Oleh Zulkifli Abdy
Kegamangan malam merangkak
mengikuti detak jarum jam
Perlahan mengunci hening huma di
segara yang telah ditinggal kelana
Entah apa yang ada digenggam erat perjalanan terakhir musafir
Mendekap sesuatu yang dia sendiri tak mengerti pada siapa diperuntukkan
Meninggalkan apa saja yang dia tak paham pada siapa diamanatkan
Kini ranah itu telah menjelma menjadi hamparan puing berserakan
Seperti tak ada lagi sisa masa lalu kehidupan yang dapat dikisahkan
Di bawah tenda-tenda pengungsian segalanya mesti dimulai dari awal
Kehidupan senantiasa menjanjikan sesuatu yang tak pasti
Kecuali keyakinan tentang qadha dan qadhar.
(Z.A -Mengenang tsunami di Aceh 26 Desember 2004)