Sang Penyair
Oleh Nesa Arya
Mahasiswa
Indah bukan suara itu,
Yang selalu kudengar di setiap waktu
Yang selalu kudengar di saat kujatuh,
Yang selalu kudengar di saat kubutuh.
Dia bukan penyanyi atau pun sang penyair terkenal
tetapi hanya seorang ibu yang selalu ada buatku.
Aku kuat karna dia
Aku bertahan juga karna dia.
Ibuku sang penyair bagiku
yang selalu mengeluarkan kalimat-kalimat yang indah.
Di Balik Kegelapan
Oleh Nesa Arya
Ketika rembulan tersenyum padaku sambil memandang dengan rasa kasihan,
Kehidupan hanya ditemani dengan kegelapan walau matahari berusaha untuk menyinarinya dengan cahaya
namun tetap saja itu sia-sia
karna kegelapan telah menguasainya
Dalam kegelapan hanya diri sendiri yang menemani,
hanya terdengar suara tangisan tanpa kata, rasa yang tercampur aduk antara rasa benci,marah,sedih,bodoh,kesal menjadi satu.
Entah apa yang disesali
tapi rasa sakit dan sesak bergemuruh di dada
Timbul pertanyaan pada diriku “kenapa aku? Kenapa harus aku?kenapa tidak mereka? Aku ingin bahagia,aku ingin tertawa seperti mereka,aku ingin bebas tanpa harus terbebani?
Capek,,capek,,aku capek,,aku nggak sanggup,terlalu berat untuk aku,
Berusaha kuat tapi aku lemah,aku nggak sekuat mereka,aku rapuh, aku nyerah?
Dalam tawa kututupi rasa sakit ini,
dalam canda kututupi tangisan ini, semuanya hanya sandiwara yang kuperani dalam hidup ini, tanpa ada yang tahu.
Bukannya aku tak bersyukur,
aku tahu Allah itu adil.
Allah tak akan memberi tanggungjawab di atas kemampuan hambanya.
Aku hanya kecewa pada diriku sendiri yang tak sanggup menjalaninya