Potretonline.com, Manggeng, 19/10/22. Pagi yang cerah, menyongsong mulainya aktifitas di sekolah SDIT Muhammadiyah Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya, semangat siswa dan siswi kelas 1 Abu Bakar Asshiddiq dan kelas 3 Umar bin Khattab tampak tinggi . Dikarenakan seperti setiap bulannya ada kegiatan sosial yaitu SDIT Muhammadiyah Manggeng Peduli. Tepatnya hari ini Selasa 18 Oktober 2022 setelah belajar tahfiz quran (menghafal Quran), siswa kelas 1 dan kelas 3 mendapat giliran ikut kegiatan tersebut.
Kelas I Abu Bakar Asshiddiq kali Ini bersilaturrahmi di Desa Tokoh II Kecamatan Manggeng, dengan mendatangi rumah kak Mirawati yang berumur 33 tahun.
Mirawati, yang kerap dipanggil kak Mira adalah seorang janda muda 2 anak yang tinggal di pelosok kampung desa tokoh II. Ia menghidupi ibu kandungnya yang tua renta yang berumur 57 tahun, dan 2 anak lelakinya yang masih berumur 11 tahun dan 7 tahun. Yang sekarang bersekolah di MIN desa Tokoh.
Sedikit kak Mira menceritakan kisah hidupnya yang sangat menyedihkan. Bahwasanya, beberapa tahun silam yaitu tahun 2010 ia menikah dengan orang Sigli. Saat itu hubungan pernikahannya baik – baik saja, harmonis dan selalu bahagia, sehingga ia dikaruniai seorang anak laki – laki yang mereka beri nama Ikral Maulana. Di umur Ikral 23 hari, sang suami meminta izin untuk pulang kampung sebentar ke Sigli dan Kak Mira pun mengizinkannya. Sayangnya, hingga beberapa minggu sang suami tak kunjung kembali hingga bertahun tahun. Dan pada akhirnya, kak Mira pun menikah lagi pada tahun 2015 dengan orang Labuhanhaji Aceh Selatan. Sehingga dikaruniai anak laki laki juga yang diberi nama Nizam. Tapi, tidak berselang lama, ia juga bercerai dengan sang suami. Sekarang ia menjadi seorang janda muda 2 anak yang ia hidupi sekalian bersama Ibu kandungnya.
Pekerjaannya sehari hari adalah mencabut benih di sawah dan dia tidak mempunyai penghasilan tetap setiap harinya. Sehari hari ia hanya diberi oleh tetangga dan sanak saudara. Dia juga mendapat bantuan BLT Dari desa. Sekarang juga lagi masa pengurusan bantuan Baitul Mal. Dulunya, ia bekerja di toko jilbab dekat masjid Attaqwa Manggeng, tapi dikarenakan dia sakit lambung yang mengharuskan ia masuk ke rumah sakit, maka ia berhenti dalam bekerja. Namun ia mengurusi sawah tetangga untuk mencabut benih di sawah.
Walaupun kehidupannya yang sangat menyedihkan, Muira tetap bersemangat untuk hidup dan bahkan mempunyai motto dalam hidupnya sendiri yaitu “Apapun yang Allah berikan kepada kita, kita harus bersyukur, walaupun hanya 1 permen.” ungkapnya.
Ustadzah Risa Muliana , selaku Kepala Sekolah SDIT Muhammadiyah Manggeng yang ikut serta dalam Peduli kali ini, juga menyampaikan pesan kepada kak Mira, bahwasanya, Allah memberi kita ujian adalah karena bentuk Allah sayang kepada kita. Tetap bersyukur dan selalu sabar dan tabah kepada Allah atas ujian yang Allah berikan.
Serupa dengan kelas 1, kelas 3 Utsman bin Affan juga berkunjung ke rumah dhuafa di Desa Seuneulop Manggeng Aceh Barat Daya. Rumah yang menjadi tujuan adalah rumah Roysandi Saputra (32). Seorang tuna netra yang kini tinggal menumpang di rumah mertuannya. Ia bersama sang istri Mardiah(25) dan anak semata wayangnya Randra Pratama (5) terpaksa harus kembali ke kampung halaman sang istri karena penglihatannya yang tiba tiba tak dapat berfungsi sejak 3 tahun yang lalu.
Sebelumnya ia dan sang istri hidup merantau di Meulaboh dan bekerja sebagai karyawan di rumah makan. Kini beliau hanya bisa berdiam diri di rumah, sedangkan sang istri menjadi tulang punggung keluarga. Mardiah bekerja serabutan dari menjadi buruh di warung makan hingga menjadi buruh tani. Ia juga mengaku mendapat BLT (Bantuan Langsung tunai) dari pemerintah selama masa Pandemi.
Subahanallah, Peduli hari ini sangat memberikan haru yang luar biasa. Semoga apapun ujian kita, terus diberi kemudahan dan kesabaran buat kita semua. Juga peduli kali ini memberi ilmu penting buat siswa- siswi kelas 1 dan 3 SDIT Muhammadiyah Mangeng Aceh Barat Daya untuk tetap saling berbagi.
Kontributor : Ustazah Faiza Warahamah