Oleh Tabrani Yunis
Bulan Oktober 2022 ini, insya Allah aku pensiun. Ya, pensiun dari tugas mengajar secara resmi yang sudah digeluti sejak diangkat pertama sekali, terhitung tanggal 1 Desember 1984 yang diawali dengan status calon pegawai negeri (CPNS), ditugaskan di sekolah SMP Swasta Teuku Cut Ali, di Banda Aceh, usai menyelesaikan pendidikan di program Diploma /D 2, FKIP Unsyiah saat itu.Namun, sebenarnya aku mulai mengajar sebagai guru honor di SD usai tamat SPG Negeri Banda Aceh, tahun 1982. Kalau dihitung-hitung sudah lumayan lama aku mengajar. Sudah lebih kurang 40 tahun. Jadi, wajar dan memang sudah saatnya pensiun, agar formasi guru yang aku tinggalkan bisa diisi oleh guru-guru baru yang sesuai dengan zamannya. Aku harus menyambut datangnya SK pensiun itu dengan penuh suka cita.
Pensiun itu ada konsekwensinya. Oleh sebab itu, pensiun juga banyak rasanya. Banyak rasa seperti permen yang punya banyak rasa. Mengapa demikian? Ya, karena pensiun membawa konsekwensi yang banyak bagi banyak orang. Misalnya saja, terkait waktu. Semasa bekerja, waktu adalah hal yang selalu harus dijaga. Biasanya di kala masih aktif bekerja di kantor atau instansi pemerintah, waktu yang dimiliki sangat terbatas. Apalagi kalau mau melakukan aktivitas di luar jam kerja, pasti sulit diatur. Pokoknya semasa kerja seseorang akan selalu sibuk, tidak ada waktu untuk bekerja atau melakukan pekerjaan lain, maka saat pensiun sudah banyak waktu luang, karena tidak lagi melakukan aktivitas ke kantor atau ke sekolah untuk melaksanakan tugas. Banyak yang kebingungan karena tidaj tahu mau melakukan apa. Maka, bagi pensiunan yang produktif, dengan banyaknya waktu luang, maka waktu ini harusnya bisa dipergunakan secara produktif dan tidak sia-sia. Artinya, pensiun bukanlah saat harus kehilangan produktivitas dan tidak beraktivitas secara baik, tetapi sebaliknya dengan aktivitas, kreativitas dan produktivitas dalam berbagai hal. Semua bisa peoduktif, bila mau. Kalau produktif, pasti ramai pula rasanya.
Tentu saja bagi yang produktif, bisa bergerak produktif di masa pensiun. Ini pasti akan memberikan banyak manfaat bagi diri sendiri dan juga bagi banyak orang. Sebab, seorang pensiunan yang sudah sangat terampil, berpengalaman serta memiliki kinerja yang baik, di masa pensiun bila mau, banyak sekali yang bisa dilakukan. Bila bisa melakukan banyak hal, masa pensiun itu dirasakan sangat enak. Tentu saja karena banyak guna atau manfaatnya. Dengan demikian, masa pensiun adalah masa penuh kenikmatan.
Tak dapat dipungkir bahwa bagi orang-orang yang bisa memanfaatkan masa pensiun dengan cara produktif, masa pensiun adalah masa yang paling tepat untuk melakukan hal-hal positif di tengah masyarakat. Misalnya, bisa berbagi ilmu, ketrampilan atau keahlian serta best practices lainya. Pada masa pensiun yang produktif, juga bisa lebih aktif beribadah dan khusyuk, karena tidak perlu buru-buru. Enak rasanya bukan?
Ya, tentu saja enak dan menyenangkan. Karena bisa produktif, bermanfaat di masa tua, atau di usia senja. Hal ini penting, karena tidak sedikit pula orang yang menghadapi masa pensiun dengan resah, galau, susah atau malah takut dengan pensiun. Padahal, setiap pegawai pemerintah akan mengalami dan harus pensiun, setelah habis masa tugasnya sebagai orang PNS atau ASN. Harusnya, ya nikmati saja. Yang namanya pensiun memang harus dan menjadi momen yang indah bagi abdi negara atau abdi perusahaan yang harus pensiun. Kalau pun ada yang sudah dinyatakan pensiun, namun masih bekerja lagi karena masih diperkukan tenaganya, itu pengecualian. Sebab, bila kita mengacu pada pengertian pensiun dalam “Kamus besar bahasa Indonesia((KBBI) “ diartikan dengan “ tidak lagi bekerja karena habis masa tugas”.
Bagi yang produktif di masa pensiun, paling tidak, ya tidak merasa pahit, karena ketika banyak waktu, tetapi tidak tahu mau berbuat atau melakukan apa. Bila terasa pahit, pasti momen pensiun menjadi momen yang menakutkan atau paling kurang enak. Mengapa demikian? Pasti ada banyak hal yang membuat para pensiunan merasa galau, risau. Selayaknya tidak risau. Sebab kalau risau alias galau akan membawa pengaruh psykologis di masa tua. Ini harus dihindari.
Jadi, bagiku, bekerja sebagai guru formal yang mengajar di sekolah menengah akan berakhir. Artinya, pada bulan itu resmi akan pensiun dari jabatan fungsional sebagai guru bahasa Inggris. Saat ini sedang menunggu turunnya SK pensiun tersebut. Segala urusan usulan sudah dilakukan beberapa bulan yang lalu.
Bagiku sendiri saat ini merupakan masa yang sangat ditunggu-tunggu. Mungkin pula sebagian besar orang yang sudah lama bekerja atau sudah merasa lelah, bosan dan saat tidak mampu lagi menjalankan pekerjaan, pensiun adalah masa yang menyenangkan. Bisa merdeka. Karena bagi mereka ini masa pensiun itu adalah masa menikmati kemerdekaan, karena pada masa ini mereka bisa menikmati hari tua dengan keluarga, anak, istri dan bahkan dengan cucu. Pendek kata, masa pensiun bagi golongan ini merupakan masa yang bebas dari segala bentuk pekerjaan yang membebani pundak.
Jadi, tidak salah bila disebut bahwa masa pensiun merupakan masa yang tidak perlu dicemaskan, tetapi harus dinanti dengan penuh rasa syukur. Apalagi yang namanya pensiun adalah masa tua yang dilalui secara beragam. Selayaknya kita ucapkan selamat menikmati masa pensiun.