PESAN UNTUK ANAKKU
D Kemalawati
Anakku, jika seseorang bersalah padamu
Entah disengaja entah tidak
Maka perlakukan ia seperti ibu
Memperlakukanmu saat engkau salah
Maafkan dan lupakan
Anakku, jika seseorang menyinggung perasaanmu
Entah disengaja entah tidak
Maka perlakukan ia seperti ibu
Memperlakukanmu saat engkau menyinggung
Perasaan ibu
Maafkan dan lupakan
Anakku, jika seseorang membencimu
Ada dan tanpa sebab
Maka perlakukan ia seperti ibu
Memperlakukanmu saat engkau membenci ibu
Maafkan dan lupakan
Anakku, dalam singkatnya waktu bertemu
Siapapun yang sedang bersamamu
Perlakukan ia seperti ibu memperlakukanmu
Sayangi dan berilah ia kehangatan
Jangan pernah melukai hatinya
Dengan kata-kata maupun perbuatan
Anakku, jika ada sedikit dendam di hatimu
Buanglah ia jauh-jauh
Karena dendam itu akan menjadi srigala
Buas mencari mangsa
Biarkan ia di hutan, rimba raya
Memangsa yang bukan manusia
Anakku, jika ada sedikit dengki dalam hatimu
Buanglah jauh jauh
Karena dengki itu akan menjadi ular
Racunnya menuba tubuh
Biarkan ia di selokan kumuh
Kuyub bersama tikus tikus
Anakku, hidup bukan hanya memburu piala
Tak selamanya harus juara
Selama masih ada cinta dan doa ibumu
Hidupmu pasti dalam ridhaNya
Banda Aceh, 25 Juli 2022
Puisi Ku Penyair Ku
D Kemalawati
I
Di perjalanan aku bertemu puisiku duduk sendiri di tepi jalan
Ia begitu kurus, pucat dan matanya kehilangan cahaya
Sepertinya ia buta
Aku berhenti, menyapanya hati-hati
Kuingin ia bersuara setidaknya ia bertanya aku siapa
Dari tatapannya yang hampa
Kutahu, ia tak ingin disapa ditanya
Dikasihani karena tak berdaya
II
Saat aku linglung tak tahu siapa diriku
Aku bertemu penyair yang menuliskanku
Ia berjalan diantara debu
Ia seakan melayang ringan
Seperti daun kering ditiup angin petang
Aku coba menghentikan langkahnya
Memperkenalkan diriku
Kata-kata yang dulu selalu diagungkan
Didengungkan dengan penuh penghayatan
Akulah puisimu yang kini amnesia
Limbung dalam pengap sastra
Penyair, sungguh aku tak ingin kalah
III
Dalam perjalanan
Puisi tak membutuhkan penyair untuk menuntunnya, memberi gizi tubuhnya
Mengobati buta matanya
Dan Penyair, setelah puisinya ngembara ia hanya geming yang nyelinap sungsang
Tak mengubah makna
Banda Aceh, Juli 2022
BEGITU SINGKAT
D Kemalawati
Seperti mengetuk huruf- huruf
Di tust yang patuh
Kita menulis nasib
Menjadi demikian jernih
Hidup tak lebih hingga jemari
Berhenti mengetuk
Layar segera padam
Kata-kata lenyap
Begitu singkat
Banda Aceh, 21 Juli 2015
D Kemalawati, lahir dan besar di Aceh Barat Provinsi Aceh. Menari dan bermain teater sudah dilakoni sejak kecil termasuk menulis puisi. Saat kuliah di Banda Aceh mulai aktif mempublikasi karya baik puisi maupun cerpen di media kampus dan lokal. Sarjana pendidikan matematika yang akhirnya beralih profesi dari guru ke struktural di Pemerintah Aceh ini pernah beberapa kali menerima penghargaan di bidang sastra dan kebudayaan. Penyair Indonesia ini telah menerbitkan tiga antologi puisi tunggal dan bergabung dibanyak antologi puisi bersama dalam dan luar negeri.[]