SENYUM KEMATIAN
Sekuntum puisi liar adalah senyum
Ada duri dalam dongeng bibirnya
Intrik dingin pada tubuh kenang
Tak bisa dijangkau atau dikecup begitu saja, bila melanggar
Tangan-tangan akan menjadi api
Hasrat-hasrat akan menjadi batu
Tertimpa kutukan perawan
Puisi liar itu juga pelukan-pelukan putus asa
Saat kau bercanda membawa gelisah disitu benih tumbuh
Pohon duri raksasa yang akan membelitmu sampai mati.
Air Apo, 13 Juli 2022
MISTERI
Air mata tak pernah tahu kenapa ia menetes
Hati juga tak pernah tahu akan berlabuh kemana
Lalu mengapa mengutuk cinta atas penderitaan
Yang juga tak tahu mengapa ia ada.
Air Apo, 13 Juli 2022
SAJAK SEBELUM TIDUR
Nafasmu merayap
Menabuh genderang dada
“Apa arti cium jika rindu tak memiliki tempat?”
Malam terus mengusik
Bibir tipismu menganggu pertanyaan
“Rindu tak perlu rumah, cinta bisa kemana saja” balasmu.
Seperti sunyi yang nakal
Tak sempat aku tangkal
“Malam ini biarkan kisah kita menjadi dongeng” ucapmu lagi.
Seperti Aladin dan Putri Yasmin
atau Casanova dan Veronika?
Seperti manusia yang dimabuk cinta.
Air Apo, 11 Juli 2022
SAJAK AGNOSTIK
Terlalu fanatik
bisa buta
Terlalu liberal
bisa rawan
Ujung-ujungnya dikatakan teroris
Hanya yang tak beragama
bisa santai menikmati hidup
Tapi diusik juga dikatakan kafir
Apa harus beragama untuk mempercayai Tuhan?
Air Apo, 30 Mei 2022
Sekelumit info Penulis, hanya lelaki biasa yang menyukai puisi. Seorang Bibliomania dan pecinta kucing. Dapat disapa di IG @zhouagus FB Saunichi Agus Sauchi