• *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • Gepeng Yang Diamankan Satpol PPWH Banda Aceh Pakai Sabu Sebelum Beraksi
  • Home 1
    • Air Mata Mata Air
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Memilih Pendidikan, Memilih Masa Depan
  • Redaksi
  • Telaga Sastra Cinta “Savitri J”
Sunday, February 5, 2023
No Result
View All Result
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Berita

Murid SDN 3 Ulim Pidie Jaya Ikuti Diskusi Kelompok Terpumpun Cegah Bullying dan Pelecehan Seksual

admin by admin
June 19, 2022
in Berita, Bingkai Sekolah, Edukasi, Meureudu, Muereudu, News, Pidie Jaya
0
Murid SDN 3 Ulim Pidie Jaya Ikuti Diskusi Kelompok Terpumpun Cegah Bullying dan Pelecehan Seksual
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Meureudu – Potretonline.com, 19/06/22. Sebanyak 40 Siswa SD Negeri 3 ulim yang terdiri dari murid kelas 4 dan 5 menjadi peserta diskusi kelompok terpumpun yang bertajuk cegah Bullying dan pelecehan seksual di lingkungan sekolah, pada Kamis (16/06) beberapa hari yang lalu.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas Kami Pengajar ini menghadirkan nara sumber, Yulaika Ernawati, Analis Kebijakan Ahli Muda Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbudristek, Enlistyosari (Fasilitator Ibu Penggerak) dan Luth Eka Yanti, guru SMK Negeri 3 Bali sebagai moderator.

Kegiatan diskusi terpumpun ini  dilaksanakan secara nasional dan hanya melibatkan 3 satuan Pendidikan yaitu, SDN 3 Ulim Pidie Jaya Aceh, SDN Rawa Badak Selatan 01 Jakarta Utara dan SMPN 2 Manokwari Papua.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada warga sekolah khususnya di kalangan murid bentuk-bentuk Bullying, pelecehan seksual, upaya upaya pencegahan dan tindakan apa yang yang mesti dilakukan murid

Dalam paparannya, Yulaika Ernawati menjelaskan, salah satu kejahatan yang kerap mengancam anak-anak adalah kekerasan seksual.

“Kurangnya pengetahuan anak-anak tentang seksual yang juga menyebabkan mereka mudah dibujuk agar mau melakukan sesuatu yang diperintahkan oleh pelaku,” ucapnya.

Hal ini membuat anak SD dan SMP menjadi sasaran yang paling banyak diincar oleh para pelaku kekerasan seksual.

Kata Yulaika, masalah kekerasan seksual merupakan salah satu bentuk kejahatan yang melecehkan dan menodai harkat kemanusiaan, serta patut dikategorikan sebagai kejahatan melawan kemanusiaan.

Dijelaskannya, selain menimbulkan luka fisik, kekerasan seksual juga menimbulkan luka secara psikologi bagi anak yang mengalaminya.

Hampir sebagian besar korban mengalami trauma dan rasa bersalah kepada diri sendiri, sehingga menimbulkan gangguan psikologi lainnya.

Lebih lanjut Yulaika memaparkan, apa saja bentuk pelecehan seksual kepada murid. Kekerasan seksual terhadap anak meliputi tindakan menyentuh atau organ terlarang anak, tindakan seksual atau pemerkosaan terhadap anak, memperlihatkan media/benda porno, menunjukan alat kelamin pada anak dan sebagainya.

“Kekerasan seksual (sex abuse) merupakan jenis penganiayaan yang biasanya dibagi dua dalam kategori berdasarkan identitas pelakunya,” cetusnya.

Pertama, Familia Abuse, yaitu kekerasan seksual dimana antara korban dan pelaku masih dalam hubungan darah, menjadi bagian dalam keluarga inti, dalam hal ini termasuk seseorang yang menjadi pengganti orang tua, misalnya ayah tiri atau kekasih, pengasuh atau orang yang dipercaya.

Kedua, Extra Familia Abuse, yaitu kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang lain di luar keluarga korban. Agar terhindar dari kekerasan seksual siswa perlu memahami organ tubuh yang termasuk bagian privat, menjauhi lingkungan yang tidak baik dan berani melawan kekerasan seksual.

Ditambahkan Yulaika, ketika dalam kondisi ini terjadi murid atau siswa dapat melakukan beberapa hal seperi melaporkan kepada guru dan orangtua.

Di akhir penjelasannya Yulaika mengharapkan, peran keluarga dan sekolah harus intens dalam mensosialisasikan bahaya kekerasan seksual kepada siswa.

Sementara pemateri lain, Enlystiosari, mejelaskan tentang bahaya  bullying (Perundungan).

Dalam paparannya Enlystiosari menjelaskan, bahwa bullying adalah  segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terrhadap orang lain bertujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.

Selanjutnya Enlystiosari menyebutkan, bentuk Bullying secara fisik seperti memukul, menendang, mengeroyok, menjambak, merampas makanan, merusak barang, meminta uang jajan dengan paksa.

“Bentuk bullying secara verbal di antaranya menertawakan, memanggil dengan nama julukan yang tidak disukai, mengancam, menggoda hingga marah, berteriak kencang, menyebarkan berita bohong dan dalam bentuk relaksional atau sosial seperti tidak membolehkan teman ikut bermain, mengucilkan teman,tidak mau mengajak teman ikut belajar bersama,” imbuhnya.

Senada dengan pemateri sebelumnya, Enlystiosari memberi tips kepada  murid/ siswa ketika mendapatkan bullying agar melapor kepada guru dan pihak sekolah harus mampu menciptakan lingkungan anak yang bebas dari bullying.

Dalam sesi diskusi dan tanya jawab moderator memberi kesempatan kepada peserta untuk menanyakan langsung kepada pemateri.

Dalam kegiatan tersebut dua peserta aktif mendapatkan hadiah dari panitia, dua peserta aktif tersebut adalah Raisatul Mahira, siswa kelas 4 SD Negeri 3 Ulim Pidie Jaya dan Najwa Pingka siswa kelas 5 dari SD Negeri Rawa Badak Selatan 01 Jakarata Utara.

Dalam kesempatan itu, Kepala SD Negeri 3 Ulim T. Mukhlish Benzema mengucapkan terima kasih kepada Kemendikbudristek khususnya Komunitas Kami Pengajar yang telah memilih murid atau siswanya sebagai peserta diskusi kelompok terpumpun.

“Di samping sebuah kehormatan bagi kami, hal ini sangat bermanfaat untuk kalangan murid/siswa, siswa bisa berdiskusi langsung dengan pemateri,” ucap Mukhlish.

Lebih lanjut kandidat Doktor Administrasi Pendidikan UPI Bandung ini menyatakan bahwa SD Negeri 3 Ulim konsisten dalam memerangi tiga dosa besar dalam dunia pendidikan yaitu Intoleransi, kekerasan seksual dan perundungan.

‘Kegiatan ini semakin memotivasi kami untuk mewujudkan lingkungan yang bebas dari tiga dosa besar tersebut,” tutup Mukhlish.*

Editor : Baihaki

Related

Previous Post

Cemburu II

Next Post

Pembagian Raport SDIT Muhammadiyah Manggeng di Alam Terbuka

admin

admin

Next Post
Pembagian Raport SDIT Muhammadiyah Manggeng di Alam Terbuka

Pembagian Raport SDIT Muhammadiyah Manggeng di Alam Terbuka

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Kematian

Kematian

21 hours ago
Pentingnya Peran Ibu Dalam Meningkatkan Kecerdasan Anak

Mengapa Harus Kuliah?

1 day ago

Trending

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

9 months ago

5 Sepeda untuk Program 1000 Sepeda

5 years ago

Popular

Majalah POTRET Gelar Lomba Menulis Essai Se-Aceh

Majalah POTRET Gelar Lomba Menulis Essai Se-Aceh

2 weeks ago

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

9 months ago

5 Sepeda untuk Program 1000 Sepeda

5 years ago
Nasehat Kepemimpinan dari Sang Perdana Menteri

Nasehat Kepemimpinan dari Sang Perdana Menteri

4 weeks ago

Jambatan Sastera Kelantan – Aceh Segera Luncur

1 week ago

Spam Blocked

2,164 spam blocked by Akismet

Follow Us

  • Redaksi
  • Feed

Copyright © 2022, potretonline.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Potret Utama
  • Sorotan
  • Bingkai
  • Bingkai Sekolah
  • Frame
  • Tips Kita
  • News
  • Sehati
  • English Article
  • Wisata
  • Blitz
  • Sastra
  • Sketsa
  • Peace Corner
  • Kronis
  • Lensa

Copyright © 2022, potretonline.com

Go to mobile version