Pemanfaatan Lahan Perkarangan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Pangan Pondok Pesantren Hidayatullah Mentawai

Oleh Winda Arianti

Program Officer Yayasan FIELD Indonesia

 Pesantren Hidayatullah ini memiliki murid sebanyak 41 orang dengan luas lahan dan bangunan total 10 Ha. Lahan yang belum diolah masih cukup luas untuk dikelola. Pesantren juga memiliki peternakan sapi yang bisa dilakukan konsep pertanian berkelanjutan. Pengelola pesantren sudah mulai merangkul santriwan/wati untuk menanam seperti sayuran, jagung dan terong, namun hasilnya belum bisa mencukupi kebutuhan pesantren.

Kali ini peserta Sekolah Lapangan yang didamping Yayasan FIELD Indonesia dan ASB berkesempatan berbagi pengetahuan  untuk pembuatan pupuk organik cair (POC) di pondok pesantren Hidayatullah. Ibu Santi Lestari sebagai Pemandu sekolah lapangan di Sipora Jaya menyampaikan langkah-langkah pembuatan POC dengan menggunakan bahan dari limbah dapur organik yang ditambahkan dengan molase  gula merah. Santriwan/wati mempraktikan pembuatan POC yang dicampur dengan air kelapa dan cucian beras. Ibu Santi Lestari dalam penyampaiannya mengatakan “ penggunaan bahan organik juga menekan percepatan perubahan iklim yang biasa kita sebut global warming dimana ketika kita menggunakan bahan kimia seperti pertisida, keseimbagngan ekosistem dalam tanah akan rusak. Sehingga tanah akan kehilangan kesuburannya. Tindakan atau perilaku tersebut kemudian berdampak pada kenaikan suhu permukaan bumi, sehingga lapisan ozon akan menebal menyebabkan panas di bumi terperangkap, makanya kita merasa suhu lebih panas tentu itu juga yang akan dirasakan tanaman bagaiaman tanaman ”

Rachmadi sebagai kepala divisi Loby dan advokasi yayasan FIELD Indonesia juga menyampaikan, tanaman itu mencari makan yang disediakan di dalam tanah melalui akar, namun dia butuh yang akan memasaknya.

Nah melalui POC ini akan menghidupkan mikro organisme lokal yang berfungsi sebagai tukang masak tanaman, sehingga tanaman terpenuhi kebutuhannya. Selain itu kita juga mempraktikan cara pengolahan lahan dengan menggunakan bedengan kayu dimana tanah digali sedalam 30 cm, lalu kayu-kayu ranting dimasukan disusun berdasarkan ukuran terbesar pada bagian bawah ditambah ranting dan rumputan kering.  Lalu ditimbun dengan tanah. Ini merupakan salah satu cara pengelolaan pertanian yang akan meringankan pengolahan. Ke depan, kita hanya perlu menambahkan mulsa di atasnya tanpa dilakukan pengolahan kembali untuk menanam selanjutnya. Karena makanan tanaman dari ranting-ranting yang lapuk di dalam sudah tersedia, juga akan mengurangi pertumbuhan gulma karena menggunakan mulsa organik dari rumput-rumput kering yang digunakan.

Kepala sekolah pondok pesantren Hidayatullah Mentawai bapak Muslimin menyambut baik kegiatan road to school  yang diadakan Yayasan FIELD Indonesia  dan ASB. Harapannya ini akan berdampak menambah semangat santriwan/wati ke depannya dalam mengelola lahan pesantren sebagai bekal ilmu mereka ke depan.

Exit mobile version