Oleh Zulkifli Abdy
Buat Seorang Ilham
Mungkin engkau bertanya mengapa aku kerap menyebut pulau Penyengat
Karena di sana pada suatu hari biduk yang kita tumpangi pernah merapat
Bahtera yang mengarungi laut dangkal itu berpenumpang sarat
Di masjid pulau itu pula kita pernah menunaikan shalat Jumat
Dan memandang takjub meriam tua yang telah berkarat
Mungkin engkau bertanya mengapa aku kerap menyebut pulau Penyengat
Di sana kita pernah berziarah ke makam ulama yang masih terawat
Juga situs-situs peninggalan sejarah yang perlu dicatat
Di sanalah sejarah masyarakat melayu Riau pernah berpusat
Menjelang senja yang kian temaram kita pun bergegas kembali ke darat.
(Z.A – Kutaradja, 17 Juli 2022 pukul 16.10).