Pagi Lebaran
Delia Rawanita
Takbir bergema sejak semalam
Beduk bertalu talu
Hari bahagia tiba
” Yuk, salat subuh” bisikku di telinga istri
Kulihat matanya sembab
Kurangkul dengan kasih
agar beranjak mengambil wudhu
Hanya pada Allah maha pengasih
memohon segala pinta
atas apa yang ditakdirkan
atas rezeki yang dimudahkan
Kulirik meja yang masih kosong tak ada apapun di sana
Pemandangan biasa bagi kami berdua.
Tapi tak biasa di hari raya
Kuusap dadaku pilu kurangkul tubuh istriku
” Maafkan aku tak bisa menghidangkan apapun di atas meja”
Allah maha segalanya
Pintu diketuk tetangga
Sebuah rantang berisi lauk pauk penuh selera
dengan aroma lezat menebar kemana mana.
Idul adha 1443
Raudah
Subhanallah walhamdulillah
Wala ila ha illallah
Subhanallah
Walhamdulillah
wala ila ha illallah
Kuteruskan langkah tanpa ragu bahwa Allah yang Satu akan membantuku.
Aku kecil di antara desakkan orang kulit hitam itu
Tubuhku oleng ke kiri dan ke kanan terbawa arus
wajahku tengadahkan ke langit memohon ampun seketika entah dari mana terdengar suara riuh segerombolan kulit hitam menerobos masuk. Aku tersingkir ke sudut tiang.
Subhanallah
Walhamdulillah
Walaila ha illallah
Allahu Akbar
Tubuhku terperangkap di sini
Aku terdampar di atas sajadah panjang berwarna hijau.
Masya Allah
Tepat di hadapanku makam Rasullullah
Berselubung kiswah penuh asma Allah .
Subhanallah
Allahu Akbar
“Salat, salat” seseorang mengisyaratkan padaku
Dijaganya ibadahku sampai selesai.
Air mata syukur kutumpahkan di sana
Ya Rabbi
Kenikmatan mana lagi yang engkau dustakan.
Medina, 2020