Oleh Alya Amira Asshifa
Di negeriku telah muncul yang namanya virus corona. Virus tersebut menjangkiti banyak orang, sehingga orang yang dijangkiti virus tersebut bisa meninggal dunia.
Pada saat siang hari, saya dan Loli pergi ke supermarket untuk membeli permen. Sebelum pergi, kami selalu mencuci tangan dan memakai masker, agar kami selalu sehat. Sepulang dari supermarket kami membersihkan halaman rumah. Setelah itu kami mencuci tangan agar terhindar dari kuman. Saat mencuci tangan ibu memanggil saya
” Shifa..shifa..ayo kesini “.
“Iya bu. Ada apa bu” Jawab Saya
“Tolong belikan ibu garam.”
Lalu saya pergi ke supermarket untuk membeli garam. Sebelumnya saya sudah memakai masker. Setelah membeli garam sayapun pulang. Saat di perjalanan pulang, saya melihat ada orang yang masih melanggar protokol kesehatan yaitu tidak memakai masker. Akhirnya sayapun tiba di rumah, lalu memberikan garam kepada ibu. Setelah itu sayapun mencuci tangan.
Keesokan harinya saya dan Loli berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah bu guru memeriksa suhu tubuh. Setelah itu sayapun masuk ke dalam kelas. Sesampainya di kelas saya dan Loli melihat Ika sedang menangis.
“Mengapa kamu menangis Ika ?” tanya Loli,
Lalu Ika menjawab “Kata dokter ibuku sedang menderita demam parah, jadi ibuku diisolasi mandiri”
“Jangan sedih, semoga ibumu lekas sembuh ya!” Kata saya kepada ika.
“Terima kasih ya teman teman” kata Ika.
Tak lama kemudian bel pun berbunyi,kami pun duduk di bangku masing masing dan mulai membaca doa. Hari ini kami belajar mengenali gejala COVID-19.
“Kalian sudah tahu apa itu COVID-19” tanya bu guru
“Sudah”jawab semua murid
“Coba kalian jelaskan”kata bu guru
” COVID-19 adalah virus yang berbahaya dan bisa membuat orang meninggal dunia “kata murid dengan serentak.
“Kita akan mengenali gejala COVID-19” kata buguru.
“Gejala pertama demam, kedua batuk, ketiga sesak nafas, keempat sakit tenggerokan dan yang terakhir lima letih/lesu. Jadi itulah gejala awal COVID-19″kata bu guru.
“Maka kalau kita hendak menghindarinya kita harus?”
“Menjaga kesehatan”jawab murid.
Lalu bel pun berbunyi. Itu menandakan sudah jam istirahat,lalu saya pun memakan bekal dari rumah. Sebelum makan saya mencuci tangan terlebih dahulu agar kuman kumannya hilang. Saat mencuci tangan saya melihat Megi tidak mencuci tangan. Lalu saya pun mendekat dan bertanya :
“Mengapa kamu tidak mencuci tangan?”
“Tangan saya kelihatan masih bersih” jawab Megi
Lalu saya menarik nafas dan menjelaskan kepada Megi :
“Megi, kita sekarang masih dilanda COVID-19, jadi kita harus mematuhi protokol kesehatan,salah satunya mencuci tangan kalau kita tidak mencuci tangan kemungkinan kita akan mengalami gejala awalnya seperti yang dikatakan bu guru”.
Setelah saya berbicara dengan Megi, Megipun langsung mencuci tangan setelah itu kami pun makan.
Setelah makan bel pun berbunyi, kami pun masuk ke dalam kelas dan setelah selesai pelajaran kami pun pulang. Saat di perjalanan pulang saya melihat seseorang anak yang tidak mencuci tangan.
“apa yang kamu lihat” tanya Megi penasaran
“Di depan supermarket saya melihat ada anak yang tidak mencuci tangan padahal di depanya sudah tersedia tempat untuk mencuci tangan” jawab saya kepada Megi
“ya sudah lah ayo kita pulang”kata Megi.
Sesampai di rumah, saya pun melepaskan masker dan mencuci tangan. Pada saat siang hari saya mendengar suara”tok tok tok” suara yang berasal dari pintu. Lalu saya membuka pintu dan ternyata itu adalah Megi dan Loli. Mereka mengajak saya bermain. Lalu saya pun bermain.Saat kami asyik bermain, tiba tiba ada seorang anak dan ternyata anak itu adalah anak yang berada di supermarket.
“Kamu adalah anak yang berada di supermarket tadi kan?” Tanya Saya
“Iya” Jawabnya
“Nama kamu siap?” tanya Megi
“Nama saya Lulu” jawabnya
“Mengapa kamu tidak mencuci tangan tadi?” tanya saya
“Sebenarnya aku ingin mencuci tangan,karena aku sangat lapar jadi tidak sempat.” Ujar Lulu, menyesal.
“Setelah itu jangan ulangi lagi ya?”
“Mengapa?”tanyanya
“Karena kita masih dilanda COVID-19. Jadi kita harus mematuhi prptokol kesehatan, kalau kita mencuci, tangan maka tangan kita akan bersih dan sehat!” kata saya.
Setelah kami berbicara,tak terasa hari sudah sore,teman teman saya pun pulang. Lalu saya masuk ke dalam rumah untuk melaksanakan shalat asar. Setelah shalat saya pun belajar, setelah beberapa jam kemudian, saya mendengar suara azan berkumandang. Lalu saya mengajak teman teman untuk melaksanakan shalat magrib berjama’ah. Sebelum berangkat kami memakai masker dan mencuci tangan.
Sesampai di mesjid kami pun mengambil air wudhu dan shalat berjama’ah. Setelah shalat saya pun pulang dan sesampai di rumah saya pun melepaskan masker dan mencuci tangan . Setelah itu saya tidur.
Keesokan harinya saya pun berangkat ke sekolah. Sebelum berangkat saya memakai masker dan mencuci tangan. Sesampai di sekolah bu guru mengecek kesehatan dan setelah itu saya pun masuk ke dalam kelas. Beberapa jam kemudian saya pulang. Sekarang sekolah tidak sama seperti dahulu karena sekolah di new normal selain memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, jam sekolah juga diperpendek. Kami ke sekolah dengan bergantian, agar tidak terlalu ramai orang di sekolah.
Setelah belajar beberapa jam di sekolah, saya pun pulang. Ketika dalam perjalanan pulang, saya melihat ada kerumunan dan saya melihat ayah Beni yang berada di kerumunan tersebut untuk menertibkan orang-orang yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Beberapa jam kemudian kerumunan itu dibubarkan oleh polisi dan tak lama kemudian saya pun tiba di rumah.
“Ibu, kenapa orang-orang yang tidak pakai masker ditangkap polisi?”
“Karena mereka membahayakan orang lain.”
“Kenapa begitu?”
“Virus Corona ini menyebabkan penyakit pada orang lain. Ada orang yang terserang tanpa gejala makanya harus isolasi mandiri.
Jika ada orang yang tidak patuh dan dia terkena penyebaran virus tanpa gejala tentu ini akan membahayakan orang lain. Misalnya saat pulang ke rumah, dia mempunyai orang tua yang rentan terhadap penyakit dan punya penyakit lain, nanti bisa menyebabkan terserangnya virus ini”
“Itu sebabnya pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan?”
“Iya, agar virus ini segera berakhir”
Saya sangat puas dengan penjelasan ibu, jika diingat ketika masa pertama virus corona menyerang negeri ini, tidak ada sekolah, tidak ada pasar dan semua orang harus di rumah. Semua lorong dijaga dengan ketat, semua orang ketakutan karena pihak keamanan ada yang mengamankan pakai senjata. Begitu newnormal dan pemerintah membuat peraturan, maka semuanya menjadi lalai padahal hal ini untuk kebaikan kita bersama juga.
“Ibu, Shifa tidak mau lagi sekolah online”
“Makanya dengan berdamai dan berdampingan kita harus patuh pada protokol kesehatan!”
“Benar bu, Shifa sudah hafal semua protokolnya!”
“Sekarang tugasnya apa?”
“Mematuhi!”
“Pintar!”
“Ayo hidup berdampingan dan tetap sehat agar negeri ini kembali normal seperti sedia kala”
Aku memeluk ibu, kami berjanji untuk sama-sama mengurangi resiko tersebar virus corona dengan patuh pada protokol kesehatan. Tetap bermain, tetap waspada.
*Penulis merupakan peserta kelas menulis Sigupai Mambaco dan siswa kelas VIII MTsN 1 Aceh Barat Daya