• *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • Gepeng Yang Diamankan Satpol PPWH Banda Aceh Pakai Sabu Sebelum Beraksi
  • Home 1
    • Air Mata Mata Air
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Memilih Pendidikan, Memilih Masa Depan
  • Redaksi
  • Telaga Sastra Cinta “Savitri J”
Thursday, March 30, 2023
No Result
View All Result
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Artikel

HERD MENTALITY

admin by admin
December 2, 2022
in Artikel, Bingkai
0
NEGARA INDONESIA
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Fajar

Alumni FKIP Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh

Perilaku berkelompok adalah sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial. Forbes menyebutkan bahwa perilaku ini sangat berpengaruh pada skill kepemimpinan.

Menurut Trello, mentalitas ini dapat diibaratkan sebagai mentalitas yang ada pada sekelompok serigala. Jika kamu berada di luar kelompok, kamu adalah musuh yang tidak bisa dipercaya. Serigala berjalan dalam kelompok yang memiliki urutan kekuasaan. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh “Alpha” yang berwatak otoriter.

Secara alamiah, manusia adalah makhluk sosial dimana kehidupannya tergantung kepada komunitas, baik dalam jumlah kecil maupun besar. Di zaman dahulu, hukuman paling berat untuk manusia adalah dikucilkan atau dikeluarkan dari komunitasnya.

Di zaman penjajahan kolonial masih menggunakan hukuman ini, tetapi mereka menggunakan untuk membuang orang-orang yang dianggap berbahaya bagi kekuasaan kolonial. Tujuanya adalah untuk menakuti orang-orang lain agar tidak memberontak. Jika tetap memberontak akan dibuang dari komunitasnya. Ketakutan akan hilangnya komunitas ini bagian dari “Herd Mentality” atau mentalitas kawanan, dimana dia hanya bisa berani dan eksis ketika berada dalam kawanan.

Herd Mentality ini memang bawaan manusia sejak zaman purba dan tetap ada di dalam alam bawah sadar manusia. Orang takut dicap sebagai PKI atau komunis bukan karena komunisnya, tapi takut ketika stempel itu melekat akan dikucilkan dari masyarakat. Ketika PKI dulu berkuasa, orang-orang begitu bangga menjadi bagian dari PKI.

Calon presiden yang 5 tahun lalu dibenci oleh satu kelompok dengan berbagai isu saat ini orang yang sama dan belum berubah didukung mati-matian oleh kelompok yang dulu membencinya. Kenapa? Karena manusia itu mudah sekali disodorkan identitas palsu yang sesuai dengan keinginan si pemimpinya.

Dalam bidang agama, penyakit ini lebih ngeri lagi,  yaitu: “Jika seorang mengatakan sesat kepada satu kelompok, diberikan contoh walaupun itu dikarang bebas, dengan serta merta seluruh masyarakat akan menghujat mereka. Mereka yang ikut menghujat bukan karena tahu, tapi karena mereka takut keluar dari komunitas mereka. Mereka sangat takut jika tidak menghujat nanti dimasukkan ke kelompok yang dihujat itu. Oleh karena itu, dalam perkara ini. kebenaran itu “sangat mahal”, tidak dengan disuguhkan dengan segelas kopi, tetapi engkau harus merawatnya dengan jiwa dan darah agar dia tumbuh dan mengakar. Metode ini memang tidak mudah, karena diperuntukkan untuk mereka yang tidak berada dalam kawanan yang memperoleh keyakinan dengan cara ikut-ikutan.

Dalam sejarah, metode ini pernah dipraktikkan  Nabi Muhammad, yaitu menyendiri di Gua Hira, terbebas dari komunitasnya dalam jangka yang lama, sehingga Beliau bisa melihat dengan jernih di mana letak kesalahan dari masyarakatnya. Dari Guha Hira Nabi melihat dengan jelas begitu buruknya akhlak masyarakat Arab zaman itu. Mereka sangat takut kehilangan komunitasnya, sehingga senang atau tidak senang melakukan apa yang kaumnya lakukan.

Nabi Muhammad lewat khalwat (suluk) yang panjang akhirnya terbebas dari penyakit Herd Mentality, karena Beliau bersandar kepada Sang Maha Mutlak, kebenaran Sejati yang di bawah kemanapun akan tetap Benar, akan tetap Menang. Nabi pun mendidik sahabat agar terbebas dari mental buruk itu dengan cara bersuluk dalam jumlah hari tertentu, dan ilmu itu diwariskan hingga saat ini.

Allah memanggil orang-orang yang telah tenang jiwanya :

يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ٱرْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً فَٱدْخُلِى فِى عِبَٰدِى وَٱدْخُلِى جَنَّتِى

“Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai. Lalu, masuklah ke dalam golongah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku!” (QS. Al-Fajr: 27-30)

Related

Previous Post

SEMUA MENURUT PERINTAH-MU

Next Post

Kolaborasi dan Kerjasama antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Pulau Lombok, NTB

admin

admin

Next Post
Kolaborasi dan Kerjasama antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Pulau Lombok, NTB

Kolaborasi dan Kerjasama antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Pulau Lombok, NTB

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

I am Dreaming  to Make  A Book

I am Dreaming to Make A Book

8 hours ago
HABIBIE, TEKNOLOGI DAN CINTA SEJATI, Kenangan Yang Tak Terlupa

HABIBIE, TEKNOLOGI DAN CINTA SEJATI, Kenangan Yang Tak Terlupa

11 hours ago

Trending

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

11 months ago
Mengulik Melemahnya Gerakan Sipil dan “Student Movement”

Mengulik Melemahnya Gerakan Sipil dan “Student Movement”

4 days ago

Popular

Belajar Bersepeda pada Belanda dalam Mengatasi Polusi dan Kematian Lalu Lintas pada Remaja.

Belajar Bersepeda pada Belanda dalam Mengatasi Polusi dan Kematian Lalu Lintas pada Remaja.

1 month ago
MAKNA SEPEDA DALAM KEHIDUPAN

MAKNA SEPEDA DALAM KEHIDUPAN

1 month ago

5 Sepeda untuk Program 1000 Sepeda

6 years ago

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

11 months ago
Menumbuhkan Budaya Literasi Sejak Dini

Menumbuhkan Budaya Literasi Sejak Dini

2 weeks ago

Spam Blocked

12,632 spam blocked by Akismet

Follow Us

  • Redaksi
  • Feed

Copyright © 2022, potretonline.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Potret Utama
  • Sorotan
  • Bingkai
  • Bingkai Sekolah
  • Frame
  • Tips Kita
  • News
  • Sehati
  • English Article
  • Wisata
  • Blitz
  • Sastra
  • Sketsa
  • Peace Corner
  • Kronis
  • Lensa

Copyright © 2022, potretonline.com

Go to mobile version