Oleh Zulkifli Abdy
Sejenak kutertegun..,
Tiba-tiba saja orang-orang mulai berbenah
Hari berganti bulan dan bulan pun berbilang dua belas
Semuanya perlahan namun pasti bergerak dinamis dalam siklus waktu
Sejenak kutertegun..,
Tiba-tiba saja orang-orang mulai berkemas
Sementara di ufuk mentari semakin condong
Menyisakan rona merah di atas samudera
Membiaskan kemilau di riak-riak senja
Sejenak kutertegun..,
Tatkala kusadari hari-hari yang telah berlalu
Nyaris tak sisakan apa-apa selain potret mimpi yang kian buram
Dan asa yang tertidur pulas di peti mati pengharapan
Sejenak kutertegun..,
Tatkala kusadari bahwa kita masih saja terlena
Melihat orang-orang tersenyum dalam mimpi
Kini kita berada di tapal batas waktu,
yang tak henti-hentinya mengumbar janji
Ternyata nasib kita bukan pada siapa-siapa, tetapi ada pada diri kita sendiri
Sejenak kutertegun..,
Tengadahkan tangan ke haribaan Ilahi
agar tidak hanya diberi tahun yang berganti
Namun lebih pada kesadaran hati untuk merenung kembali
Tentang hakikat pergantian tahun dan apa saja yang hendak disahuti
Sejenak kutertegun..,
Sementara waktu perlahan merambat menuju singgasana penantian
Mari kita hijrah tidak hanya dalam dimensi waktu semata
Tapi lebih pada apa yang mesti kita persembahkan bagi bumi pertiwi
(Z.A)