Oleh Rizal, S.Pd., M.TESOL
Alumni Flinders University
Mengajar di SMAN Unggul Darussaadah Kluet Raya A. Selatan
Bersolek atau menghias diri merupakan aktivitas sehari-hari yang sering dilakukan oleh kebanyakan orang. Aktivitas ini biasanya sering dikaitkan dengan wanita dan alat kosmetik, yang tujuannya untuk mempercantik diri, agar kelihatan indah dan enak dipandang. Bahkan tidak sedikit orang yang menghabiskan banyak uang untuk memperindah diri agar bisa memukau setiap mata yang memandang. Tidak hanya itu, bagi orang yang mampu bersolek secara maksimal, secara tidak langsung dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain.
Dalam dunia pendidikan, bersolek ini juga sangatlah penting terutama bagi para guru. Jika didefiniskan secara harfiah, bersolek ini akan membuat peserta didiknya senang belajar dikarenakan guru tersebut sedap dipandang nan harum dikarenakan kemampuannya dalam menggunakan alat-alat kosmetik dalam merias wajah dan mempercantik diri. Namun bukanlah hal itu saja, melainkan mengenai bagaimana pentingnya mendandani kompetensi yang ada pada diri mereka dalam menjalankan tugas yang mereka miliki secara professional. Dalam hal ini, seorang guru harus mampu bercermin atau melakukan refleksi agar hasil proses menghias diri dapat berhasil secara maksimal.
Bagi guru, bersolek dengan melakukan refleksi adalah cara yang paling efektif dalam pengembangan professional berkelanjutan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh John Dewey, “we do not learn from experience, we learn from reflecting on experience”, yang bermakna bahwa pengalaman yang diperoleh akan menjadi pelajaran saat seorang guru mampu melakukan refleksi terhadap apa yang telah di alami. Hal ini menunjukan bahwa lamanya seorang guru mengajar belum tentu dia memiliki tingkat professionalisme yang lebih tinggi dibandingkan dengan guru yang jam mengajarnya lebih rendah. Hal ini tergantung dengan seberapa sering dia melakukan refleksi terhadap pengalaman mengajar yang dia miliki. Tentu saja saja kualitas refleksi ini akan bergantung pada kemampuan guru dalam melakukan refleksi, bagaimana dan mengapa dia melakukan refleksi, serta bagaimana cara dia mengadaptasi hasil refleksi yang diperoleh dalam menjalankan profesinya.
Ada empat alasan penting mengapa bersolek harus dilakukan oleh setiap guru dalam menjalankan profesinya. Pertama, bersolek merupakan kunci utama dalam pengembangan professional. Jika seorang guru tidak mampu menganalisis dan mengevaluasi apa yang telah dilakukan dalam menjalankan profesinya, seperti mengaja di kelas, maka dia tidak akan dapat mengembangkan kapasitas yang dia miliki yang secara tidak langsung akan berdampak pada meningkatnya rasa percaya diri. Kedua, dengan bersolek guru akan mampu menemukan inovasi-inovasi terbaru yang up to date sesuai dengan perkembangan zaman. Jika Ali bin Abi Thalib memiliki ungkapan bahwa “ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya”, maka bagi seorang guru harus memiliki prinsip “ajarilah murid-murid mu dengan cara yang sesuai dengan zamannya”. Dengan bersolek guru akan mampu menemukan ide-ide baru dalam menjalankan profesi mereka dengan sukses.
Adapun alasan ketiga mengenai pentingnya bersolek adalah guru akan termotivasi untuk memahami kemampuan dan kebutuhan peserta didik mereka. Sebagaimana kita ketahui bahwasanya setiap peserta didik itu unik, memiliki karakter, kemampuan dan gaya belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu guru wajib memahami setiap perbedaan yang ada agar treatmentyang diberikan kepada mereka dapat disesuaikan. Adapun alasan yang keempat adalah dengan bersolek guru akan mampu mendorong peserta didiknya untuk melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan. Mereka akan terdorong untuk menganalisis, mengevaluasi dan meningkatkan pembelajaran yang mereka lakukan. Hal ini akan menjadikan mereka lebih mandiri dalam belajar dan mampu menemukan strategi belajar yang sesuai dengan karakter yang mereka miliki.
Agar bersolek dapat dilakukan, seorang wanita biasanya membutuhkan beberapa alat atau bahan, yang paling utama adalah cermin, bahan dan alat merias diri. Begitu juga halnya bagi seorang guru, agar proses refleksi diri yang dilakukan dapat berhasil, maka dibutuhkan beberapa instrumen, seperti lembar observasi rekan sejawat, angket siswa, ataupun rekaman video saat mengajar. Hal ini dibutuhkan agar seorang guru agar dapat mengetahui bagian mana yang perlu dirias dan bagaimana cara meriasnya agar dapat tampil lebih mempesona di depan murid-muridnya. Hanya saja sebagian besar guru enggan melakukan hal tersebut dikarenakan mereka meyakini bahwa apa yang telah dilakukan di ruang kelas telah sempurna dan baik dimata mereka. Terkadang mereka memiliki prinsip bahwa rekan sejawat ataupun siswa tidak layak menilai performance mereka di kelas yang pada dasarnya akan menghambat proses bersolek diri.
Dengan melihat begitu pentingnya bersolek yang harus dilakukan oleh seorang guru, maka sudah sepatutnya sebagai seorang pendidik harus terus belajar dengan bercermin terhadap proses yang telah dilakukan, baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Penilaian dari orang lain merupakan alat yang baik untuk mengetahui letak kekurangan yang ada pada diri kita sehingga kita mengetahui langkah apa yang perlu dilakukan agar kekurangan yang ada pada diri kita terus dapat ditingkatkan. Sehingga dengan adanya kesadaran guru mengenai pentingnya bersolek dalam menjalankan profesi mereka, semoga hal ini dapat menciptakan guru-guru yang hebat dan mempesona bagi peserta didik yang pada akhirnya akan berdampak positif bagi kualitas pendidikan nantinya.