TUHAN SENANTIASA MELIHAT KITA
Kepada Sri Haer
mengenangmu di antara gerimis hujan
mengetuk pintu duka duapuluhdua tahun silam
tanpa pamrih engkau buka kembali
lembaran-lembaran nasib yang kita lalui
meski Tuhan telah lebih dulu
menggariskan di telapak tangan kita
sendiri-sendiri
bacalah adinda, bacalah riwayat itu
agar pati cinta meresap ke dalam hati
yang paling dalam
sebab cinta murni adalah cinta yang direguk
dalam perihnya kesengsaraan
mengenangmu di antara rintik hujan
yang memukul-mukul jendela kamar
menyibak tirai kekinian
di mana kita berjibaku
melerai sangsai
sketsa-sketsa masa lalu yang buram
telah hilang
berganti lukisan masa kini
yang penuh warna-warni cemerlang
bacalah adinda, bacalah kembali kisah itu
hanya buat kita berdua
biarkan saja anak-anak bermain dengan hujan
di halaman
besok mentari akan bersinar
dan bunga-bunga bermekaran di taman
bila gerimis telah berhenti, adinda
maka sudahilah kisah kita
pada sajadah mari lafazkan doa
tanpa kata, tanpa jeda
sebab Tuhan senantiasa melihat kita.
Kotafajar, awal Februari 2019
PENJARA HATI
Mestinya kau tahu
tiap waktu aku dipenjara
memaksa diri harus diam
jeruji-jeruji hati mengurungku
dari kebebasan jiwa dan pikiran
kujelajahi alam lain di luar kenyataan
kujelajahi setiap keinginan di alur pikiran
aku terbelenggu
jeruji-jeruji hati itu tetap mengurungku
dari kebebasan jiwa dan pikiran
mestinya kau tahu
kebebasan itu milik setiap makhluk Tuhan
tapi engkau memaksa diri
seakan-akan engkaulah tuhan
kau nafikan setiap kenyataan
kau kirim padaku racun yang paling mematikan
dan takdir kau jadikan alasan
untuk mengurungku kembali dalam jeruji-jeruji
yang kau ciptakan sendiri
tanpa peri kemanusiaan.
Tanah Kelahiran, 21 April 2022
TENTANG KITA
bertahun-tahun kutulis sajak
di antara semerbak senyummu
harumnya kusimpan dalam-dalam tanpa jeda
seperti taman yang kekal mengasihi warna-warni bunga
begitulah,
hingga harum bunga-bunga itu abadi
dalam setiap helaan nafasku
dalam setiap getaran yang kau simpan di relung hatiku.
Kotafajar, 22 April 2022