Oleh Ahmad Rizali
Berdomisili di Depok
Anda berharap setelan kisahnya seperti karya Ernest Hemingway ? Ndaklah. Ini kisah Lopek yang “menggeh menggeh” menjelajahi Depok-Jakarta-Depok dengan moda transportasi umum. Faktor “U” memang tidak bisa ditelikung.
Memulai hari pukul 08.30 dengan ojol 6 Km dari Depok Timur ke Stasiun Pocin dan disambung KRL menuju stasiun transit di Manggarai ke stasiun Karet dan jalan kaki 700m menuju Tanah Abang, tiba di TKP pukul 10.00an.
Dari Tanah Abang diantar motor ke Stasiun MRT Grand Indonesia pukul 13.25 wib, tangga turun ke bawah betul betul “nggathe#i” dan pukul 13.45 sudah tiba di stasiun MRT Lebak bulus, keluar dan turun ke jalan juga lumayan. MRT ini dahsyat “hanya” 14.000 dan nyaman, dari HI sampai Lebak Bulus.
Naik Ojol dari depan mini market pas tangga turun ke TKP di dekat kompleks UIN FK, Rp. 16.500 dan kongkow dengan kawan sampai pukul 15.45 dan pulang kembali ber Ojol ke terminal TJ untuk ikut Bus D21 Lebak Bulus UI Depok. Menunggu 20 menit dan dari sana ke Depok ditempuh 70 menit, tanpa macet rute Simatupang dan Lenteng Agung.
Pukul 17.40 tiba di depan Halte UI dan dengan ojol pula menuju rumah. 18.10 tiba di rumah dengan jarak tempuh sekitar 8-9 Km dan kemacetan. Usai mandi, badan terasa “Nglokro” dan haqqul yaqin, jika masih 5 days a week dan 8-5 dlm usia oversek dan moda seperti itu, tak jamin sepekan masuk UGD.
Meskipun moda transportasi umum di Jakarta sudah sangat baik, praktis karena bukan pada “rush hour” maka saya selalu duduk dan MRT/Bus TJ nya sangat sejuk, namun tetap saja, waktu tempuh tidak bisa dipercepat dan saya sudah kepayahan menjalaninya.