Oleh Aiyumi Thasa
Dahulu kala di desa Ajaib, yang dipenuhi dengan keajaiban dan sihir, hidup seorang gadis yang tinggal bersama ibunya, bu Rany. Gadis tersebut bernama Gabryella. Panggil saja Ella. Ella adalah seorang gadis pemalas. Ia sangat bergantung pada sihir, bahkan semua aktivitas yang ia lakukan mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali semuanya dilakukan oleh sihir. Bisa dibilang tanpa sihir Ella tidak bisa hidup.
“Ellaaa, kemari bantu ibumu ini memasak……,” teriak bu Rany,
“Ibu…..kenapa ibu harus sibuk-sibuk memasak jikalau ibu bisa melakukan semuanya dengan sihir,” jawab Ella dengan lantang.
Akhirnya bu Rany menghampiri Ella
“Ella, tidak semua aktivitas harus dilakukan dengan bantuan sihir. Jika kita menginginkan sesuatu, hendaknya kita mengiringinya dengan usaha, karena hasil tak pernah yang mengkhianati usaha,” kata ibu.
Mendengar perkataan ibu, membuat Ella menjadi kesal. Ella memutuskan untuk pergi dari Desa Ajaib. Sebelum pergi, Ella mampir ke perpustakaan Ajaib untuk mencari mantra teleportasi.
“Permisi Pak, apakah di sini ada buku teleportasi ?” tanya Ella,
“Sebentar saya cek dulu,” jawab penjaga perpustakaan.
Lalu penjaga perpustakaan itu membaca mantra “cupcapcupcupcalicup,” ya kira-kira bunyi mantranya seperti itu.
“ada aku menemukan buku itu, buku teleportasi berada di lemari 1023, rak ke 45,” kata penjaga perpustakaan,
“terima kasih pak.”
Ella bergegas menuju ke lemari 1023, ia sangat tergesa-gesa tidak sabar untuk menjelajah. “Hah….akhirnya aku sampai juga,” kata Ella.
Tiba-tiba sebuah buku mengeluarkan cahaya dan perlahan mendekati Ella, semakin lama buku itu semakin dekat dan cahayanya semakin terang.
”Aaaaaaaaaaaaaa.” teriak Ella, mata tak sanggup merangsang cahaya yang sangat terang tak lama Ella pun pingsan.
Setelah beberapa saat Ella terbangun.
Ia sangat terkejut karena kini dirinya telah berada di suatu tempat yang tak pernah ia lihat sebelumnya
“Hai nak apa yang kau lakukan di sini,” kata seorang nenek sambil menepuk bahu Ella,
“Aku tidak tahu mengapa aku berada di sini, tadi aku berada di perpustakaan tiba-tiba ada buku yang mendekatiku lalu memancarkan cahaya yang sangat terang. Aku pingsan karena mataku tidak sanggup merangsang cahaya tersebut. Ketika bangun, aku tidak berada di perpustakaan lagi, tapi di sini, begitu nek,” jelas Ella panjang lebar,
“sepertinya kau berasal dari negeri yang jauh. Baiklah, kau boleh ikut dan tinggal di rumahku,” kata nenek.
Mereka menelusuri jalan menuju ke rumah sang nenek. Setelah beberapa lama mereka berjalan akhirnya mereka sampai di rumah nenek
“ Ayo nak silakan masuk….,” kata nenek
“ Iya nek,” jawab Ella.
Ella mencoba menggunakan sihirnya, akan tetapi sihirnya tidak dapat digunakan. Ia bingung apa yang harus ia lakukan untuk dapat pulang ke rumah.
ia pun memberanikan dirinya untuk bertanya kepada nenek
“Nek, apakah aku boleh menanyakan sesuatu ?” tanya Ella
“Iya, boleh apa yang ingin kau tanyakan? Oh ya aku bahkan lupa menanyakan namamu. Siapa namamu ?” tanya nenek
“Namaku Ella nek, oh ya nek aku mau tanya kenapa sihirku tak dapat digunakan ?” tanya Ella
“Apa, sihir ? Nenek tidak mengerti apa yang kau maksud ? Di negeri ini tidak ada sihir Ella,” Kata nenek
“ Apa yang nenek maksud ? Di desa ini tidak ada sihir ? Nenek tidak bercanda kan ?” tanya Ella
“Nenek tidak bercanda Ella. Sekarang negeri ini tidak memiliki sihir lagi,” kata nenek
“sekarang negeri ini tidak memiliki sihir lagi, berarti sebelumnya negeri ini memiliki sihir kan nek. Bagaimana bisa negeri ini tidak memiliki sihir lagi nek, ayo lah nek ceritakan ?” kata Ella,
“Iya benar sebelumnya negeri ini pernah memiliki sihir, namun……” kata nenek,
“Namun kenapa nek ?” tanya Ella penasaran. Jika Ella ingin tahu, maka Ella harus kembali ke masa lalu. Bagaimana Ella, apakah mau ?” kata nenek, “Baik nek, apa pun itu akan kulakukan,” jawab Ella.
Karena Ella setuju nenek bergegas ke kamar mengambil sebutir benih emas, lalu melemparinya ke depan Ella. Tak lama benih tersebut bereaksi, sehingga kejadian yang dialami Ella di perpustakaan kembali terulang. Benih emas itu mengeluarkan cahaya yang sangat terang, membuat Ella pingsan.
Kini Ella telah berada di desa pada masa 10 tahun yang lalu
“Hah aku di mana ?” kata Ella keheranan
“Ratu, ratu telah sadar, ratu Diana telah siuman, ratu Diana telah siuman,” teriak dokter pribadi sang ratu.
Tak lama semua anggota kerajaan berkumpul untuk melihat ratu yang telah siuman. Tak lama setelah ratu sudah pulih kembali, seorang menteri datang menemuinya lalu menyampaikan permasalahan yang sedang terjadi di negeri tersebut.
“Ratu, setiap rakyat di negeri ini sangat bergantung kepada sihir dan semua aktivitas mereka juga bergantung pada sihir sehingga, sekarang seluruh rakyat terkena penyakit langka. Sampai sekarang belum ada yang menemukan penawar dari penyakit tersebut. Bagaimana pendapatmu ratu,” kata menteri.
Ratu bingung, tak lama penasehat memberanikan diri untuk memberi pendapat
“Maaf ratu saya menyela, menurut saya sebaiknya kita meminta bantuan dari naga ajaib, kudengar dia bisa menyelesaikan semua masalah,” kata penasehat. Tak tahu harus menjawab apa, Ella menyetujui saran dari penasehat tersebut
“Baiklah saranmu kuterima, aku serahkan semua urusan ini kepadamu dan perdana menteri, temui naga ajaib itu lalu mintalah ia untuk membantu kita menyelesaikan permasalahan ini,” kata ratu
“Ratu perintahmu adalah tugas kami. Kami akan berusaha semaksimal mungkin.
Setelah menteri dan penasehat berangkat menuju ke kediaman sang naga ajaib.
Diam-diam ratu keluar dari istana dan mengecek keadaan negerinya, ternyata banyak sekali rakyatnya yang bermalas-malasan melakukan aktivitas. Singkat cerita, menteri dan penasehat kerajaan kembali dengan membawa naga ajaib tersebut ke hadapan ratu.
“Yang mulia, maksud kedatanganku di sini adalah untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di negerimu ini,” kata naga ajaib
“bagaimana apakah solusi untuk menyelesaikan masalah ini telah ditemukan ?” tanya sang ratu
“Yang mulia solusi dari permasalahan ini telah aku temukan, penyebab utama rakyat negerimu terjangkit penyakit ini adalah kemalasan, sebab semua aktivitas pendudukmu di lakukan dengan sihir. Maka, untuk menyembuhkan semua rakyatmu ini, semua sihir di negeri harus di dimusnahkan.
Dengan begitu semua rakyat akan bekerja tanpa bantuan sihir, bagaimana yang mulia apalah kau setuju,” kata naga, setelah berfikir sejenak, ratu menyetujui naga tersebut
“Ya aku setuju denganmu,” kata Ella.
Setelah mengatakan persetujuan itu Ella kembali ke kediaman sang nenek. Ketika Ella terbangun, sang nenek berkata
“Bagaimana sekarang tahukan, keputusan ratu untuk menghilangkan penyakit pada rakyatnya mengharuskannya untuk memusnahkan sihir di negeri ini. iIulah mengapa kini negeri ini tidak memiliki sihir lagi,” jelas nenek
“Iya nek sekarang aku sudah tahu penyebab negeri ini tidak memiliki sihir lagi,” kata Ella
“Ternyata ibu melarangku melakukan semua aktivitas dengan sihir bukan tanpa alasan, tapi ibu melarangku karena ibu tidak ingin aku terjangkit penyakit akibat kemalasan. Baik, mulai hari ini aku harus melakukan semua aktivitasku tanpa bergantung pada sihir,” kata Ella di dalam hati,
“ Ella sekarang kamu sudah tahukan alasan ibumu melarang Ella melakukan semua aktivitas dengan sihir,?” Tanya peri.
Ella heran karena perkataan nenek menjawab perkataannya di dalam hati, seakan nenek mendengar apa yang ia katakan di dalam hati
“Tidak usah bingung Ella nenek bisa mendengar apa yang Ella katakan, bahkan sesuatu yang Ella katakan di dalam hati sekalipun karena, aku adalah seorang peri,” kata nenek. Tidak lama setelah sang nenek menyelesaikan pembicaraan tiba -tiba, tubuh nenek bersinar sangat terang dalam sekejap nenek berubah menjadi peri yang cantik dengan sebuah tongkat di tangan
“Hah nenek, jadi nenek adalah seorang peri ?” tanya Ella kebingungan
“Ella aku memang seorang peri, aku adalah peri penyelia, aku diutus untuk membimbingmu agar tidak bergantung kepada sihir. Kini tugasku telah selesai, Ella sekarang waktunya kau kembali,” jelas sang peri, lalu sang peri membacakan mantra tidak lama muncul sebuah lubang teleportasi
“Ella, cepat masuk ke lubang itu jangan sampai lubang itu tertutup, jika lubang itu tertutup maka kau tidak akan bisa kembali ke desamu,” kata sang peri
“Terima kasih peri jasamu tidak akan kulupakan, aku janji tidak akan bergantung dengan sihir lagi, dan aku akan mengajak semua masyarakat di desaku untuk melakukan semua aktivitas mereka tanpa sihir,” setelah Ella menyelesaikan katanya ia pun masuk ke lubang teleportasi
“Aaaaaaaaaaaaaaa……….,” teriak Ella, tak butuh waktu yang lama, akhirnya Ella sampai di desa Ajaib. Sayup-Sayup Ella mendengar ibu memanggilnya , tak lama suara itu semakin jelas terdengar oleh Ella
“Ella, dari tadi ibu teriak-teriak memanggilmu, kamu tidak saut-saut, eh ternyata kamu masih tidur, anak gadis bangunnya kesiangan ,” teriak ibu
“Hah aku di mana ? Kenapa aku di kamar seharusnya sekarang aku di perpustakaan,” teriak Ella kebingungan,
“Ella kamu ini kenapa bangun-bangun teriak tidak jelas,” kata ibu
“Maksud ibu ?” tanya Ella kebingungan
“Ella dari tadi ibu memanggilmu tapi, karena kamu tidak menyahut ibu menghampirimu ke kamar ini,” jelas ibu,
“Jadi semua itu hanya mimpi ?” kata Ella di dalam hati
“Ya, semua itu hanya mimpi,” kata ibu
“Hah apa bu, apa ibu mendengar isi hatiku ?” tanya Ella keheranan
“Tidak tidak, tidak mungkin ibu bisa mendengar isi hatimu Ella,” kata ibu.
Mulai hari itu Ella melakukan semua aktivitasnya tanpa sihir, selain itu ia juga menasihati semua masyarakat desa Ajaib agar tidak bergantung pada sihir yang ia miliki.
*Penulis adalah peserta kelas menulis Sigupai Mambaco dan bersekolah di MTsN 1 Aceh Barat Daya kelas VIII