OTAK
Pikir ini pikir itu dengan otak
Tipu sana tipu sini pakai otak
Suara demonstrasi semangat otak
Penguasa tak adil tiada otak
Perang ekonomi strategi otak
Kemiskinan akibat lemahnya otak
Kecanggihan teknologi permainan otak
Otak yang berotak
Tak wajar bersuara meledak-ledak
Tak pantas hentak kaki menggertak
Tak santun pribadi buas menyalak
Otak yang masih berdetak
Risau diri saat politik terkuak
Merampas kebebasan hingga terasa sesak
Mencabik kejujuran di jalur retak
Otak yang mulai terkotak
Bebaskan pikiran saat disidak
Tak lemah meski beban di pundak
Terus melangkah hingga menggapai puncak
Lhokseumawe, 06 Agustus 2022
(Ali Kusas)
Tabiat
Aku rinduku
Aku lalaiku
Aku benciku
Aku punah bersama resah
Aku lelah tanpa cipta
Aku malu tiada rupa
Aku lelap di buaian dosa
Aku tersingkir di sudut tabir
Aku terbungkam dalam kelam
Aku takluk pada setitik harap
Aku terlena di ujung titian cinta
Aku ingin lenyapkan kepura-puraan
Aku ingin tumpahkan ketidakpastian
Aku ingin hancurkan kesewenangan
Pada alam yang kian bosan
Menatap kemunafikan
Tirai tabiat napas kehidupan
Lhokseumawe, 04 Agustus 2022
(Ali Kusas)
Bagai Api
Nanar terpusat pandang
Di sisi ruang sidang
Interupsi tiada terbilang
Amarah seakan saling serang
Tak henti hitam putih terbentang
Ilustrasi hingga imajinasi terbuang
Menjalar, membakar bagai api menghadang
Pasal demi pasal terus terucap
Terpasung lekat di wajah buram terlelap
Bukan tertuju di balik suara menyelinap
Entah hanya sekadar sapa senyap
Melingkar kasar pergelangan jerit meratap
Bagai api membakar tumpukan jerami
Sidang dipenuhi janji yang teringkari
Tiada tampak pekerti hati
Hakim dan jaksa berdiam diri
Melebar senyum berpikir upeti
Tak musnah harga diri
Bagai api menjilat lembaran wasiat
Hukum sirna di genggaman akal sehat
Kebenaran terhapus tembok penyekat
Di senyum Koruptor atau Si Miskin melarat
Hanya pesan kelak mengikat
Pastikan nurani tak lagi tersesat
Lhokseumawe, 06 Agustus 2022
(Ali Kusas)
Minyak Naik
Apa sudah tahu…
Jeritan hati kaum ibu
Apa ingin tahu….
Sumpah serapah kaum bapak
Apa mereka tahu….
Tangisan lapar para bocah
Apa ada yang tahu….
Negeri ini semakin tiada sejahtera
Lihatlah tawa mereka telah berubah
Tataplah kerutan dahi ibu, bapak, dan bocah di sana
Senyum itu sirna
Berganti suram nestapa
Apa kata mereka….
Minyak naik…naik Minyak
Harga tak lagi berharga
Angka sebatas hitungan
Hidup seakan perjuangan hilang makna kemerdekaan
Si Kaya menghitung keuntungan
Yang miskin menjerit kelaparan
Minyak naik imbas kebutuhan
Lapangan kerja sulit didapatkan
Hanya Palu dan tawa dalam perbincangan
Para dewan yang duduk bangga di kursi kehormatan
Lhokseumawe, 06 Agustus 2022
(Ali Kusas)
Sudahkah Kita Merdeka?
Sudahkah kita merdeka?
Jika berkata seakan dibungkam paksa
Jika kemiskinan semakin merata
Jika penguasa dititipkan pada Si Kaya
Jika politik terusik langsung dipenjara
Jika ingin mengkritik dianggap hilang wibawa
Kapan kita rasakan merdeka?
Meskipun tujuh puluh tujuh tahun bertambah usia
Ibarat tubuh semakin renta
Kekuatan pisik tak lagi muda
Hanya semangat yang membara
Menanti hari penuh bahagia
Mungkin kita rasakan merdeka?
Jika saling menghargai
Jika saling mengerti
Jika saling mengasihi
Jika saling menjaga harga diri
Katakan kita sudah merdeka
Tanpa ada fitnah
Tanpa ada curiga
Tanpa ada air mata derita
Tanpa ada luka tersemat di jiwa
Sudahkah kita merdeka…
Lhokseumawe, 06 Agustus 2022
(Ali Kusas)