Oleh : Feri Irawan SSi MPd
Kepala SMKN 1 Jeunieb, Ketua Daerah IGI Bireuen
Salah satu transformasi dalam seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 48 Tahun 2022.
Perubahan tersebut dilakukan pada seluruh jalur seleksi masuk PTN, yaitu seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN), dan Ujian Mandiri.
Nah, di tahun 2023 Kemendikbudristek mengubah SNMPTN ke Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) yang mengacu pada rata-rata nilai rapor dan minat dan bakat siswa.
Nantinya akan menggunakan perhitungan minimal 50 persen nilai rapor seluruh mata pelajaran dan maksimal 50 persen komponen penggali minat bakat, sehingga siswa lebih terdorong untuk berprestasi di seluruh mata pelajaran. Siswa tidak lagi dihadapkan hanya pada beberapa mata pelajaran tertentu saja.
Selanjutnya SBMPTN berubah ke Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) yang cakupan ujian UTBK-nya hanya fokus pada Tes Potensi Skolastik (TPS) saja. Tidak ada lagi Tes Kompetensi Akademik (TKA) atau ujian berbasis mata pelajaran di UTBK.
Pemerintah ingin membuat tes seleksi ujian masuk PTN lebih adil dan tidak memberatkan siswa dengan rumus-rumus dan hafalan.
Sementara untuk Ujian Mandiri, Kemendikbudristek meminta untuk PTN lebih transparan dalam kuota penerimaan, metode ujian, dan besaran biaya masuk.
Menurut Ketua Tim Persiapan Seleksi Masuk PTN 2023 Budi P. Widyobroto, dalam silaturahmi merdeka belajar, Kamis (15/9/2022).
Ia mengatakan, perubahan ini salah satunya dimaksudkan agar siswa SMA, SMK, dan MA mempunyai kesempatan yang sama, baik sekolah yang berasal dari perkotaan atau kabupaten, baik siswa yang berkecukupan secara ekonomi maupun kurang mampu.
Kepala Pusat Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Asriyanti menjelaskan, bahwa tes skolastik tidak berisi penilaian konten mata pelajaran IPA atau IPS, tetapi penalaran umum dan penalaran di beberapa area, seperti matematika hingga bahasa.
Pelaksanaan SNBT 2023 akan berfokus pada kemampuan penalaran dan pemecahan masalah (tes skolastik), yang terdiri dari potensi kognitif, penalaran matematika, literasi Bahasa Indonesia, dan literasi Bahasa Inggris.
Masih menurut Asriyanti, seleksi dengan tes skolastik diharapkan dapat menyiapkan siswa untuk masa depan yang tidak pasti, termasuk prospek kerja setelah lulus kuliah.
Pekerjaan yang sekarang ada barangkali tidak ada, masalah nanti berbeda lagi. Jadi kita menyiapkan generasi penerus untuk keadaan yang tidak pasti. Jadi karena itu penalaran sangat penting.
Untuk itu, persiapan seleksi masuk PTN 2023 perlu dilakukan lebih baik oleh para guru dan siswa.
Lalu apa persiapan guru dan siswa menyongsong SNBT 2023?
Pertama, mempersiapkan siswa untuk belajar secara menyeluruh. Dengan demikian, siswa diharapkan bisa memberikan perhatian dan fokus terhadap seluruh mata pelajaran.
Kedua, mempersiapkan siswa untuk berlatih menalar memecahkan masalah. Sebaiknya guru lebih memfokuskan siswa pada kemampuan penalaran dan pemecahan masalah (tes skolastik) yang terdiri dari potensi kognitif, penalaran matematika, literasi Bahasa Indonesia, dan literasi Bahasa Inggris.
Ketiga, memberikan materi pelajaran yang sesuai soal tes. Sebaiknya guru melakukan pembiasaan membahas soal-soal TPS yang berguna untuk latihan siswa. Oleh karena itu, guru berperan penting dalam memberikan materi pelajaran dan soal-soal yang relevan untuk seleksi masuk PTN jalur SNBT nantinya.
Keempat, memberdayakan platform edukasi yang bisa membantu guru dalam mempersiapkan materi-materi yang dibutuhkan untuk mengakomodir kebutuhan siswa. Biasanya materi dan soal dalam platform edukasi lebih terukur dan terarah.
Kelima, membuat simulasi atau try out sekolah untuk menguji kemampuan siswa, sehingga nantinya ketika UTBK tiba siswa lebih siap.
Demikianlah transformation tersebut dan tulisan ini dapat dijadikan sebagai refernsi sekolah dan guru dalam menyonsong SNBT 2023. Semoga ke depan lebih banyak lagi siswa Aceh yang lulus ke PTN 2023. Amiin. (*)