• *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • Gepeng Yang Diamankan Satpol PPWH Banda Aceh Pakai Sabu Sebelum Beraksi
  • Home 1
    • Air Mata Mata Air
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Memilih Pendidikan, Memilih Masa Depan
  • Redaksi
  • Telaga Sastra Cinta “Savitri J”
Thursday, October 5, 2023
No Result
View All Result
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Essay

Gelisah Cinta

admin by admin
December 9, 2022
in Essay, Sastra
0
Surat Terpendam
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Breaking Reza

— —

Mengulang masa lalu tepat di adegan-adegan bahagia, sungguh terasa mustahil.

Mengulang karena kita terlalu padu, tapi sudah tidak memungkinkan.

Memang dulu terasa indah untuk melampiaskan emosi berbalut senyuman, kita saling bertanya kabar dalam kerinduan… bersama kerinduan yang sama.

Di lintasan panjang saat itu, tak memungkiri akan bersatu perasaan kita di sebuah wadah yang sama. Kau _(mungkin)_ menyukaiku karena aku mencintaimu.

Semua hanya diam, tak pernah terukir kata-kata indah untuk menabur cinta di hati masing-masing. Kau seakan menantiku mengungkapkannya, dan aku terlalu ragu untuk mengilustrasikannya padamu.

Dan benar seperti apa yang pernah disyairkan oleh beberapa musisi dalam lagu-lagu mereka. Cinta harus dibuktikan oleh tindakan yang awalnya mesti dibarengi dengan ucapan lisan. Nah, aku masih belum paham saat itu.

Ketika semua seakan terlambat, satu hal yang pasti berlabuh dalam nadiku adalah penyesalan yang hingga kini masih terasa menyerang urat-urat saraf hati dalam merasakan kenangan lama.

Kini, ingin mengulangi masa lalu adalah sesuatu yang tidak memungkinkan. Ketika aku hendak kembali dan meluruskan apa yang masih bengkok, tapi kenyataan sekarang adalah apa yang harus kuhadapi.

Hidup di bawah tekanan gelisah yang tidak terkontrol, terkadang auramu datang menerobos kesunyian hari. Kau mampu membawaku segudang kabar bahagia dalam imajinasi, terkadang juga menitipkan rasa khawatir yang membara.

Aku memungkinkan sesuatu dengan berlebihan. Semua asumsi masuk dan kujadikan sebuah kesimpulan bahwasanya… sampai saat ini aku tak tahu cara mengungkapkan cinta ini padamu.

Kuletakkan karya rajutan tali buatanmu di kamar, agar sebelum tidur dan saat terbangun, hanya dirimu yang kuharapkan tiba menyapaku.

Hidup dalam kondisi batin yang tidak terkendali. Kurasakan denyut nadi mengobok-obok aliran darah di dalam tubuh. Seketika diriku panik… panik jika sewaktu -waktu kau meninggalkanku di sini.

Jujur, pada detik-detik ini, aku terlalu bingung. Bingung harus melakukan apa untuk menenangkan diriku sendiri. Cinta ini ingin berlabuh padamu, cinta ini ingin menuju padamu, cinta ini ingin menyatukan diri ke dalam perasaanmu.

Tapi… apakah mungkin?

Malam ini barangkali akan terasa lebih dingin dari biasanya. Hawa penakut datang dan berhasrat mencabik-cabik dadaku. Jika mesti ku hadapi itu, kubayangkan saja aku berada di ambang kematian… kematian dalam berharap dirimu.

Dan dedaunan pun seperti tak ingin memberi kabar warna hijau besok. Ada matahari yang menyembunyikan sinarnya di balik awan kelabu tebal. Awsya, apa yang harus kulakukan untuk membenam kegelisahan ini?

Apa kau mendengarku?

Sepertinya, gerimis ini juga tak ingin menghilangkan jejak rasa sakit dalam berharap. Tak ada yang bisa diandalkan saat ini.

Menjadi lelaki yang telah memutuskan untuk mencintaimu selama delapan tahun lamanya… delapan tahun hanya untuk kupendam

Dan akhirnya, perasaan cinta ini akan terus terpendam untuk selama-lamanya.

Related

Previous Post

Yayasan KAHFIS Aceh Gelar Acara ISLAMIC EDU FAIR

Next Post

SINERGITAS KAUM MUDA DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN EKONOMI SYARIAH

admin

admin

Next Post
SINERGITAS KAUM MUDA DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN EKONOMI SYARIAH

SINERGITAS KAUM MUDA DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN EKONOMI SYARIAH

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Profesor Agung Pranoto Mengapresiasikan Buku Sajak Secangkir Air Mata,  Karya Hamdani Mulya

Profesor Agung Pranoto Mengapresiasikan Buku Sajak Secangkir Air Mata, Karya Hamdani Mulya

7 hours ago
Kajian Millenial RTA Aceh Utara Kembali Hadir di Geureudong Kupi Bulan Ini, Bahas Ilmu Parenting

Kajian Millenial RTA Aceh Utara Kembali Hadir di Geureudong Kupi Bulan Ini, Bahas Ilmu Parenting

8 hours ago

Trending

Amplop Tua Itu

Amplop Tua Itu

1 day ago
Pembelajaran Bermakna dengan Memanfaatkan Aplikasi Digital

Pembelajaran Bermakna dengan Memanfaatkan Aplikasi Digital

1 year ago

Popular

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

1 year ago
Mewaspadai Cyberbullying Pada Anak

Melihat Sisi Lain Kaum Remaja

2 weeks ago
Nasib Perempuan di Lokasi Tambang Blang Nisam

Nasib Perempuan di Lokasi Tambang Blang Nisam

1 month ago
Pembelajaran Bermakna dengan Memanfaatkan Aplikasi Digital

Pembelajaran Bermakna dengan Memanfaatkan Aplikasi Digital

1 year ago
Amplop Tua Itu

Amplop Tua Itu

1 day ago

Spam Blocked

22,522 spam blocked by Akismet

Follow Us

  • Redaksi
  • Feed

Copyright © 2022, potretonline.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Potret Utama
  • Sorotan
  • Bingkai
  • Bingkai Sekolah
  • Frame
  • Tips Kita
  • News
  • Sehati
  • English Article
  • Wisata
  • Blitz
  • Sastra
  • Sketsa
  • Peace Corner
  • Kronis
  • Lensa

Copyright © 2022, potretonline.com

Go to mobile version