Oleh Nafla Atifa
Pada bulan Desember mulai ada penyakit yang namanya corona/covid-19 dan sekolah pun ditutup karena ada penyakit covid. Budi dan Nina tidak sekolah karena sudah ada edaran bahwa saat ini semua orang harus di rumah saja. Kemudian keluar lagi peraturannya yaitu jaga jarak, cuci tangan dan pakai masker atau dinamakan 3M dan Budi dan Nina pun libur sekolah. Sekolah sudah lama libur, semua kegiatan di rumah saja sudah dilakukan bersama keluarga oleh Budi dan Nina.
Saat ini, Budi dan Nina sedang mengalami kebosanan yang luar biasa akibat di rumah saja dan belajar online. Akan tetapi Budi dan Nina tidak suka belajar online dan sebulan kemudian Nina dan Budi mulai sekolah tatap muka sebab sudah keluar peraturan pemerintah tentang newnormal. Namun, baru saja wacana ternyata tidak jadi sekolah karena sudah ada surat bahwa tidak boleh sekolah lagi. Jadi, Budi dan Nina sangat marah tidak bisa sekolah.
Salah satu penyebab tidak jadi sekolah adalah, Pak Toni yang pergi ke rumah sakit tapi tidak ada pakai masker dan tidak jaga jarak, selain itu Pak Toni pulang dari rumah sakit pun dia pun tidak cuci tangan, lalu dua hari kemudian Pak Toni sakit sakit di rumah dan dibawa ke rumah sakit. Ternyata, Pak Toni terkena virus covid. Pak Toni dirawat di rumah sakit selama 14 hari dan diisolasi mandiri. Syukurnya, Pak Toni adalah orang yang terkena virus corona dengan imun yang kuat sehingga sesudah itu Pak Toni boleh pulang dari rumah sakit.
Kabar baik datang lagi, belajar di sekolah sudah bisa dimulai. Nina dan Budi sangat senang mulai sekolah, dan tetap memakai masker walaupun sudah sekolah karena belum normal sekali Covid. Budi dan Nina tidak suka memakai faceshield.
“Apakah Budi suka belajar online?” Tanya Bu Guru
“Tidak Bu!. Saya tidak suka belajar online, dan kini masih selang-seling belajarnya, tetapi sudah keluar surat dan tidak boleh lagi sekolah, karena sudah ada kasus lagi.” Jawab Budi dengan jujur
“Budi mau membantu pemerintah agar kita tetap bisa sekolah?”
“Iya bu!”
“Maka, Taatilah peraturan yang sudah ditetapkan. Ikuti Protokol kesehatan!”
“Baik Bu!”
Kemudian, tetangga Budi dan Nina yang bernama Pak Joni sakit,batuk,demam,flu dan sakit badan dan pak Joni dibawa ke rumah sakit untuk melakukan SWAB dan hasilnya positif lalu diisolasi . Is dibawa ke ruangan isolasi dan di ruangan itu tidak boleh masuk siapa pun dan kecuali perawat dan perawat harus memakai baju APD, masker dan handskun dan baru boleh masuk ke ruang isolasi, dan sudah 2 minggu Pak Joni sudah boleh pulang ke rumah. Akan tetapi tidak boleh keluar dulu walaupun ia sudah pulang tetap harus isolasi beberapa hari, dan harus makan makanan sehat dan makanan bergizi.
Bu Deli pergi ke pasar, tetapi ia lupa membawa masker, lalu ia mengambil masker dan Bu Deli lupa jaga jarak. Bu Deli mendekati dengan Bu Lani dan Bu Lani juga lupa membawa masker, lalu ada orang yang mendekati Bu Lani dan Bu Deli dan Bu Lani dan Bu Deli sangat takut dan ia sangat susah. Bu Lani dan Bu Deli pergi ke rumah sakit dan ia juga di SWAB dan hasilnya POSITIF dan ia diisolasi mandiri selama dua minggu di rumah sakit dan sesudah dua minggu lalu. Bu Lani dan Bu Deli, sudah boleh pulang dari rumah sakit dan harus tetap isolasi mandiri walupun sudah pulang.
Pada suatu hari yang lain, ada seorang penjual sayur, dan ibu itu bernama Bu Nisa, seorang penjual sayur dan bahan bahan masak. Ada orang membeli sayur tidak memakai masker. Penjual tidak memberinya, karena ia tidak memakai masker dan sayur yang belinya tidak dikasih oleh buk Nisa. Pembeli sayur itu pulang ke rumah mengambil masker dan sesudah mengambil masker lalu baru diberikan sayurannya.
Pada suatu hari Ibu Lani mengajak Bu Deli pergi berolahraga dan latihan senam. Ia pun pergi berolahraga. Bu Lani dan Bu Deli lupa membawa masker dan ia pun mengajak Bu Lani untuk mengambil masker. Akibatnya senam pun sudah terlambat dan Bu Deli tetap mengambil masker. Dia tidak mengambil masker. Bu Deli tidak bisa masuk ke ruangan Senam . Ia langsung pergi dan Bu Deli menyusul Bu Lani, karena Bu Lani tidak sabar ikut senam. Bu Lani lupa cuci tangan dan tidak menjaga jarak kepada para pesenam dan sesudah sampainya Bu Deli mengingatkan Bu Lani untuk cuci tangan dan Bu Lani langsung pergi untuk cuci tangan. Bu Lani langsung berlari. Ia juga lupa jaga jarak dan Bu Deli mengingatkan lagi untuk menjaga jarak dan sesudah senam Bu Lani dan Bu Deli pulang,. Bu Lani melihat seorang yang tidak pakai masker dan ia mendekati Bu Lani lalu sampai lah di rumah Bu Deli.
“Saya merasa lemas dan saya langsung flu!”
Bu Deli pun mengantar Bu Lani ke rumah Bu Lani lalu datanglah Bu Rara.
“Kenapa Bu saya lihat ia sangat lemas?
“Iya bu”
“Ada seseorang yang mendekati Bu Lani dan terus Bu Lani langsung lemas dan flu karena tidak pakai masker.” Ujar Bu Deli
Bu Rara pun pulang ,dan Bu Deli pun mengantar Bu Lani sampai di rumah .
“Mamak saya kenapa Bu?” Tanya Tasya, Anak Bu Lani
“Tadi, Ibu kamu ada orang yang mendekati mamak kamu lalu mamak kamu lemas dan flu karena tidak pakai masker dan jaga jarak.” Kata Bu Deli
“Aduh, padahal sudah ada protokol kesehatan!”
“Makanya harus selalu ingat!”
Pada suatu hari Abi umi menjual sop buah dan ia mengantar pesanan orang. Ia lupa membawa masker dan ia tidak mau berbalik ke rumah. Is pun langsung mengantar pesanan orang dan sesampai di rumah orang yang pesan dan orang yang pesan baru pulang dari Bandung dan tidak isolasi mandiri, langsung pesan sop buah dan waktu abi di jalan abi terasa sesak. Ia pulang dengan cepat dan sesampai di rumah Abi langsung sesak dan dibawa ke rumah sakit. Lewat UGD dan dimasukan ke ruang isolasi dan keesokkan harinya Abi diSWAB keluar hasil SWAB nya POSITIF. Abi dan Umi terkejut karena hasil abi POSITIF.
Pada saat begini harus selalu diingat bahwa protokol kesehatan adalah sangat penting karena sedang ada virus corona. Jika ingin kembali normal tanpa newnormal tentu kita harus patuh pada protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.
*Penulis merupakan Peserta kelas Menulis Sigupai Mambaco, Kelas VI MI Muhammadiyah Aceh Barat Daya