara finansial kurang dari kita, jauh dari kata cukup, anak-anak mereka pergi ke sekolah dengan berjalan kaki. Mereka inilah yang butuh uluran tangan kita melalui CCDE untuk bisa mendapatkan sepeda.
Bicara sepeda tetiba Saya teringat ketika masih kecil di keluarga kami hanya memiliki satu sepeda. Kami menyebutnya sepeda turunan. Dari abang yang paling besar hingga adek yang paling kecil, semua berenam, satu sepeda itulah yang kami gunakan secara turun temurun. Betapa efektif dan efisiennya alat transportasi yang satu ini. Bahkan keadaannya sampai sekarang masih baik dan layak pakai, kalaupun ada pergantian hanya pada ban dan karet remnya saja.
Ditinjau dari segi kesehatanpun, sepedalah pemenangnya. Selain menjaga keseimbangan dan koordinasi tubuh bersepeda juga dapat mengencangkan otot-otot kaki dan tangan. Bagi yang bermasalah dengan berat badan, olahraga dengan bersepeda juga merupakan salah satu alternatif yang baik. Bahkan menurut penelitian para ahli, bersepeda efektif memproduksi hormon dopamin yang memicu perasaan bahagia, menurunkan tingkat stress, depresi ataupun gangguan kecemasan lainnya. Dengan bersepeda secara rutin akan berdampak baik dengan menurunnya kadar lemak darah. Jika kadar lemak darah turun maka sirkulasi darah akan lancar, ini juga akan berefek baik pada kesehatan jantung.
Pengalaman saya mengajar delapan tahun di Pulau Banyak Barat, pulau terluar di Aceh Singkil dengan jarak tempuh lebih kurang enam jam perjalanan laut, sepeda merupakan alat transportasi paling efektif di daerah ini. Sepeda tidak membutuhkan bahan bakar minyak (BBM) yang harganya semakin tinggi. Jika timbulpun kerusakan, sangat sederhana perbaikannya. Sepeda sangat efektif sebagai alat transportasi di wilayah Kepulauan.
Kemudian, khusus di Aceh Singkil ini, masih ada wilayah yang belum terjamah aspal, masih diselimuti tanah kuning dan merah yang sangat panjang bahkan berlobang dan berbatu-batu. Tentunya tidak lain dan tidak bukan alat transportasi yang paling memungkinkan adalah sepeda.
Ternyata sangat banyak dampak baik dari penggunaan sepeda. Saya pribadi semenjak kecil selalu mendengarkan kata-kata penipisan lapisan ozon yang mengakibatkan green house effect atau biasa disebut efek rumah kaca. Hal ini disebabkan oleh zat buangan dari pembakaran yang tidak sempurna Darimana datangnya? Tentu saja salah satunya adalah dari asap-asap kendaraan bermotor.
Kabar baiknya sekarang kita bahkan sering mendengar atau mungkin mengalami sendiri kebijakan yang disebut sebagai car free day, dimana pada hari tersebut dibebaskan dari kendaraan bermotor kecuali hanya pejalan kaki dan pesepeda saja. Hiruk pikuknya suara kendaraan pada hari itu tentu berkurang seiring berkurangnya polusi udara, kenyamanan masyarakat bertambah.
Komunitas yang terbentuk dari pesepeda sekarangpun semakin banyak. Mereka berkumpul pada hari-hari libur kemudian pergi ke suatu tempat dengan perbekalan yang cukup untuk hari itu, beramai-ramai mereka menyebutnya “gowes”. Tidak hanya bersepeda semata, mereka bahkan membantu anak-anak miskin yang mereka jumpai atupun membantu membuang sampah-sampah yang mereka temui ke tempat pembuangan semestinya.
Jadi dari beberapa uraian manfaat sepeda di atas sudah seyogyanya kita bersama membantu menyukseskan program berbagi sepeda bagi mereka yang kurang mampu yang diinisiasi oleh lembaga CCDE. Semoga memberikan senyum kebahagiaan bagi mereka yang sangat membutuhkan dalam menunjang aktivitas keseharian mereka. Mari kita berdonasi melalui CCDE, mari kita tebar kebaikan, mari kita bersama alirkan senyum yang ramah kepada wajah-wajah mereka. Mereka yang belum terjangkau finansial yang baik tetapi memiliki semangat untuk maju. Mari kita kayuh sepeda untuk keberlangsungan Bumi yang lebih baik.