Oleh Tabrani Yunis
Melanjutkan tulisan sebelumnya, dalam sebuah tema besar “ Agar Masa Pensiun Tidak Galau”, seri tulisan yang ditulis berdasarkan hasil amatan terhadap sejumlah orang yang sedang memasuki masa pension atau yang sudah pension. Pada tulisan sebelumnya, sebagai rangkaian tulisan ini penulis menawarkan kepada para pensiunan untuk berbagi ilmu lewat aktivitas menulis. Maka, muncul tulisan dengan judul “Aktif Menulis di Masa Pensiun, Belajar Pada pak Tjip”,. Lalu, tulisan berikut ini penulis mengangkat judul “Pensiun? Berdagang saja”.
Berdagang adalah aktivitas yang banyak dipilih oleh orang-orang yang memasuki masa pensiun atau ketika sudah resmi pensiun. Pertanyaannya mengapa harus memilih kegiatan berdagang ( berjualan), atau melakukan aktivitas bisnis? Tentu ada banyak alasan mengapa banyak orang memilih pekerjaan ini. Ya, sebenarnya melakukan aktivitas dagang dengan berjualan di toko adalah pilihan yang baik, karena lewat dagang atau bisnis berjualan, kita bisa mendapatkan rezeki yang halal, sejauh kita melakukan dagang dengan landasan kejujuran. Jadi, jangan heran, kalau selama ini ada banyak pensiunan yang memilih kegiatan ini di masa pension. Paling tidak, bisa dikatakan dagang merupakan salah satu cara untuk mengisi waktu yang tersisa di saat pensiun. Salahkah? Tentu tidak.
Nah, tulisan ini tidak dimaksudkan untuk kalangan para pejabat yang hidup mereka sudah sangat sejahtera dan memiliki simpanan masa tua yang berlimpah, tetapi para pensiunan dari kalangan pegawai rendahan yang masih harus berjuang hidup. Dikatakan demikian, untuk kegiatan berdagang bagi kalangan pensiunan elitis, bukan sebuah pilihan yang tepat, karena kegiatan bisnis dalam bentuk dagang, bisa membuat mereka kehilangan harga diri. Dikatakan demikian, dalam melakukan dagang atau bisnis, adakalanya kita berhadapan dengan konsumen yang mungkin akan memerintahkan kita untuk mengambil sesuatu. Untuk para pensiunan yang elitis, tentu ini akan membuat mereka merasa malu dan tidak enak badan. Kalau pun ingin melakukan bisnis, berjualan di toko, ia hanya berperan pada bagian management saja, tidak ikut menjaga toko. Jadi, cocoknya usaha dagang, berjualan adalah bagi pegawai rendahan yang bukan mantan pejabat. Berdagang, bisa menjadi sebuah pilihan yang tepat.
Sebenarnya, banyak pensiunan yang galau kala menghadapi masa pension, banyak pula yang hanya tinggal menikmati hidup dengan tidak melakukan aktivitas apa-apa, selain beristirahat di rumah bersama anak dan cucu. Sementara bagi yang masih memiliki banyak tanggung jawab, mereka harus putar otak, mencari cara, mencari ide atau gagasan untuk melakukan aktivitas ekonomi, agar bisa memenuhi kebutuhan hidup di masa pensiun, sejalan dengan berkurangnya pendapatan di masa pensiun. Apalagi, ada yang memiliki anak-anak yang masih belum siap membangun kehidupan sendiri. Sayangnya pula, banyak yang tidak menyiapkan atau memulai usaha ketika sebelum pensiun dan memilih melakukannya di kala sudah mendapat SK pensiun. Kondisi seperti ini akan menyulitkan pensiunan tersebut, karena pada saat sudah genting, mereka baru mencari ide atau memulainya. Padahal, dalam menjalankan bisnis itu, lebih cepat, lebih baik.
Ini pengalaman Penulis sendiri yang akan pensiun pada Oktober 2022. Jauh sebelum datangnya momentum pension, penulis sudah memikirkan beberapa exit strategies untuk menyiapkan masa pension. Awalnya, mencoba menjalankan bisnis di bidang media dengan menerbitkan majalah POTRET dan majalah Anak Cerdas. Namun, sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan perkembangan teknologi digital, media cetak terjun bebas dan mati. Maka, dengan sigap penulis sikapi. Lalu, sejak Oktober 2014 penulis membuka usaha dagang, dengan membuka POTRET Gallery, yang terletak di jalan Prof. Ali Hasyimi, Pango Raya Banda Aceh. Artinya, kini sudah berjalan lebih kurang 5 tahun.
Penulis melakukan lebih awal karena apabila dimulai saat sudah pension, maka akan banyak kendala yang dihadapi, misalnya tidak ada ide atau gagasan, tidak punya dana untuk modal dan waktu untuk belajar berdagang juga sangat pendek. Oleh sebab itu, membuka lebih awal, akan lebih baik, karena dengan semakin cepat kita lakukan, maka ide atau gagasan bisnis tersebut akan lebih cepat datang. Kedua, cepat memulai dagang, akan cepat mendapat pengetahuan dan pengalaman menjalankan bisnis. Ketiga, semakin cepat dimulai, maka semakin cepat kita membangun komunitas pelanggan kita. Sebab, ketika usaha kita, seperti halnya POTRET Gallery sudah tertancap dalam ingatan pelanggan, maka pelanggan setia akan tetap datang berbelanja di POTRET Gallery.
Bermula dengan modal dana kecil, penulis mulai memesan souvenir kerajinan Jepara, lalu pelan-pelan memesan souvenir pernikahan. Tak lama kemudian, mulailah berbelanja sejumlah maianan anak-anak. Sejalan dengan seringnya permintaan konsumen atau pembeli akan ala-alat tulis kantor, POTRET Gallery pun diisi dengan barang-barang alat tulis kantor dan kemudian terus berkembang hingga pada segala kebutuhan pembeli. Saat ini, mainan edukatif menjadi andalan, karena mainan edukasi sangat dibutuhkan bagi anak-anak dan PAUD. POTRET Gallery pun kemudian enggunakan tagline, lebih lengkap dan lebih murah.
Nah, masa pension tinggal menghitung hari. Ya tahun 2022 yang semakin mendekat. Keberadaan POTRET Gallery bagi penulis menjadi tempat belajar yang baru. Belajar menjadi seorang entrepreneur. Menjadi seorang pedagang di masa tua. Agar bisa membangun strategi bisnis yang bagus, penulis berusaha meningkatkan pengetahuan tentang bisnis dengan rajin membaca. Melakukan survey di pasar-pasar, belajar tentang kebutuhan orang akan barang. Alhamdulilah usaha ini kini terus berkembang. Tentu saja pengalaman baru ini akan sangat berguna untuk dibagi kepada generasi muda yang tengah menggeluti pendidikan di bangku kuliah. Pengalaman menjalankan usaha serta memfasilitasi training managemen usaha di kalangan perempuan selama bertahun-tahun, membuat penulis mendapat kesempatan menjadi dosen entrepreneurship di sebuah perguruan tinggi negeri. Alahmdulilah, sebelum masa pension datang, usaha sudah dibangun, sekaligus bisa berbagi ilmu dan ketrampilan kepada generasi muda. Jadi, jangan tunggu pension, baru menulis. Jangan tunggu pension, baru buka usaha. Siapkanlah jauh sebelum pension, agar di saat pension tinggal mengembangkan saja.