Oleh Cut Raziah
Mahasiswa FKIP Prodi PAUD Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Komunitas Diskusi Ilmiah (KDI), yang merupakan Komunitas atau Kelompok Mahasiswa yang memiliki minat dan kemauan meningkatkan kapasitas lewat kegiatan -kegiatan diskusi ilmiah, kembali mengadakan diskusi yang kedua kalinya. Untuk diskusi yang kedua ini mengusung tema “aku menulis maka aku ada”. Diskusi tentang menulis tersebut dilaksanakan di Gerobak Arabica Lamyong, Banda Aceh pada hari kamis 27. Oktober 2022 lalu.
Koordinator KDI Fadhullah Fatahilah mengatakan, “ Menulis adalah salah satu tradisi orang-orang dahulu, yang dengan tulisan tersebut mereka selalu ada di setiap lintas generasi. Sebagaimana yang dikatakan dalam quote Imam Ghazali “kalau kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama, maka menulislah”.
Era kecangihan teknologi global ini, pada hakikatnya justru mempermudah mahasiswa untuk melakukan aktivitas menulis, sebab saat ini sangat mudsh dan murah mengakses informasi. Jadi, dengan kemajuan dan perkembangan TIK itu, semua menjadi mudah. Sehingga dalam memulai sebuah tulisan, hampir tidak ada hambatan dalam menulis. Kita akan sangat mudah mencari ide, materi atau referensi menulis apa yang akan ditulis. Ya, bila kita merujuk pada apa kata Immanuel Kant “, apa yang dapat saya ketahui. Apa yang seharusnya saya lakukan, dan apa yang bisa saya harapkan, maka kegiatan ini menjadi sangat penting bagi peserta yang yang masih menduduki bangku kuliah.
Adapun mengenai kegiatan ini didukung oleh kader HMI FKIP USK, JIMI, dan Gerobak Arabica sebagai tempat mereka berkumpul belajar dan diskusi seputar tata cara menulis. Dalam Al-Qu’an Allah berfirman dalam surat Ali ‘imran:104. “dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Kanda Tabrani Yunis dalam pemaparan singkatnya mengatakan sangat tertarik dengan tema yang akan didiskusikan, karena menurut beliau itu adalah gubahan dari tokoh filsafat Rane Descrates:”cogito ergo sum” yang dalam bahasa Indonesia, “aku berpikir maka aku ada” dan tema yang diskusi kami pada kami 27 Oktober 2022 ini adalah: “aku menulis maka aku ada”.
Bang Tabrani Yunis juga memulai pembicaraannya tentang menulis dengan berpijak pada dalil Al-Qur’an yaitu: Iqra, (baca ya Muhammad) begitulah pesan Jibril kepada Rasulullah sebelum menyampaikan rukun lima dalam Islam. Iqra merupakan pembuka kunci ilmu dan segala misteri kehidupan. Perintah iqra yang begitu penting tersebut merupakan perintah yang sangat istimewa yang ditujukan kepada muat Islam. Sayangnya, ummat Islam mengabaikan perintah Allah tersebut pentingnya membaca atau Iqra.
Kanda Tabrani Yunis mengatakan bahwa diskusi ini menjadi sangat penting bagi peserta yang masih berstatus Mahasiswa ini, sebagai modal awal dalam upaya pengembangan diri atau peningkatan kapasitas menulis para mahasiswa yang pada akhirnya dihadapkan dengan kewajiban menulis sebagai syarat menjadi sarjana. Untuk jangka panjang pun, ketrampilan menulis merupakan ketrampilan yang akan membuat para mahasiswa menganggur usai menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.
Kegiatan ini tentu tidak hanya untuk dua kali saja, tetapi diskusi ilmiah ini juga akan ada Tindak lanjut dan keberlanjutanua ke depan. Oleh sebab itu, kegiatan diskusi ini akan dilaksanakan oleh KDI ke depannya dengan menghadirkan pembicara berlatar belakang organisasi dan profesi.