Guru
Guruku…..
Ibarat sebatang lilin
Kau rela membakar dirimu
Untuk menerangi sekitarmu
Guruku…..
Kau korbankan waktumu
Demi mengajari kami
Tapi, kami terus mengecewakanmu
Kami selalu membuatmu marah
Namun kau tetap sabar menghadapi kami
Guruku…..
Kau adalah pelita terang
Berkelana dalam gelapnya kebodohan
Merangkul kami
Dari kemalasan dan kebodohan
Guruku…..
Kau adalah renjana
Sosok inspiratif dalam senja
Kau layaknya surya
penerang generasi bangsa
Pekerjaanmu sungguh mulia
Terimakasih guru
Jasamu tak terbayar
Kau lah pahlawan kami
Untuk sekarang dan selamanya
Sudahlah
Dulu……
Ketika hatimu terpuruk
yang membasuh air matamu
Aku ada di sampingmu
Setia menemanimu
Mendengarkan keluh kesahmu
Sekarang……
Ketika hatimu t’lah tersenyum lagi
Aku terlupakan
Kau datang dan pergi begitu saja
Sesuka hatimu
Siapa aku di matamu ?
Aku ingin menyesal
Karena pernah mengenalmu
Tapi…..
semuanya telah berlalu
Sudahlah…..
Tak ada lagi yang perlu aku sesali
Karena penyesalanku
Tak akan mengubah kisah ini
Petani
Hamparan sawah terbentang luas
Hijau asri indah dipandang
kicauan burung merdu terdengar
Menyambut halus terbitnya surya
Mencangkul rutinku kerjakan
Berharap membuahkan hasil
Terik mentari telah biasa
Lelah letih tak terhiraukan
Bagiku istirahat tiba di waktu siang
Sembari duduk beristirahat
Kunikmati hidangan makan siang
Kicauan burung mengisi kesunyian
Ketika musim panen telah tiba
Hilang sudah letihku
Semua usahku tidak sia-sia
Membuahkan hasil yang melimpah
*Penulis adalah peserta kelas menulis sigupai mambaco kelas 8 UBL
Mtsn 1 ABDYA