Usfa Sri Rezeki
Malam begitu pekat
terasa amat penat
Tak biasanya…
Seakan semuanya makhluk diam
Tak berani bersuara
Jangkrik seakan bersembunyi
Kodok pun seakan tidur pulas
Irma terjaga dalam diam
Diresapinya suasana malam
berdiri dia melangkah ke jendela
Lalu disibakkan kain gorden dengan perlahan
Menatap sebuah rumah
Di tempat dulu mereka bersenda dan bersuka ria
Ntah mengapa hatinya galau
Pikiran pun kacau
Ntah senang ntah nestapa
Namun perasaan itu terus menggoda
Pagi itu Irma dan anak-anaknya ingin ke pantai. Dibangunkan anak-anaknya yang masih pulas. Namun mereka tak beranjak jua. Irma terus saja membangunkan mereka. Tiba-tiba goncangan itu mengejutkannya. Semakin keras dan semakin keras goncangan itu
Tak sadar keluar kata “gempa”.
Dengan sigap ditarik kedua anaknya dan berlari keluar
*https://www.kompas.com/sains/read/2022/01/18/123000323/penjelasan-ilmiah-mengapa-gempa-dapat-mengakibatkan-tsunami
Goncangan demi goncangan semakin terasa, seakan merobohkan isi dunia.
Kata-kata “lailahailallah” pun terucap keras dan terdengar jelas. Pucat pasi di wajahnya.
Berpikir akan kah kiamat dunia?
Goncangan magnitudo 9,3 skala Richter, telah mengakibatkan tsunami yang menyebabkan banyaknya korban jiwa.
Perasaan cemasku pun mengisi jiwa-jiwa.
*https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_dan_tsunami_Samudra_Hindia_2004
Berapa saat setelah itu, entah apa terjadi di luar sana, namun banyak orang hiruk pikuk berteriak
Lari… Larii… Lariii…
Itulah kata yang terdengar di saat itu
Ternyata air laut melimpah ke darat
Tak masuk akal sehat
Tapi ini benar adanya
Air menggulung jutaan manusia
Rumah, toko, pepohonan semua hancur tak tersisa
Air bena telah tiba
Duka nestapa pun membelenggu jiwa
*https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/12/15/deretan-bencana-tsunami-terbesar-yang-menelan-ribuan-korban-meninggal-di-indonesia#:~:text=Badan%20Meteorologi%20Klimatologi%20dan%20Geofisika,itu%20disebut%20mencapai%20227.898%20jiwa
Beberapa jam setelah itu
Irma pun mengingat ibu
Ibunya yang berjualan nasi di setiap pagi
Sampai saat ini belum kembali
Irma pun pergi ke tempat jualan ibunya
Dan terpana tanpa suara
Menyaksikan suasana di sana
Semuanya telah rata
Bumi berselimutkan sampah dan puing-puing di mana-mana
Hanya air mata yang mengalir
Tanpa bisa berbuat apa-apa
Ibu… Ibuu… Ibuuu….
Hatinya menjerit
Di manakah ibu?
Ibu… Ibuu… Ibuuu…
Semoga Allah melindungi mu
Irma pun terpaku diam membisu
Pikiran pun tak menentu
Hati terasa disayat sembilu
Memikirkan dimana gerangan ibu
Malam pun tiba
Berbalut kerudung putih, menangis bersimbah air mata
Qitabullah masih terdekap di dadanya
Sebagai saksi kepedihan hati yang luka
Oh Tuhan…
Kemanakah ibu…
Masih adakah dia…
Masihkah engkau menyelamatkan jiwanya
Dari terjangan air laut yang mengganaskan
Begitu hebat guncangan itu
Hingga meluluh lantakkan bumi Aceh tercinta
Tak terhitung korban jiwa4
Tak terhitung korban harta
Hanya dalam waktu 30 menit
Sapuan air itu menenggelamkan sebahagian bumi Aceh
Duka Aceh menjadi dukanya dunia
Mereka menangis
Mereka berduka
Seakan diri mereka pun menjadi mangsa
Dari luapan air laut semata
*https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/12/15/deretan-bencana-tsunami-terbesar-yang-menelan-ribuan-korban-meninggal-di-indonesia#:~:text=Badan%20Meteorologi%20Klimatologi%20dan%20Geofisika,itu%20disebut%20mencapai%20227.898%20jiwa
Isak tangis pun semakin menyayat
Hati pun terasa tersayat-sayat
Tuhan…
“Apakah ibu ku telah pergi dalam diam?”
Gumamnya
Tak ada berita semuanya diam
Jiwanya terasa semakin kelam
Seiring lampu-lampu di saat itu padam
Malam pun semakin larut
Membuat hatinya yang kian bergelut
Dengan rasa-rasa yang kelam bagaikan kabut
Gelap… Gelapp… Gelappp…
Bagaikan mata hari terbalut kabut
Begitu dahsyatnya air itu hanya 100 m/detik saja
Mampu mengubah segalanya
Kepedihan kini menyelimuti raga
Duka nestapa pun semakin terasa
Perih, pedih, dan pilu amat dirasa
Melepas perginya ibunda tercinta
Semoga bahagia di alam sana
Doa selalu dari anak-anak tercinta
Berharap semua syahid sebagai syuhada
https://news.detik.com/berita/d-5870910/tragedi-tsunami-aceh-17-tahun-lalu-gempa-dahsyat-diikuti-terjangan-tsunami
Tsunami Aceh bermula dari gempa magnitudo 9,3 yang terjadi sekitar pukul 07.59 WIB pada Minggu (26/12/2004).
Gempa dirasakan selama 10 menit dan berpusat di Samudra Hindia pada kedalaman sekitar 10 kilometer di dasar laut.