Oleh Riska Mentari
Koordinator Bidang Pendidikan dan Pelatihan Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh
Perempuan yang bergelar ibu merupakan sosok yang menjadi alat, media, dan sekolah pertama bagi anak-anaknya. Tak heran, setiap ibu pasti ingin mencurahkan segala daya dan upaya untuk tumbuh kembang putra-putrinya yang optimal. Banyak proses dan tahapan yang dilalui seorang ibu dalam memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan sang anak bahkan jauh sebelum mereka dilahirkan.
Sejak masa kehamilan, ibu akan sangat memperhatikan asupan gizi untuk mengoptimalkan pertumbuhan janin agar berdampak baik untuk perkembangan otaknya. Maka saat bayi dilahirkan, pertumbuhan otaknya meningkat pesat, sehingga bayi siap untuk belajar di hari pertama kehidupannya. Menurut Journal of Early Childhood, seiring dengan tahapan perkembangannya berat otak bayi akan terus bertambah hingga 1000 gram yang awalnya hanya 350 gram. Hal ini karena, milyaran sel saraf dan jaringan otak yang terhubung menjadi satu dan berfungsi sebagai pusat pengendali tubuh.
Otak anak merupakan hal yang paling penting di awal masa keemasannya atau yang sering disebut dengan istilah “Golden Age”. Maka peran ibu ataupun lingkungan menjadi penentu atas kecerdasan anak-anak mereka selain dari faktor genetika. Melalui faktor-faktor tersebut, terciptalah proses stimulasi dan otak anak akan lebih terasah.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan orang tua terutama ibu untuk menstimulasi otak anak. Dimulai dari bayi, ibu dapat menstimulasi otak anak dengan sering mengajaknya berbicara, berekspresi, atau bahkan mengasah pandangannya. Pada saat memasuki usia balita, ibu dapat mengajak anak bermain dengan berbagai benda atau tekstur yang juga dapat mendukung skill motoriknya. Ibu juga dapat mengajak anak bercerita untuk memperbanyak kosa katanya. Dilansir dari Morinagaplatinum.com, saat memasuki usia 5 tahun otak anak berkembang amat pesat sekitar 90-95 persen dimana usia inilah yang di sebut sebagai “Golden Age” atau masa keemasan lima tahun pertama sang anak.
Pada tahap ini, biasanya anak membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang lebih banyak. Anak juga membutuhkan asupan nutrisi dan stimulasi yang tepat untuk mendukung pembentukan sinapsis. Dilansir dari wikipedia.org, sinapsis berfungsi sebagai penghubung jutaan neuron pada setiap bagian otak. Melalui proses tersebut, peristiwa-peristiwa akan membekas dalam ingatan anak. Perkembangan otaknya pun mulai sesuai dengan pengalamannya. Anak akan mengingat hal-hal yang membuatnya bahagia atau sedih, atau bahkan yang memberinya trauma. Kemudian, pengalaman tersebut akan membuat anak lebih efektif menghadapi memori traumatis atau yang tidak menyenangkan untuknya. Anak juga mulai memahami emosi yang ia rasakan dan mulai memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah.
Banyak cara yang dapat ibu lakukan untuk mengasah kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah, salah satunya adalah dengan mengenalkan dan mengajak anak bermain puzzle. Tidak hanya itu, bermain puzzle juga dapat mempertajam ingatan anak, melatih koordinasi mata dan tangan, mengasah kemampuan motorik, bahkan melatih kemampuan sosialnya. Di era yang serba digital seperti saat ini, ibu perlu media yang tepat untuk terus menstimulasi otak anak tanpa terlalu bergantung pada gadget. Di samping karena gadget membatasi ruang gerak anak, gadget juga memiliki dampak negatif terhadap kepekaan anak. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa gadget menjadi salah satu faktor utama “speech delay” pada anak seperti yang dilansir di laman halodoc.com.
Oleh karena itu, Center for Community Development and Education (CCDE) salah satu organisasi non pemerintah atau Non Governmental Organization (NGO) di Aceh yang sudah berdiri sejak 1993 terus berupaya dalam memberdayakan perempuan agar dapat mencetak generasi penerus bangsa yang cemerlang dan terhindar dari kecanduan gadget yang berlebihan.
Kali ini, Center for Community Development and Education (CCDE) melalui kegiatan Creative Education mengajak para orang tua untuk mendaftarkan anak-anaknya mengikuti lomba Puzzle 3D yang akan diadakan Februari 2023 nanti. Direktur CCDE, Tabrani Yunis berharap agar kegiatan ini dapat menjadi wadah untuk anak-anak menunjukkan bakat dan kreativitas nya. Saya, Riska Mentari selaku koordinator acara juga berharap dengan terlaksananya kegiatan ini nanti dapat membantu ibu-ibu dalam mengenali dan menggali potensi anak-anak merek