• *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • Gepeng Yang Diamankan Satpol PPWH Banda Aceh Pakai Sabu Sebelum Beraksi
  • Home 1
    • Air Mata Mata Air
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Memilih Pendidikan, Memilih Masa Depan
  • Redaksi
  • Telaga Sastra Cinta “Savitri J”
Sunday, March 26, 2023
No Result
View All Result
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home POTRET Budaya

Puisi-Puisi Mengenang Tsunami Aceh

Rindu Ibu dan Pulanglah Nak

admin by admin
December 25, 2022
in POTRET Budaya, Puisi, Sastra, tsunami Aceh
0
BUKU ITU AKU SIMPAN
0
SHARES
1
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter


Rindu Ibu

Delia Rawanita

Besok pertemuan kita,bu

Aku tak pernah lupa menghitungnya tanggalnya

Selamanya

Pagi itu aku bersama ibu

Kita menunggu ayah pulang

Membawa ikan hasil tangkapan

Ibu memasakknya untuk lauk sarapan

 

Agak lama kita menunggu

Aku mulai bosan

Ibu mengusap kepalaku dan berkata

“ Sabar ya, sebentar lagi ayah pulang”

 

Memeluk ibu membuat rasa lapar hilang

Aroma tubuhnya membuat perutku kenyang

Ibuku memang perempuan luar biasa

Kekuatan hidupku yang tak terhingga

 

Tiba tiba gempa datang kuat sekali

Aku makin erat memeluk ibu

Sesaat kemudian air laut surut

Ikan berlompatan keluar menuju pantai

 

Lalu terdengar suara gemuruh

Orang orang di pantai panik, berlarian

Air laut naik menutup langit

Hitam

 

Tak ada yang bisa dilakukan

Kulihat ibu pasrah pada takdirNya

Aku memeluk ibu

Ibu dipeluk laut

 

Hari ini belasan tahun yang lalu

Aku berdiri menanti dengan rindu

Menunggu di tepian pantai  menatap gelombang

Mengharap lambaian tangan, ibu

Seperti ayah melihat lambaian tanganku waktu itu

 

Aku masih di sini bu

Di tepian laut dekat rumah kita dulu

Menatap laut membayangkan dirimu

Peluklah aku, bu

Seperti laut memeluk ibu.

 

Banda Aceh , 25 Desember 2022

 

PULANGLAH, NAK

Delia Rawanita

Aku ingat betul pagi itu

Kedua anakku  bermain di halaman

Sambil menyapu kulihat mereka berlarian gembira

Saddam 6 tahun dan Tata 10 tahun

Tiba tiba bumi berguncang

Gempa besar datang

Mereka ketakutan dalam dekap

Kami berpelukan erat

Tak lama suara gemuruh

Seperti suara angin badai

“ Air laut naik, air laut naik

Semua panik menyelamatkan diri

Ombak tinggi menjulang menerjang

Menghantam apa saja di hadapan 

Aku berlari mengendong anakku

Saddam meronta ingin turun

“ Biarkan Saddam lari,mak” dia memelas

Aku tetap memeluknya  erat

Tak boleh ada yang terpisah

“Kita  tetap bersama” teriakku di sela  deru

Gelombang besar menghantam tubuhku

Mereka terlepas entah kemana

Timbul tenggelam di dalam  air hitam.

Anak anakku hilang seketika

Aku tak tahu rencana Allah

Aku selamat atas kuasaNYa

Namun apalah artinya

Aku kini  sebatang kara

Kadang rasa rindu datang begitu pekat

Perih bagai disayat sayat

Kubenamkan diri dalam doa

Anakku engkau di mana..

Malam itu hujan  tak juga reda

Aku tertidur dengan mukena

Bermimpi bertemu Tata

“ Ibu, datanglah , pusaraku tak jauh

di kawasan pantai “

Aku pasrah pada kehendakNya

Anakku Tata sedang  di taman surga

*****

Ibu menggantung harap

Kau  datang dalam mimpi

Terasa hangat tubuhmu dalam gendongan ibu

Menunggu mukjizat sampai

Jika kau masih hidup  datanglah lagi 

kuhitung dengan jari

Kiranya umurmu 24 tahun kini

Sudah berbagai tempat ibu jelajahi

Panti asuhan, tempat penitipan atau hunian di kolong jembatan

Berharap suatu hari kau tak lupa jalan pulang

Kantor berita tentang anak hilang

Ibu masih di sini , nak

Di rumah  kita yang hancur dulu

Syukur ada yang prihatin dengan kita

Bantuan mengalir dari mana saja

Namun berita tentang kau belum tiba

Tapi tetap merasa kau masih ada

Beberapa orang berkata dibawa orang ke Jakarta

Itulah mengapa harapan terpelihara di dada

Bahagiakah kau nak, di sana..

Kabarkan kami tentang dirimu

Menunggu kau pulang setiap waktu

Sampai ajal datang menjemput ibu.

Catatan :

1.https://www.bbc.com>Indonesia Tsunami Aceh 15 tahun kemudian :” Saya yakin anak saya masih hidup”

Related

Previous Post

Pohon Ajaib

Next Post

RENUNGAN DI UJUNG TAHUN

admin

admin

Next Post
RENUNGAN DI UJUNG TAHUN

RENUNGAN DI UJUNG TAHUN

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

TADARUS NYANYIAN QURANI

TADARUS NYANYIAN QURANI

4 hours ago
Museum Pijay

Museum Pijay

5 hours ago

Trending

MAKNA SEPEDA DALAM KEHIDUPAN

MAKNA SEPEDA DALAM KEHIDUPAN

1 month ago
Mewaspadai Cyberbullying Pada Anak

Kenakalan Remaja dan Peran Pendidikan Keluarga

4 days ago

Popular

Belajar Bersepeda pada Belanda dalam Mengatasi Polusi dan Kematian Lalu Lintas pada Remaja.

Belajar Bersepeda pada Belanda dalam Mengatasi Polusi dan Kematian Lalu Lintas pada Remaja.

1 month ago
MAKNA SEPEDA DALAM KEHIDUPAN

MAKNA SEPEDA DALAM KEHIDUPAN

1 month ago

5 Sepeda untuk Program 1000 Sepeda

6 years ago
Menumbuhkan Budaya Literasi Sejak Dini

Menumbuhkan Budaya Literasi Sejak Dini

1 week ago

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

11 months ago

Spam Blocked

9,729 spam blocked by Akismet

Follow Us

  • Redaksi
  • Feed

Copyright © 2022, potretonline.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Potret Utama
  • Sorotan
  • Bingkai
  • Bingkai Sekolah
  • Frame
  • Tips Kita
  • News
  • Sehati
  • English Article
  • Wisata
  • Blitz
  • Sastra
  • Sketsa
  • Peace Corner
  • Kronis
  • Lensa

Copyright © 2022, potretonline.com

Go to mobile version