Oleh Baihaki
Selama ini hanya membaca melalui media online dan cetak atau melalui postingan di media sosial. Rasa penasaran kuliner khas dari Simeulue yang satu ini “Memek” terobati.
Pada gelaran festival pesona Barat – Selatan dihelat mulai tanggal 29 sampai 31 Agustus 2022 di Lapangan Naga Kota Tapaktuan, selain menampilkan seni dan budaya juga disajikan panganan dan kuliner khas dari masing-masing daerah.
Setiap daerah yang berada di pesisir barat selatan Aceh, yaitu Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Barat, Simeulue, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil dan Kota Subulussalam tampil pada gelaran itu.
Pada acara pembukaan berlangsung kemarin, Senin (29/8), saya langsung mencari stand Kabupaten Simeulue.
Benar saja, di stand yang terkenal pulau penghasil cengkeh dan lobster ini menyajikan memek dijual seharga Rp.5000 seporsinya.
“Saya langsung saja membeli memek satu porsi, tapi sekali mencobanya terasa nikmat dan tagihan. Tak cukup satu porsi, akhirnya minta tambah satu porsi lagi.”
Mendengar kata memek, memang agak vulgar. Namun ejaan bahasanya memakai huruf “u” dengan menyebutnya meumeuk.
Kuliner ini merupakan warisan turun temurun bagi masyarakat Simeulue, bahkan memek sudah masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI).
Kuliner ini bentuknya mirip bubur namun bahan dasar pembuatan makanan dengan nama unik ini adalah pisang, beras ketan dan santan.
Ketika dimakan, rasa pisang dan beras gonseng lebih terasa apalagi dicampur dengan es batu menambah nikmatnya kuliner ini.
Butiran beras ketan yang agak kasar bertemu lembutnya pisang, ini juga menjadi sensasi tersendiri.
Perpaduan kasar lembut beras dan pisang terasa gurih dengan campuran santan. Ada manis santan, manis pisang ditambah wangi ketan. Ada juga sensasi asin dari sedikit garam yang dibubuhkan saat pembuatan memek.(*)