Oleh Shindi Talita Zahra
Awalnya Corona berasal dari Cina , tapi dari Cina Corona menyebar kemana-mana. Lani adalah seorang gadis yang tidak takut apapun, tapi setelah Lani mengetahui dari televisi bahwa banyak yang meninggal karena Corona, membuat Lani menjadi ketakutan. Takut terserang Corona, Negara melakukan banyak hal, seperti melakukan sosialisasi tentang protokol kesehatan, 3 M yaitu menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan. Setelah mengetahui hal itu, Lani mulai menaati protokol kesehatan.
Adanya Corona, membuat Lani sedih karena banyak gedung yang tutup dan sekolah pun ikut tutup, hingga Lani harus belajar secara online. Banyak perusahaan yang tutup, yang juga membuat pendapatan keluarga Lani menipis. Akhirnya Lani dan keluarganya harus menghemat.
Saudara Lani ada yang berkerja sebagai dokter. Lani memanggilnya dengan sebutan paman.
“Banyak sekali orang yang terpapar Corona” kata paman.
Paman Lani kadang harus menjemput orang yang terpapar Corona, dengan memakai baju APD ( alat pelindung diri ). Ternyata ada salah satu anggota keluarganya yang lain yang bekerja sebagai dokter, yaitu Tantenya . Tante Lani membagikan masker dan handsanitaizer kepada keluarga Lani.
“Saya akan memakai pemberian Tante dengan bijak.” Kata Lani.
Lalu Tante Lani bercerita, bahwa banyak sekali orang yang meninggal karena Corona sampai penguburannya harus dilakukan oleh orang rumah sakit, dan keluarga dari korban harus melihat penguburannya saja.
Pada hari Senin, Lani harus belajar secara online karena sekolah tutup. Lani belajar sangat bersemangat. Ibu gurunya menjelaskan pelajaran-pelajaran yang ada. Setelah belajar online, Lani merasa sangat lapar. Lani pergi ke dapur ternyata banyak makanan yang enak.
“Ibu dari mana datangnya makanan ini?” tanya Lani pada ibunya
“Ibu memesannya di online” Jawab Ibu Lani
“Mengapa ibu tidak memasak saja?” Tanya Lani Lagi.
“Sayuran sudah habis, ibu tidak bisa pergi ke pasar karena di luar banyak sekali virus!” Jawab Ibu.
Lani pun mulai mengerti ini bukan perkara gampang. Harus patuh pada semua seruan pemerintah dan menjaga diri sendiri serta keluarga agar tidak terkena virus corona.
Lani sangat bersemangat pada pagi hari, karena ia akan bertemu teman-temannya secara online di grup whatsAppnya. Lani mulai belajar, ternyata gurunya memberikan murid-murid tugas sekolah berupa menulis diary dengan judul selama berada di rumah.
Belajar online selesai, Lani pergi ke dapur untuk makan bersama keluarganya.
Sesudah makan, Lani menyiapkan tugas yang diberikan oleh gurunya itu. Lani menulis tentang kesehariannya, mulai membantu ibunya, sampai menaati protokol kesehatan. Selesai mengerjakan tugas sekolah, Lani menonton televisi di ruang tamu dan mendapatkan informasi bahwa orang positif Corona mulai negatif dan mendengar bahwa akan mulai new normal. Lani senang sekali.
Keesokan harinya Lani kembali belajar online. Ibu gurunya memberi tahu bahwa besok pagi sudah mulai sekolah. Lani gembira sekali karena bisa bertemu dengan teman-temannya. Ibu guru Lani memberi tahu bahwa pergi sekolah harus memakai masker. Lalu Lani menyiapkan seragam sekolah dan alat-alat tulis. Lani menjumpai ibunya untuk memberi tahu bahwa besok pagi sudah boleh sekolah.
“Ibu, besok pagi siapkan makanan favorit Lani yah.” Ujar Lani pada Ibu
“Baiklah, Ibu akan menyiapkan makanan favorit Lani. Kemarin ibu sudah membeli sayur karena sudah boleh keluar, tapi harus tetap memakai masker jika keluar rumah.” Cerita Ibu kepada Lani. Mendengar perkataan ibu,Lani lebih gembira karena bisa keluar menjumpai teman- temannya walaupun bertemunya sebentar.
Hari kesenangan Lani pun tiba . Ibunya membangunkan Lani untuk pergi sekolah. Ternyata Lani sudah memakai baju seragam sekolah karena sangat bersemangat. Ibu Lani terkejut melihat tingkah lakunya karena Lani biasanya bangun telat. Setelah melihat Lani sudah memakai baju seragam, ibunya pun meninggalkan kamar Lani. Setelah memakai baju seragam Lani pergi ke dapur untuk sarapan. Seberes sarapan, Lani meminta uang jajan dan bekal yang berisi makanan favoritnya itu. Lani segera pamit kepada orang tuanya.
Sesampainya di sekolah, Lani dicek suhu badan dan harus mencuci tangan. Setelah itu Lani pergi ke kelasnya. Sesampainya di kelas, Lani bertemu dengan teman – temannya yaitu Siti , Udin , Lala , dan teman teman lainnya . Bel pun berdering, akhirnya Lani pun belajar. Beberapa lama kemudian, Lani pulang sekolah. Setelah sampai di rumah Lani menceritakan tentang hal yang terjadi di sekolah.
“Lani tau? ada lomba menghafal ayat-ayat pendek di kampung kita.” Kata Ibu
“Lani ingin ikut bu!” Ujar Lani Antusias
“Silahkan Lani datang ke rumah Pak RT.” Saran Ibu
Lalu Lani mendaftarkan diri kepada Pak RT. Setelah mendaftar Lani pun berlatih.
Hari Minggu, rumah Lani dikunjungi tamu yang ternyata pak RT.
“Eeeeh Lani, lombanya secara online ya! nanti divideo ya. Lalu pengumumannya tanggal 1 April 2021 juga secara online.” Kata Pak RT memberitahukan kepada Lani.
“siap pak RT!” Jawab Lani semangat.
Lani sudah menghafal ayat ayat pendek yang ada di lomba tersebut. Lani meminta tolong kepada ibunya untuk merekam dia untuk mengikuti lomba tersebut. Sesudah menghafal ayat ayat pendek, Lani pun makan siang. Selesai makan siang, Lani pun menonton televisi. Tiba tiba Lani merasa bosan, Lani ingin pergi ke rumah temannya Lala. Lani meminta izin kepada ibunya untuk pergi ke rumah temannya. Ibu Lani mengizinkan Lani untuk pergi ke rumah temannya. Lani pergi ke rumah temannya dengan memakai masker dan mencuci tangan sebelum pergi.
Sesampainya di rumah Lala, Lani pun memberitahu kepada temannya tentang lomba ayat ayat pendek , ternyata Lala ingin mengikuti lomba tersebut. Setelah memberitahu tentang lomba ayat ayat pendek tersebut,Lani pun pulang. Setelah sampai di rumah Lani langsung mencuci tangan dan mandi sore.
Hari pengumuman tiba, ternyata Lani mendapat juara. Pak RT memberitahu kepada ibunya, tetapi Ibu Lani merahasiakan hal tersebut biar menjadi kejutan karena Lani tengah belajar di sekolah. Lani pulang dari sekolah.
“Bu apakah pak RT datang ke rumah tadi?” Tanya Lani
“Kenapa?” Jawab Ibu dibalas dengan pertayaan.
Lani merasa sangat sedih karena Lani fikir dia tidak mendapatkan juara. Karena melihat muka Lani yang sedih , ibu pun memberitahu kepada Lani bahwa dia berhasil mendapatkan juara. Lani mulai bersemangat dan gembira lagi karena mendengar perkataan ibunya . Ibunya pun berkata “Lani kalau kita tidak menang jangan bersedih karena menang dan kalah sama saja.”
“Baiklah Bu.” Jawab Lani
Hari terus berlalu, Lani memulai pagi dengan bersemangat dan bergembira, Lani pamit dan langsung pergi ke sekolah. Sesampainya di sekolah, Lani melihat Lala sedih. Lani bertanya kepada Lala “Lala mengapa kamu bersedih?” Lala pun menjawab “Aku tidak menang lomba ayat ayat pendek.”
Melihat muka Lala seperti itu, Lani tidak tega. Lani pun berkata “Kata ibuku, menang dan kalah sama saja, jadi kamu jangan sedih lagi ya!”
Mendengar perkataan Lani, Lala pun mulai mengerti, ia tidak sedih lagi. Bel pun berbunyi lani dan Lala memulai pelajaran dengan senang.
Hari terus berlalu dengan cepat, tidak terasa sudah beberapa bulan corona melanda dan sudah diberlakukan new normal. Terdengar suara telepon yang berdering, Ibu Lani mengangkat telepon yang berdering tadi. Ternyata bunda Lani yang ada di Malaysia menelpon. Kata bunda Lani, dia ingin pulang ke Indonesia karena di Malaysia harus di rumah saja. Bunda Lani bosan karena harus di rumah saja dan penghasilannya tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ibu Lani mengizinkan bunda Lani pulang ke Indonesia.
Ketika Lani pulang dari sekolah Ibu memberikan kabar itu kepada Lani.
“Bundamu mau pulang ke Indonesia.”
“Aku akan sangat senang kalau Bunda pulang ke sini.”
Hari kepulangan Bunda Lani yang ditunggu akhirnya tiba. Terdengar ada yang mengetuk pintu, Ibu Lani membuka pintu ternyata itu adalah Bunda Lani yang pulang dari Malaysia. Ibu Lani tidak bersalaman dengan Bunda Lani karena Bunda Lani baru pulang dari Malaysia, takutnya membawa pulang virus. Ibu Lani menyuruh Bunda Lani untuk isolasi mandiri selama empat belas hari. Lani sangat senang ketika melihat Bundanya, namun Ibu menyuruh Lani untuk tidak bersalaman dengan Bunda apalagi berpelukan. Lani mematuhi ibunya dan sabar menunggu hingga empat belas hari.
*Penulis merupakan peserta kelas menulis Sigupai Mambaco dan siswa kelas VII MTsN 1 Aceh Barat Daya