Penulis : Dr. Nurkhalis Mukhtar, Lc, MA.
Teungku Haji Mahjiddin Yusuf lahir di Peusangan pada tahun 1918. Beliau dikenal sebagai ahli tafsir Aceh, khususnya dengan karya monumental yang beliau susun selama lebih kurang tiga puluh tahun yaitu Kitab Al Qur’an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak yang sudah dicetak dan beredar luas.
Tafsir tersebut merupakan sebuah kontribusi ulama Aceh secara nyata untuk membumikan pemahaman Al Qur’an di Aceh. Menerjemah Al Qur’an dalam bahasa Aceh, maknanya seseorang harus memahami kaedah-kaedah bahasa Arab dan kaedah-kaedah ilmu tafsir secara benar, sehingga penafsiran dan terjemah pun sesuai dan tidak meleset. Apalagi menerjemahkan secara utuh 30 juz secara lengkap, tentu tidak mudah.
Teungku Haji Mahjiddin Yusuf telah berhasil dalam meramu berbagai cabang keilmuan, sehingga hadir sebuah karya besar. Setelah era Syekh Abdurrauf al-Singkili, salah satu karya yang berusaha membumikan makna Al Qur’an adalah Terjemahan Bebas Bersajak yang ditulis oleh Teungku Mahjiddin Yusuf.
Mengawali perjalanan intelektualnya, Teungku Mahjiddin Yusuf belajar langsung kepada ayahnya Teungku Fakir Yusuf yang dikenal sebagai seorang teungku, penyair dan sastrawan Aceh pada masanya. Setelah memiliki dasar-dasar keilmuan, beliau kemudian melanjutkan pengajiannya di Dayah yang berada di seputaran wilayah Peusangan Bieruen, belajar kepada beberapa teungku. Awal tahun 1930 beliau melanjutkan pengajiannya ke Madrasah al Muslim Matang Geulumpang Dua yang didirikan oleh Teungku Abdurrahman Meunasah Meucap. Di Madrasah ini beliau belajar dengan tekun dan sungguh, hingga mengantarkannya menjadi seorang teungku muda yang menguasai cabang-cabang keilmuan Islam dengan baik.
Tamat pada tahun 1937, Teungku Haji Mahjiddin Yusuf kemudian merantau ke Sumatera Barat untuk memperdalam kajian keilmuannya di Normal Islam yang ketika itu dipimpin oleh ulama dan Ahli Pendidikan Professor Mahmud Yunus. Prof. Mahmud Yunus sendiri adalah ulama lulusan Darul Ulum Kairo Mesir. Selain menulis banyak buku dalam bahasa Arab, Prof. Mahmud Yunus juga memiliki Tafsir Al Qur’an dalam bentuk terjemah dan banyak beredar.
Setelah beberapa tahun belajar di Padang, pada tahun 1941 beliau tiba kembali di Aceh, dan mulai mengabdikan ilmunya di almamaternya Madrasah Al Muslim Peusangan, dan pernah ditunjuk sebagai kepala Madrasah tersebut. Karir keilmuan Teungku Haji Mahjiddin Yusuf semakin menanjak ketika beliau pindah ke Banda Aceh. Beberapa jabatan penting sebagai pemegang kebijakan pernah beliau duduki.
Sekitar tahun 1955 beliau mulai menyusun karya besarnya di Binjai karena dituduh terlibat DI TII. Bermula tahun 1955 sampai 1988 beliau telah berhasil menuntaskan karya besarnya dalam waktu lebih kurang 33 tahun Teungku Haji Mahjiddin Yusuf telah melewati berbagai kondisi hingga karya Terjemahan Bebas Bersajak hadir. Menurut Prof. Syamsuddin Mahmud, buku terjemahan itu adalah pemberian penting Aceh untuk khazanah keilmuan Islam di Nusantara.
Selain sebagai ahli tafsir, bakat sastra yang ada pada diri Teungku Haji Mahjiddin Yusuf sepertinya menurun dari Teungku Fakir Yusuf yang dikenal sangat lihai dalam sastra Aceh. Teungku Haji Mahjiddin termasuk dalam golongan ulama yang mumpuni dalam menafsirkan Al Qur’an. Sebut saja beberapa nama besar lainnya seperti Syekh Abdurrauf al-Singkili, Teungku Chik Abdurrahman Lampaloh, Teungku Haji Usman Maqam, Abu Indrapuri, Teungku Muhammad Hasbi Shieddiqy dan para ulama lainnya.
Sebagai seorang ulama ahli Al Qur’an, Teungku Mahjiddin Yusuf dalam karyanya itu memakai bahasa daerah yaitu bahasa Aceh, dengan tujuan agar masyarakat Aceh secara luas bisa memahami makna-makna Al Qur’an, dan bisa berinteraksi dengan Kalamullah. Setelah berbagai kiprah Teungku Haji Mahjiddin Yusuf, pada tahun 1994 wafatlah beliau dalam usia 75 tahun 6 bulan, menurut hitungan cucunya. Karya beliau dicetak pertama kali pada tahun 1999 lima tahun setelah beliau wafat. Karya tersebut 30 juz dalam 976 halaman yang diiringi kata pengantar dari para tokoh, dan diteliti oleh para editor senior. Karya Al Qur’an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak adalah kado indah dari ketekunan dan kesabaran Teungku Haji Mahjiddin Yusuf.
Editor : Hamdani Mulya