• *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • Gepeng Yang Diamankan Satpol PPWH Banda Aceh Pakai Sabu Sebelum Beraksi
  • Home 1
    • Air Mata Mata Air
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Memilih Pendidikan, Memilih Masa Depan
  • Redaksi
  • Telaga Sastra Cinta “Savitri J”
Thursday, June 1, 2023
No Result
View All Result
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home BUMN

FORUM AYO SELAMATKAN INDONESIA

*BUMN, Pengelolaan Salah Kaprah?*

admin by admin
December 29, 2022
in BUMN, Cacatan
0
0
SHARES
2
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

*Pengantar :*

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedianya berperan penting dalam penyelenggaraan perekonomian negara, dengan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Jika menilik pada Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, disebutkan bahwa BUMN ikut berperan menghasilkan barang dan/atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat. Tapi, jika kita lihat faktanya yang terjadi justru sebaliknya. BUMN justru hanya menjadi alat atau mesin uang untuk oknum penguasa yang memanfaatkan perusahaan plat merah tersebut. Padahal, BUMN seharusnya dikelola dengan semestinya untuk kemakmuran rakyat, bukan menjadi “sapi perahan” untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Tulisan Memet Hakim ini menyuguhkan pandangan yang menarik untuk dibahas._

Oleh : Memet Hakim

Saya tidak tahu persis untuk apa Kementerian BUMN dibentuk, tapi salah satunya pasti untuk memudahkan oknum penguasa memanfaatkan perusahaan plat merah tersebut. Waktu masih di bawah Kementerian, seingat saya BUMN lebih sehat, kecil-kecil tapi menghasilkan. Dengan adanya kementerian BUMN, ada perubahan perilaku sosial terutama saat rekruitmen para pejabatnya, ujung-ujungnya dapat ditebak sendiri hasilnya.

Sejak Kementerian BUMN dibentuk cuma Perbankan saja yang menjadi titik perhatian. Kita tahu bahwa bunga bank adalah riba dan nyatanya memang bank plat merah ini yang diandalkan untuk mendukung setoran ke APBN setiap tahunnya. Itupun hanya 3 bank saja.

Bank yang punya laba besar ini, sebaiknya menurunkan suku bunga misalnya dari 14% ke 8 %, yang 8% menjadi 6%. Untuk bank, cukup BEP saja. Dengan rendahnya suku bunga, maka kegiatan ekonomi semakin deras alirannya. Itulah gunanya Bank plat merah. Keuntungan akibat arus ekonomi lancar itu jauh lebih besar. Bank janganlah dijadikan tulang punggung setoran ke negara, tapi justru difungsikan untuk memperlancar arus ekonomi.

Di masa kolonial Belanda, VOC dulu cukup dari hasil dagang rempah-rempah dan hasil perkebunan. Indonesia kini jauh lebih baik sekarang, selain perkebunan, punya tambang, minyak, gas, penerbangan, pelabuhan, telekomunikasi, industri, dan lainnya. Seharusnya setoran dari sektor itu lebih dari cukup.

Nah, saatnya untuk memperhatikan SDA yang bisa dijadikan andalan. Nikel misalnya yang harganya melangit dan produksinya jauh meningkat, minyak bumi yang harganya relatif tinggi, logam mulia, emas hitam, dll.,minyak dan gas seharusnya bisa mendukung setoran ke APBN, jangan sampai dijadikan sumber dana pihak lain yang tidak jelas penggunaannya.

BUMN perkebunan, yang sebenarnya bisa menjadi andalan seperti sawit, gula dan karet justru tidak dikembangkan, bahkan tersirat dikerdilkan. Perannya diganti oleh perusahaan asing dan swasta. Tentu uangnya tidak akan mengalir ke pemerintah.

Bidang lainnya seperti Perikanan, Peternakan yang potensinya besar tidak diperhatikan juga. BUMN konstruksi dan industri tampaknya hanya menjadi pemanis saja, justru dibikin merana. Pabrik kapal terbang, kapal laut, senjata semua bisa menjadi sumber dana buat negara.

Target setoran sekitar Rp49.1 triliun dari kementerian BUMN ternyata kontribusi dari perbankan Rp24,85 triliun (51%). Dari non-perbankan Tambang, Minyak, Gas, Telekomunikasi, Perkebunan, Konstruksi, Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kesehatan, Pelabuhan, Semen, dll. sebesar Rp23,53 triliun (49%) target tahun 2023. Gambaran ini merupakan bukti bahwa BUMN hanyalah dijadikan alat atau mesin uang saja, tapi bukan untuk negara.

Nikel, batubara, volume dan harganya melejit. Belum lagi seperti emas, perak dan timah. Lifting minyak bumi saat harga baik seperti sekarang bisa dipompa lagi. Sawit dengan teknologi agronomi yang ada bisa didongkrak produksinya sebanyak 50%, Ini semua bisa meningkatkan penerimaan negara.

Yah, inilah yang terjadi, dimana SDA kita dikuras, rakyat susah, orang lain yang menikmati. Jika saja ada “political will”, Bea Keluar (BK) untuk produksi tambang bisa saja dibuat seperti pada Minyak Sawit. Bea masuk komoditi yang sudah diproduksi bisa ditingkatkan. Belum lagi fiskal, visa, Pph TKA, dan lain-lain semua bisa digenjot bukan dibebaskan seperti sekarang.

Perlu ada perubahan paradigma mengurus negara untuk kesejahteraan rakyatnya. Struktur ideal APBN sebagai berikut :

             Anggaran Penerimaan

No Keterangan 2023 Ideal

1. Pajak               70% 40%

2. Non Pajak        18% –  40%

  1. 3 Bea Cukai.        12%         20%

  Sub Total         30%         60%

  Total         100% 100%

No Anggaran Belanja 2023 Ideal

1 Pemerintah Pusat 72%           40%

2 Pemerintah Daerah 28%           60%

     

Pajak yang saat ini porsinya 70 % dari total anggaran harus diturunkan menjadi 40% bahkan 30% jika memungkinkan. Non pajak yang dimotori oleh BUMN harus didongkrak keatas, BUMN dibesarkan, bukan dibiarkan mati sendiri, dibantu dengan kebijakan-kebijakan yang sehat. Bea cukai bisa diatur akan kegiatan kegiatan ekspor meningkat, impor menurun.

Pemerataan sangatlah penting, bagaimana gap antara si kaya dan si miskin semakin dekat. Dana pusat sebaiknya lebih banyak dikirim ke daerah agar kegiatan ekonomi tumbuh lebih merata. Pemerintah pusat saat ini mengendalikan dana RAPBN sebesar 72% sebaiknya dikurangi menjadi 40% saja, sisanya kirim ke daerah. Kan sudah otonomi, tinggal pengawasan yang harus ditingkatkan.

Bandung, 23 Desember 2022

Memet Hakim, Pengamat Sosial, Ketua APIB

Related

Previous Post

Bupati Aceh Selatan Launching Beras Kemasan Produksi Unit Usaha Kilang Padi Tulung Mulung BUMG Gampong Sapik

Next Post

Azyumardi Azra, Sang Intelektual Organik Yang Rendah Hati

admin

admin

Next Post
Azyumardi Azra, Sang Intelektual Organik Yang Rendah Hati

Azyumardi Azra, Sang Intelektual Organik Yang Rendah Hati

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Ratapan Anak Pinggir Sungai

Ratapan Anak Pinggir Sungai

13 hours ago
Disdik Gayo Lues Selenggarakan Sosialisasi Penulisan Blangko Ijazah SD dan SMP

Disdik Gayo Lues Selenggarakan Sosialisasi Penulisan Blangko Ijazah SD dan SMP

14 hours ago

Trending

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

1 year ago
Perbedaan

Perbedaan

4 days ago

Popular

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

1 year ago
Satupena Aceh Bedah Buku “Kulukis Namamu di Awan”

Satupena Aceh Bedah Buku “Kulukis Namamu di Awan”

12 months ago
PELATIHAN HIDROPONIK SEDERHANA DALAM UPAYA PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT DI DUSUN TIMUR GAMPONG KOPELMA DARUSSALAM OLEH MAHASISWA PPG USK

PELATIHAN HIDROPONIK SEDERHANA DALAM UPAYA PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT DI DUSUN TIMUR GAMPONG KOPELMA DARUSSALAM OLEH MAHASISWA PPG USK

1 week ago
Hujan Pagi ini

Hujan Pagi ini

2 weeks ago

Lembaga Panglima Laot Aceh Mau Dibawa Ke Mana?

2 weeks ago

Spam Blocked

16,303 spam blocked by Akismet

Follow Us

  • Redaksi
  • Feed

Copyright © 2022, potretonline.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Potret Utama
  • Sorotan
  • Bingkai
  • Bingkai Sekolah
  • Frame
  • Tips Kita
  • News
  • Sehati
  • English Article
  • Wisata
  • Blitz
  • Sastra
  • Sketsa
  • Peace Corner
  • Kronis
  • Lensa

Copyright © 2022, potretonline.com

Go to mobile version